Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SEORANG ustaz ramai diberitakan curiga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat sengaja dibikin untuk menghalangi perayaan Idul Adha. Ceramah sang ustaz viral di media sosial. Ustaz itu curiga PPKM darurat menghalangi perayaan kurban karena kebijakan itu berakhir 20 Juli 2021, bertepatan dengan perayaan Idul Adha.
PPKM sangat mungkin diperpanjang, tidak berhenti di tanggal 20 Juli bila laju covid-19 belum bisa ditekan. Kementerian Agama meniadakan salat Idul Adha di wilayah PPKM darurat. Pemerintah sebelum memutuskan PPKM darurat menetapkan libur Idul Adha mundur ke 21 Juli yang jatuh Rabu untuk menghindari libur panjang Sabtu, Minggu, Senin yang sering disebut hari kejepit, dan Selasa.
Rangkaian kebijakan pemerintah terkait Idul Adha itu jelas bertujuan mencegah dan menekan penularan covid-19, bukan menghalangi perayaan dan ibadah Idul Adha. Lagi pula, ibadah Idul Adha, misalnya salat Idul Adha hukumnya sunah dan berkurban wajib hanya untuk mereka yang mampu, sedangkan menyelamatkan kehidupan wajib hukumnya bagi umat. Dalam perkara berkurban, Muhammadiyah malah menganjurkan umat Islam mengalihkannya untuk membantu masyarakat terdampak covid-19.
Pak Ustaz telah berpikiran negatif, suudzon, berprasangka buruk. Kata pakar kesehatan, berpikiran negatif menurunkan imunitas. Ceramah Pak Ustaz bisa menularkan penurunan imunitas pada umat yang mempercayainya. Covid-19 gampang menembus tubuh yang imunitasnya lemah. Ceramah Pak Ustaz yang bernada negatif itu boleh jadi berkontribusi memperparah penularan covid-19. Pak Ustaz semestinya menebarkan pikiran positif huznudzon, prasangka baik, supaya imunitas naik.
Wakil Ketua Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mengkhawatirkan Indonesia menjadi negara gagal terkait penanganan covid-19. Omongan Ibas, begitu Edhi Baskoro biasa disebut, selain tidak pas waktunya, tentu sangat pesimistis. Masih menurut para pakar kesehatan, sikap pesimistis juga bisa menurunkan imunitas. Covid- 19 mudah menulari tubuh yang imunitasnya turun.
Sebagai politikus, pimpinan parpol, anak mantan presiden, ini waktu yang pas bagi Ibas untuk tampil sebagai negarawan dengan membangun optimisme rakyat. Sejarah, siapa tahu, mencatatnya sebagai kontribusi Ibas dan parpolnya dalam perlawanan rakyat semesta memerangi covid-19 yang merajalela. Kata politikus Partai NasDem Irma Suryani Chaniago, bagus juga kalau Partai Demokrat mengadakan vaksinasi gratis untuk rakyat daripada omong kosong soal negara gagal.
Mirip dengan pernyataan Ibas ialah tajuk rencana satu media. Media itu meminta Presiden Jokowi mengangkat bendera putih alias menyerah melawan covid-19.
Alih-alih saling menguatkan, meminta Presiden mengangkat bendera putih justru melemahkan. Itu bukannya menyemangati, melainkan menggerogoti perjuangan kita semua melawan covid-19. Ini akan melemahkan dan menggerogoti imunitas kita. Menyerah membuat pandemi covid-19 di negara kita makin parah.
Para pakar kesehatan sering mengingatkan kita yang terpapar covid-19 terus memelihara semangat supaya pulih. Itu karena semangat bisa meningkatkan imunitas. Saling menyemangati dan menguatkan bakal meningkatkan imunitas.
Akan tetapi, pemerintah juga tak perlu baper menghadapi pikiran negatif, pesimisme, dan dorongan menyerah mereka. Pemerintah harus terus bersikap positif, optimistis, dan bersemangat pantang menyerah bekerja memulihkan kesehatan dan ekonomi terdampak covid-19 melalui rupa-rupa program dan kebijakan.
Pikiran positif, optimisme, dan semangat, ialah langkah awal menuju keceriaan dan kegembiraan. Covid-19 kiranya takut akan hati riang dan gembira. Kita yang berpikiran positif, optimistis, dan bersemangat semoga mendapat hasil negatif bila dites covid-19. Berpikiran positif supaya hasil tes covid-19 negatif.
SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).
Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.
TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.
KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved