Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Hati Retno untuk Anak-Anak Palestina

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
24/5/2021 05:00
Hati Retno untuk Anak-Anak Palestina
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi, dalam sebuah kesempatan, menyampaikan pesan kepada kaum perempuan. Kata dia, meskipun profesionalisme menuntut kinerja logika, jangan sampai meninggalkan hati. "Logika bisa disatukan dengan hati. Jangan lupa, diplomasi is about heart. Hati tidak akan berbohong.”

Menyatukan logika dan hati menjadi kekuatan diplomasi Retno. Ia menyelaraskan kata dan tindak sehingga terpancar kasih dari hatinya. Tepatlah kata-kata puitis Kahlil Gibran, “Perempuan yang dianugerahi keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran nyata yang bisa kita pahami hanya dengan cinta, dan bisa kita sentuh hanya dengan kesucian.”

Dipahami hanya dengan cinta kasih. Kata filsuf Thomas Aquinas, kasih menggerakkan seseorang dari kedalaman dirinya untuk terarah kepada sesama; kasih mendorong orang untuk melakukan yang baik bagi sesama.

Kasih dari kedalaman dirinya itulah yang mendorong Retno untuk menyuarakan pembelaan atas anak-anak Palestina saat berpidato dalam pertemuan Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, Kamis (20/5). Ia berbicara dengan hati terkait dengan nasib anak-anak, pakai logika tatkala menolak penjajahan Israel atas Palestina.

Dalam pernyataan pembukaan, Retno menyampaikan bahwa kehadirannya ke Markas Besar PBB adalah... demi kemanusiaan, demi keadilan masyarakat Palestina… dan untuk menyerukan penghentian kekerasan dan gencatan senjata, demi menyelamatkan nyawa mereka yang tidak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak.

“Saya yakin bahwa kita semua tersentuh ketika melihat gambar-gambar bayi berusia dua bulan yang terluka dan dikeluarkan dari reruntuhan di saat keluarganya terbaring tanpa nyawa,” katanya.

Retno mengedepankan tragedi anak-anak dalam konflik yang disebutnya asimetris, antara Israel, negara penjajah dan penindas, dan bangsa Palestina, yang diduduki, yang terus menerus ditindas.

Kewajiban dunia ialah melindungi anak-anak. Jangan biarkan keceriaan dan nyawa mereka dicaplok mesin perang. “Anakmu bukan milikmu” menurut puisi Kahlil Gibran, “Mereka sekadar lahir melaluimu, tetapi bukan berasal darimu.”

Isu anak-anak Palestina yang diangkat Retno dalam forum PBB itu mengonfirmasi perhatian yang besar dari Indonesia atas martabat anak-anak. Mestinya anak diberi perhatian istimewa dengan perasaan yang mendalam akan keluhuran pribadinya.

Martabat anak-anak secara khusus diangkat Paus Yohanes Paulus II dalam Sidang Umum PBB pada 2 Oktober 1979. Dalam diri anak-anak ditemukan musim semikehidupan, antisipasi sejarah masa depan tanah air setiap negara di dunia ini.

“Kepedulian terhadap anak, juga sebelum ia lahir, sejak saat pertama ia dikandung, kemudian selama masa kanak-kanak dan keremajaannya, merupakan batu ujian utama dan fundamental bagi hubungan antarmanusia,” kata Yohanes Paulus II.

Serangan Israel ke Palestina, lebih tepatnya disebut pembantaian, ialah ujian utama dan fundamental bagi hubungan antarmanusia. Setiap manusia yang punya hati dan kasih, tanpa memandang asal-usul, pasti mengutuk kebiadaban Israel.

Kasih itu pula yang menggerakkan sejumlah perempuan Israel melakukan protes di luar tembok Kota Tua Jerusalem, pada Rabu (19/5). Mereka menyerukan upaya hidup berdampingan secara damai bagi orang Yahudi dan Arab.

Benar bahwa Israel dan Palestina sudah melakukan gencatan senjata sejak 20 Mei. Paus Fransiskus memuji gencatan senjata dan mengimbau seluruh gereja Katolik memanjatkan doa untuk perdamaian. "Saya berdoa untuk jalan dialog dan perdamaian."

Gencatan senjata harus dilihat sebagai jalan untuk segera menyelesaikan masalah intinya, yaitu penjajahan Israel atas Palestina. Karena itulah, Retno mengajak masyarakat internasional fokus pada masalah pokoknya, yaitu penjajahan.

Jalan menuju Palestina merdeka sudah dirintis. Dari 193 negara anggota PBB, per 31 Juli 2019, 138 (71,5%) telah mengakui negara Palestina. Palestina resmi disahkan sebagai non-member observer state PBB pada 29 November 2012. Tiga tahun kemudian, 30 September 2015, bendera Palestina secara resmi berkibar di Markas Besar PBB.

Negara Palestina harus terbentuk, selain karena penjajahan di atas muka bumi harus dihapus, juga untuk melindungi anak-anak sesuai Konvensi tentang Hak-Hak Anak yang disetujui PBB pada 20 November 1989. Hanya negara merdeka yang mengakui tiap-tiap anak mempunyai hak yang melekat atas kehidupannya. Hak anak itulah yang menjadi logika dan hati diplomasi Menlu Retno.



Berita Lainnya
  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.