Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Berkurban bukan Jadi Korban

Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group
16/7/2021 05:00
Berkurban bukan Jadi Korban
Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group(MI/EBET)

MENGAPA Tuhan mengganti Ismail dengan domba untuk disembelih ayahnya Ibrahim? Menurut cendekiawan Islam asal Iran, Ali Shari’ati, itu karena Tuhan tidak menghendaki manusia dikurbankan; Tuhan tidak menghendaki ayah mengorbankan anaknya.

Sejak covid-19 mendera, kita senantiasa diperingatkan untuk tidak bepergian, supaya kita tidak membawa covid-19 ke rumah. Menjelang peringatan Idul Adha bersamaan dengan covid-19 yang makin menggila, mematuhi peringatan itu sangat relevan supaya kita tidak mengorbankan anak dan keluarga kita di rumah.

Meniadakan salat Idul Adha berjemaah di masjid atau lapangan serta takbiran keliling merupakan upaya mencegah kita bepergian dan berkerumun, supaya kita tidak membawa virus covid-19 kepada keluarga kita ketika kita kembali ke rumah. Meniadakan takbiran keliling serta salat Idu Adha berjemaah mencegah kita mengorbankan diri sendiri dan keluarga kita terjangkit covid-19.

Berkurban dengan menyembelih hewan ternak sesungguhnya satu ritual simbolis dalam perayaan Idul Adha. Karena ritual simbolis, kita tak harus memaknainya secara harfiah. Kita mesti menangkap makna substansial di baliknya dengan melihat konteks kekinian.

Ketika konteksnya normal, kita kiranya bisa berkurban dengan menyembelih hewan dan kemudian membagikan dagingnya kepada yang membutuhkan. Akan tetapi, ketika konteksnya kita tengah dilanda pandemi covid-19 saat ini, kita bisa mengalihkannya serupa yang direkomendasi Muhammadiyah.

Muhammadiyah merekomendasi dana untuk pengadaan hewan kurban di momen Idul Adha 2021 dialihkan membantu warga tidak mampu akibat terdampak covid-19. “Misalnya mereka yang bekerja jualan, lalu ada keluarga yang terkena covid-19 dan tidak bisa jualan, mereka ini sangat perlu santunan karena tidak ada pemasukan sama sekali,” kata Ketua Majelis Tarjih Muhammadiyah Syamsul Anwar.

Ali Shari’ati mengatakan hakikat berkurban ialah kurbankan domba untuk mereka yang lapar. Mereka yang lapar substansinya ialah mereka yang membutuhkan. Dalam situasi pandemi covid-19 ini, boleh jadi orang lebih membutuhkan santunan uang tunai daripada daging kurban. Rekomendasi Muhammadiyah relevan dengan pernyataan Ali Shari’ati dan konteks saat ini.

Apalagi, tradisi menyembelih hewan kurban selama ini menciptakan kerumunan. Orang-orang berkerumun menyaksikan prosesi penyembelihan hewan kurban. Orang-orang juga berkerumun untuk mendapatkan jatah daging kurban. Kerumunan salah satu pemicu covid-19. Sangat mungkin mereka pulang ke rumah membawa virus covid-19. Berkurban menjadikan mereka dan keluarga korban pandemi covid-19.

Kalaulah ritual pemotongan hewan kurban dilaksanakan, kita harus menjaganya agar tak tercipta kerumunan. Panitia harus melarang orang menyaksikan pemotongan hewan kurban. Panitia harus door to door, mendatangi dan memberikan langsung daging kurban kepada mereka yang berhak mendapatkannya.

Bahkan, dalam konteks mengubah dari kurban konsumtif menjadi kurban produktif, sebagai satu ijtihad, mengapa kita tidak ‘mengurbankan’ hewan hidup. Kita menyerahkan hewan dalam keadaan hidup, bukan dalam keadaan ‘mati’, kepada fakir miskin untuk diternak supaya menghasilkan.

Berkurban dengan menyembelih hewan ternak pada hakikatnya mengorbankan yang kita miliki. Hewan ternak boleh jadi hanyalah salah satu yang kita miliki. Kita memiliki hal-hal lain, misalnya harta, termasuk pahala.

Di masa pandemi covid-19, kita dituntut kerelaan untuk mengorbankan pahala kita. Kita dituntut tidak salat Idul Adha berjemaah di masjid atau lapangan dan menggantinya dengan salat berjemaah bersama keluarga. Kebanyakan umat Islam meyakini salat Idul Adha berjemaah di masjid atau lapangan pahalanya lebih besar jika dibandingkan dengan salat berjemaah di rumah.

Padahal, boleh jadi pahala salat Idul Adha berjemaah di rumah lebih besar jika dibandingkan dengan di masjid atau lapangan di tengah situasi pandemi covid-19 sekarang ini. Dalam Islam, satu kaidah fikih mengatakan menolak bahaya lebih utama daripada mengambil manfaat. Salat Idul Adha berjemaah di rumah lebih utama karena demi menghindari bahaya covid-19 daripada salat Idul Adha berjemaah di masjid atau lapangan yang katanya manfaat pahalanya lebih besar.

Selamat menyambut Hari Raya Kurban di tengah keprihatinan. Mari kita berkurban tanpa menjadi korban.



Berita Lainnya
  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.