Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Menghindari Resesi

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
04/8/2020 05:00
Menghindari Resesi
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BADAN Pusat Statistik dijadwalkan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II besok.

Perkiraannya angka perlambatan lebih dalam daripada yang diperkirakan sebesar minus 4,3%. Semua indikator ekonomi yang ada menunjukkan kecenderungan keadaan yang lebih buruk daripada yang diperkirakan.

Ekonom Josua Pardede melihat konsumsi rumah tangga menunjukkan penurunan signifikan sepanjang kuartal II. Laju pertumbuhan penjualan ritel pada periode April-Juni turun minus 14,4% (yoy). Laju pertumbuhan nilai tukar petani tercatat 0,15% (yoy) pada kuartal sebelumnya yang tercatat 1,7% (yoy).

Pertumbuhan penjualan mobil mengalami kontraksi minus 70,4% (yoy) dari kuartal II 2019 yang tercatat minus 10,7% (yoy). Tak hanya itu, pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada kuartal II 2020 diperkirakan mengalami kontraksi di kisaran minus 5,34% (yoy) jika dibandingkan dengan kuartal II 2019 yang tercatat 4,55%. Pertumbuhan penjualan semen juga terkontraksi 20,4% (yoy).

Investasi nonbangunan juga melambat terindikasi dari impor barang modal yang terkontraksi 20,1% (yoy). Yang lebih memprihatinkan, konsumsi pemerintah diperkirakan melambat sekitar minus 1,55% (yoy).  Padahal, kuartal II 2019 masih tercatat 8,2% (yoy). Seperti sering dikeluarkan Presiden Joko Widodo, penyebabnya realisasi laju pertumbuhan belanja kementerian dan lembaga yang tercatat melambat.

Tentu perlambatan itu bukan kiamat. Yang perlu dilakukan ialah apa respons yang diambil menghadapi kondisi ini. Apa langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat keadaan tidak semakin memburuk pada kuartal III sehingga kita tidak mengalami resesi?

Respons cepat harus diambil karena kuartal III sudah satu bulan berlalu. Kita tinggal punya Agustus dan September untuk berkegiatan. Kita tidak cukup melihat geliat yang ada untuk membuat keadaan menjadi lebih baik. Semua masih seperti sebelumnya, upaya untuk menggerakkan perekonomian masih dalam tataran wacana.

Memang kita mendengar laporan penempatan dana pemerintah sebesar Rp30 triliun di bank-bank pemerintah sudah dicairkan. Bank Rakyat Indonesia, yang mendapat dana Rp10 triliun, pada satu bulan pertama bisa menyalurkan kredit hampir Rp25 triliun untuk lebih 385 ribu nasabah baru.

Direktur Utama Bank BRI Sunarso dalam webinar Indonesia Moving Forward menjelaskan permintaan kredit bagi kegiatan usaha di masyarakat memang besar, tetapi masih terbatas di daerah tertentu. Kredit usaha rakyat yang disalurkan BRI banyak diserap di Jawa Barat selatan, Yogyakarta, dan Malang.

Persoalan yang dihadapi pengusaha ialah sisi permintaan. Rendahnya konsumsi masyarakat berdampak kepada terbatasnya kegiatan usaha yang bisa dilakukan. Praktis permintaan lebih tertumpu kepada kebutuhan pangan masyarakat.

Sisi permintaan itulah yang harus menjadi perhatian, terutama bantuan langsung tunai kepada masyarakat harus bisa lebih cepat dicairkan. Program padat karya tunai juga harus digiatkan agar masyarakat mempunyai pekerjaan dan mendapatkan upah dari pekerjaannya. Itulah yang menjadi modal untuk menggerakkan ekonomi.

Pemerintah bukan tidak menyadari perlu dijalankannya semua program itu. Namun, semua langkah itu masih dilihat sekadar membantu kelompok masyarakat miskin dan terdampak wabah covid-19. 

Di balik anggaran besar yang sudah disediakan untuk bantuan sosial, pesan yang harusnya disampaikan ke pasar ialah adanya dana besar untuk menggerakkan ekonomi.

Yang perlu juga dilakukan kemudian ialah bagaimana bantuan langsung tunai itu dibelanjakan untuk membeli produk-produk buatan dalam negeri. Jangan sampai dana itu dipakai untuk membeli barang konsumsi impor karena itu sama saja dengan memberikan pekerjaan kepada bangsa lain.

Kita membutuhkan masyarakat untuk bisa bekerja. Salah satu yang membuat perekonomian tertekan itu ialah persepsi bahwa perekonomian ke depan akan semakin berat. Jumlah masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja setiap hari terus bertambah.

Tugas yang tidak kalah penting dilakukan pemerintah ialah bagaimana membuat industri-industri tetap berjalan. Terutama yang memiliki tenaga kerja banyak harus bisa tetap mempertahankan pegawainya. 

Kalau perlu, pemerintah mendata dan memberikan bantuan langsung tunai kepada perusahaan untuk tetap membuat karyawannya tidak diberhentikan. Kita tidak bosan mengingatkan agar aturan yang menghambat masuknya bahan baku dan bahan penolong dicabut sementara.

Sekali lagi kita dihadapkan kepada kondisi yang tidak biasa. Semua mesin produksi yang bisa menghasilkan dan menyediakan lapangan kerja harus bisa dipertahankan. Sekarang ini kita harus mampu bertahan dan tidak masuk ke jurang resesi. Jangan sampai kita sudah jatuh karena covid-19, kemudian tertimpa lagi oleh resesi.



Berita Lainnya
  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.