Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
ADA dua kabar gembira dari dunia pasar modal kita, di tengah suasana muram akibat pandemi korona. Kabar pertama, jumlah investor efek kita mencapai 9,3 juta orang, naik 56% bila dibandingkan dengan posisi akhir 2020. Kabar kedua, lebih dari separuh investor itu kaum milenial, berusia di bawah 30 tahun.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), lembaga yang menampung uang investor, awal bulan ini merilis informasi bahwa jumlah nomor tunggal identitas pemodal atau yang lazim juga disebut dengan Single Investor Identification (SID) yang tercatat di KSEI telah mencapai 9.335.798 atau 9,33 juta investor per 15 Juni lalu. Jumlah SID ini naik 56% daripada posisi 29 Desember 2020, ketika SID baru mencapai 3,87 juta.
Data KSEI menunjukkan salah satu pendorong kenaikan jumlah investor pasar modal itu ialah masuknya peserta Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) sebanyak 3,91 juta dalam Sistem Multi Investasi Terpadu KSEI, yang beroperasi sejak 10 Juni lalu. Tanpa masuknya peserta Tapera itu pun, jumlah investor pasar modal sudah naik 44% jika dibandingkan dengan total jumlah investor di akhir 2020.
Kian dipangkasnya suku bunga tabungan, ikut mendorong para deposan mengalihkan sebagian uang mereka dari deposito ke pasar modal. Selain itu, banyak kaum milenial mulai melek saham dan ikut berbondong-bondong menanamkan uang mereka ke pasar modal.
Hal itu bisa dilihat dari profil statistik usia investor pasar modal. Investor yang berusia 30 tahun ke bawah mendominasi dengan jumlah 58,39%. Sementara itu, investor berusia 31-40 tahun mencapai 21,61% dan sisanya berasal dari investor berusia 41-50 tahun, 51-60 tahun, dan di atas 60 tahun.
Dari segi angka-angka, kondisi seperti itu bisa dibilang sangat fantastis. Apalagi, pasar modal kerap menjadi tolok ukur kinerja ekonomi sebuah negara modern. Dengan pergerakan di pasar modal seperti itu, bolehlah kiranya kita menyebut bahwa Indonesia tengah bergeliat.
Semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya ekonomi modern. Selain membangun bisnis-bisnis tradisional, masyarakat kita --sebagian besar kaum milenial-- mulai melirik pasar modal sebagai alternatif untuk mencari peruntungan. Pasar modal ialah ekonomi masa depan. Kita tengah mengikuti gerak negara-negara maju.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp13.432,2 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp56,9 juta atau US$3.911,7. Sementara itu, kapitalisasi pasar saham Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat Rp7.329 triliun pada 11 Februari 2021. Itu artinya, kontribusi pasar modal terhadap perekonomian sudah mendekati 60%.
Peluang kontribusi pasar modal terhadap perekonomian nasional masih terus bertumbuh dan mendekati apa yang dicapai negara-negara maju. Di Asia Tenggara, kontribusi pasar modal Indonesia terhadap perekonomian nasional sedikit lebih baik daripada Vietnam.
Namun, jika dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia yang kontribusi pasar modal mereka terhadap PDB sudah 100%, kita masih harus terus bekerja keras. Apalagi, jika perbandingannya Amerika Serikat, kita mesti bekerja ekstra keras. Di Amerika, kontribusi pasar modal terhadap perekonomian sudah lebih dari 158%, dengan kapitalisasi pasar US$30 triliun lebih. Itu setara 30 kali PDB kita.
Namun, capaian dan geliat pasar modal Indonesia yang seperti itu jelas menggembirakan. Apalagi jika kita melihat hampir 10% kaum milenial di negeri ini ikut menjadi motor bagi pergerakan pasar modal kita. Dengan semakin banyak jumlah investor di pasar modal, akan semakin besar jumlah perputaran uang.
Semakin banyak anak-anak muda membangun startup dengan niat untuk go-public, akan kian banyak pula yang berlomba-lomba berinovasi dan menciptakan karya kreatif yang laku dijual. Saya makin optimistis, dengan kondisi tersebut perputaran dan laju perekonomian kita makin kencang.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.
Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved