Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
‘TEKNOLOGI digital membawa dampak buruk bagi masyarakat’, tulis M Ghozali Moenawar dalam buku Media Komunikasi: Diskursus Profetik, Agama, dan Pembangunan. Salah satu dampaknya adalah hadirnya masyarakat yang rentan dan artifisial, yakni tidak sempat mencerna informasi dengan baik.
Tidak sempat mencerna informasi dengan baik tergambar dalam pola komunikasi 10 to 90. Maksudnya, hanya 10% orang yang memproduksi informasi dan 90% lainnya menyebarkan dengan sukarela di media sosial, seperti Whatsapp, Twitter, dan Facebook.
Pola komunikasi 10 to 90 sangat rentan dalam masyarakat yang tidak sempat mencerna informasi dengan baik. Hanya membaca judul langsung share. Pola komunikasi tanpa verifikasi, tanpa klarifikasi, tanpa crosscheck, langsung sebar.
Bayangkan kalau 10% itu berita bohong, manipulasi data, intoleransi, ujaran kebencian, radikalisme, ajakan unjuk rasa. Apa jadinya jika 90% masyarakat langsung share? Menjadi virallah informasi yang tidak bertanggung jawab itu. Ketika ditangkap polisi, selalu berkilah hanya meneruskan pesan.
Salah satu isu yang viral dalam seminggu terakhir ialah ajakan demo bertajuk Jokowi End Game. Dalam sejumlah informasi yang beredar di media sosial, aksi tersebut dijadwalkan digelar pada Sabtu (24/7). Pada poster yang beredar, massa aksi hendak melakukan long march dari Glodok hingga kawasan Istana Negara.
Menko Polhukam Mahfud MD menyebut ajakan demo Jokowi End Game sudah ditunggangi. Menurut dia, ada kelompok yang tidak murni selalu memprovokasi menyerang pemerintah. Tidak murni karena sumber pesan antipemerintah berasal dari klaster yang sama.
Meski Jokowi End Game hanya heboh di medsos senyap di dunia nyata, kepolisian tetap melakukan antisipasi. Polda Metro Jaya menyiagakan sebanyak 3.385 personel gabungan untuk pengamanan.
Ternyata, masih ada saja yang terpengaruh ajakan tidak jelas sumbernya itu. Sejumlah orang ditangkap polisi pada Sabtu (24/7) karena diduga akan ikut demonstrasi Jokowi End Game di kawasan Monas. Polisi juga meringkus dua orang di Semarang yang merupakan terduga inisiator demonstrasi Jokowi End Game.
Mereka yang ikut demonstrasi karena ajakan di media sosial membenarkan tesis tentang dampak medsos adalah hadirnya masyarakat yang rentan dan artifisial, yakni tidak sempat mencerna informasi dengan baik. Bukankah unjuk rasa berpotensi menjadi klaster baru penyebaran covid-19?
Begitu dahsyatnya pengaruh medsos bisa ditemui dalam penelitian bertajuk Di Balik Demonstrasi Mahasiswa: Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Politik (2019). Penelitian dilakukan Tim Peneliti KANOPI FEB UI dan Tim Peneliti KSM Eka Prasetya UI.
Disebutkan bahwa media sosial dapat memengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku politik atau berdemo. Para peneliti mengutip Benjamin Bowyer dan Joseph Kahne yang memaparkan bahwa anak muda yang sering berada dalam komunitas daring lebih mungkin untuk ikut serta perbincangan politik.
Temuan Bowyer dan Kahne mengenai ketertarikan politik dalam media sosial, pertama, anak muda yang tergabung dalam komunitas daring nonpolitik lebih mudah tertarik pada perbincangan politik.
Kedua, anak muda yang terlibat dalam perbincangan politik daring lebih terdorong untuk berpartisipasi dalam perbincangan politik dan voting. Ketiga, anak muda dengan jaringan sosial daring yang besar lebih mudah terekspos dengan konten politik.
Harus tegas dikatakan bahwa teknologi media baru yang hadir dalam bentuk media jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan juga aplikasi percakapan, seperti Whatsapp, telah mengubah secara signifikan pola-pola interaksi dan komunikasi individu. Sayangnya, perubahan itu tanpa diikuti kewajiban etis.
Sudah terlalu banyak contoh penyalahgunaan medsos yang berujung pada jerat hukum sebagai konsekuensi dari penyebaran informasi tanpa memperhatikan kaidah-kaidah etika.
Microsoft pada Februari merilis Indeks Keberadaban Digital atau Digital Civility Index yang menunjukkan tingkat keberadaban pengguna internet atau netizen sepanjang 2020. Hasilnya memprihatinkan, survei itu menempatkan tingkat keadaban warganet Indonesia di posisi terbawah dari negara-negara Asia atau ranking 29 dari 32 negara di seluruh dunia yang disurvei.
Tren yang berkembang di media sosial ialah tidak adanya kedewasaan dan sikap bertanggung jawab pengguna media sosial. Kewajiban etis itu mestinya dimintai dari mereka yang aktif menggunakan media sosial sehingga tidak mempertontonkan kebiadaban.
SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).
Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.
TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.
KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved