Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Bukan Soal Telur dan Ayam

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
19/6/2021 05:00
Bukan Soal Telur dan Ayam
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PENANGANAN pandemi covid-19 bukanlah pertentangan antara ayam dan telur yang tidak jelas mana lebih dulu. Jika kasus korona meledak, jelas yang didahulukan haruslah penanganan dampak terhadap kesehatan, bukan membiarkannya demi menjaga geliat ekonomi.

Namun, di negeri ini, soal pandemi covid-19 masih disamakan dengan urusan dahulu mana antara telur dan ayam. Walhasil, telur tidak didapat, apalagi daging ayam. Ekonomi tidak bergerak signifikan, korban covid-19 terus bertumbangan.

Semua berpangkal dari dua hal: rendahnya disiplin dan lembeknya penegakan aturan. Larangan mudik sudah dibuat dalam jangka waktu yang ditentukan. Namun, sebelum tanggal larangan itu berlaku, sebagian masyarakat sudah berbondong-bondong pulang kampung. Dengan protokol kesehatan yang amat longgar plus tanpa pengawasan ketat, sudah bisa diprediksi, kasus covid-19 akan meledak dalam hitungan pekan.

Benar saja, tiga hingga empat pekan seusai Lebaran, korona menggila. Di Jakarta, tempat pemudik kembali setelah Lebaran, kasus harian positif naik hampir 700% (dari sebelum Lebaran sekitar 600-an kasus per hari menjadi lebih dari 4.160 kasus per 17 Juni 2021).

Di Kudus, peningkatan kasus korona harian bahkan melonjak lebih dari 3.000%. Pula di sejumlah wilayah tempat mudik di Jepara, Demak, Grobogan, Sragen, Wonogiri, Tegal, Brebes, Jawa Tengah, serta Bangkalan, Jawa Timur, yang notabene daerah tujuan mudik, kasus harian korona juga naik drastis di atas 100%. Sama pula yang terjadi di Garut serta Bandung dan sekitarnya, saat lonjakan korona membuat rumah-rumah sakit penuh sehingga tak sanggup lagi menampung pasien covid-19.

Namun, di sejumlah wilayah masih kita saksikan business as usual. Masih biasa-biasa saja, tak ada yang mesti dirisaukan walau faktanya sudah teramat gawat. Masih ada keraguan kalau rem darurat ditarik, target positif pertumbuhan ekonomi akan terempas. Ekonomi bakal terpukul, resesi akan kian dalam dan ngeri. Urusan mana yang harus didahulukan kembali ke teori 'ayam dan telur'.

Duduk perkaranya sudah jelas. Aturan telah pula lengkap. Termasuk prosedur dan panduan bagaimana menyeimbangkan rem dan gas juga sudah tuntas. Namun, keraguan tetap muncul. Keselamatan manusia sebagai hukum tertinggi memang lantang diteriakkan, tapi masih senyap dalam kenyataan.

Setahun lebih hidup dalam pandemi mestinya cukup memberikan bekal mengambil sikap saat darurat. Bukan lagi sama seperti ketika awal-awal pandemi terjadi. Kala itu, kita serbamaklum karena covid-19 masih baru, belum sepenuhnya bisa dikenali. Namun, bangsa pembelajar tak terlalu butuh waktu lama untuk menemukan solusi dan memitigasi dampak terburuk suatu pandemi.

Kalau kita mengulang hal yang sama seperti ketika kasus korona mulai memasuki halaman kita setahun setengah lalu, itu artinya kita sedang mempertontonkan kebebalan. Saya tidak enak hati karena terpaksa harus mengamini prediksi Louis Kraar, pengamat negara-negara industri baru di Asia Timur, yang 23 tahun lalu menyatakan Indonesia akan menjadi 'halaman belakang' Asia Timur dalam kurun dua dekade (sekitar 2018).

Ketertinggalan terjadi karena masih banyak pemimpin berlevel medioker yang tak cepat menjadi pembelajar. Penanganan 'gelombang baru' covid-19 ini menjadi ujian, apakah prediksi Kraar sepenuhnya benar, sebagian benar, atau cuma secuil yang benar. Saya berharap yang terakhir meski kadang-kadang harapan itu redup.

Setelah melihat gelagat korona masih akan mengganas, mestinya kini saatnya mengerem barang sesaat. Ibarat hendak meluncurkan anak panah, kini saatnya menarik busur ke belakang dan diam sejenak. Ketika waktunya tiba, saat covid-19 mulai benar-benar terkendali, barulah busur kita lepas dan anak panah melesat menuju sasaran yang benar.

Tidak mengapa ekonomi sedikit melambat beberapa saat, yang penting anak bangsa selamat. Saatnya membuktikan keselamatan manusia ialah hukum tertinggi. Ini soal risiko gawat korona, bukan tentang debat panjang telur dan ayam.



Berita Lainnya
  • Waspada Utang Negara

    20/8/2025 05:00

    UTANG sepertinya masih akan menjadi salah satu tulang punggung anggaran negara tahun depan. 

  • Mengakhiri Anomali

    19/8/2025 05:00

    BANGSA Indonesia baru saja merayakan 80 tahun usia kemerdekaan.

  • Topeng Arogansi Bopeng Kewarasan

    18/8/2025 05:00

    ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.

  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,