Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
NAMA menunjukkan agama. Seseorang bernama Maria biasanya beragama Kristen. Orang Islam biasanya memakai nama Maryam. Bangunan bernama Maria biasanya nama gereja atau sekolah Kristen. Bila nama tidak menunjukkan agama, ia menjadi unik, lain daripada yang lain, menarik perhatian. Kita kepingin tahu ada apa di balik nama unik itu.
Contohnya Masjid Maria Bunda Yesus. Masjid di Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, itu awalnya bernama Masjid Syekh Mohammed bin Zayed. Syekh Mohammed bin Zayed salah satu putra mahkota Kerajaan Emirat Abu Dhabi di Uni Emirat Arab. Atas permintaan sang putra mahkota sendiri, nama Masjid Mohammed Bin Zayed diubah menjadi Masjid Maria Bunda Yesus atau Mary Mother of Jesus Mosque.
Perubahan nama masjid itu wujud toleransi umat Islam kepada pemeluk Kristen. Inilah makna di balik perubahan nama masjid itu. Karena kemegahan arsitekturnya, masjid itu memang sering dikunjungi umat agama lain. Perubahan nama masjid semestinya membuat masjid itu dikunjungi makin banyak umat Islam dan penganut agama lain. Tokoh kristiani menyambut positif perubahan nama masjid itu.
Ismail lazimnya nama Islam. Akan tetapi, satu gereja di Alor, Nusa Tenggara Timur, bernama Gereja Ismail. Nama Ismail bukanlah nama lazim untuk sebuah gereja. Nama itu ternyata diambil dari nama seorang muslim yang ikut mendirikan rumah ibadah umat kristiani itu.
Pembangunan Gereja Ismail awalnya tidak memenuhi syarat kependetaan karena hanya ada empat kepala keluarga beragama Kristen. Beberapa orang Islam memasukkan nama mereka dalam daftar orang-orang yang mengajukan pembangunan gereja tersebut. Keluarga Ismail salah satu pendukung pembangunan gereja itu. Namanya diabadikan menjadi nama gereja yang berdiri pada 1949 itu.
Serupa dengan nama Masjid Maria Bunda Yesus, nama Gereja Ismail wujud toleransi beragama. NTT sangat tersohor toleransi beragamanya. Ketika di tempat lain umat beragama saling menolak pembangunan rumah ibadah, di NTT kaum muslim menyokong pembangunan gereja dan kaum kristiani membantu pembangunan masjid.
Di Bogor, Jawa Barat, umat Islam menolak pembangunan Gereja Kristen Indonesia Yasmin sehingga izin pembangunannya dibekukan. Mahkamah Agung pada 2009 membatalkan pembekuan izin pembangunan GKI Yasmin. Itu artinya pembangunan GKI Yasmin boleh dilanjutkan.
Namun, pembangunan GKI Yasmin tak kunjung diizinkan untuk dilanjutkan. Persoalan jadi berlarut-larut. Untuk menyelesaikannya, Wali Kota Bogor Bima Arya merelokasi gereja ke Jalan Abdullah Bin Nuh. Ini penyelesaian yang tidak ideal. Yang ideal tentu melanjutkan pembangunan gereja di tempat semula. Bagaimanapun itu solusi jalan tengah.
Jemaat gereja diberitakan bersepakat memberi nama gereja di lokasi baru itu Gereja Kristen Indonesia Abdullah bin Nuh. KH Abdullah bin Nuh pendiri Pesentren Al Gozali dan pejuang kemerdekaan di Bogor. Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Bogor KH Mustofa yang juga anak kandung Abdullah bin Nuh menyetujui nama orangtuanya diabadikan menjadi nama gereja.
Nama Gereja Abdullah bin Nuh tentu bagus sebagai wujud toleransi beragama di Kota Bogor. Ini serupa toleransi beragama melalui nama Gereja Ismail serta nama Masjid Maria Bunda Yesus.
Celakanya, sejumlah muslim tidak setuju gereja memakai nama Abdullah bin Nuh. Seseorang yang mengklaim mengatasnamakan agama menolak gereja memakai nama Islam tersebut karena Abdullah Nuh ulama besar dan levelnya internasional.
Siapa pula yang memberi hak kepada orang itu untuk mengatasnamakan agama? Apakah agama mengharamkan gereja memakai nama Islam dan masjid memakai nama Kristen? Bukankah nama Gereja Abdullah bin Nuh membawa pesan toleransi kepada dunia, membawa Abdullah bin Nuh, Bogor, dan Indonesia ke level internasional?
Umat Islam semestinya menyambut positif nama Gereja Abdullah bin Nuh di Bogor, serupa tokoh kristiani menyambut positif nama Masjid Maria Bunda Yesus di Abu Dhabi. Kita menantikan kehadiran Gereja Abdullah bin Nuh.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved