Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Gubernur NTT dan Uskup Ruteng

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
25/6/2020 05:00
Gubernur NTT dan Uskup Ruteng
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ADA ungkapan satu gambar bernilai seribu kata untuk menunjukkan kekuatan sebuah foto. Kekuatan foto itulah yang menarik perhatian saya dalam pertemuan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat dan Uskup Keuskupan Ruteng Mgr Siprianus Hormat.

Viktor bertemu Sipri pada Selasa (23/6) di Ruteng. Foto pertemuan keduanya dimuat di mediaindonesia.com dalam berita berjudul Viktor: Peran Gereja dalam Pembangunan NTT Penting.

Foto itulah yang mencuri perhatian saya. Tampak Viktor membungkukkan badan, menggenggam tangan Sipri. Posisi kepala Viktor yang terekam dalam foto itu kurang dari sejengkal dari tangan yang digenggam. Saya memaknai foto itu sebagai ungkapan penghormatan sangat tinggi dari seorang gubernur kepada pemimpin keagamaan.

Gubernur yang rendah hati meski ia bukan penganut Katolik. Umat Katolik punya tradisi mencium tangan uskup. Sebenarnya yang dicium itu cincin di jari uskup. Terkesan feodal memang, tapi inilah ungkapan rasa bakti umat kepada pemimpinnya.

Penghormatan Viktor juga tersurat dalam pidatonya. Ia mengharapkan dukungan Gereja Katolik yang dianggapnya sebagai pionir pembangunan NTT. Ia tidak mau kebijakan pembangunan di NTT bertentangan dengan sikap gereja.

“Gubernur NTT akan mati kartunya jika gereja berbeda dengan gubernur. Itu langsung pincang. Itu ibarat lari, langsung ligamen putus. Jadi, kalau dengar bapak uskup sudah berbeda dengan gubernur, ligamen gubernur putus. Itu jalan pun sudah setengah mati. Pakai tongkat sudah itu. Yang awalnya dengan sprint tiba-tiba jalan pakai tongkat,” ujar Viktor.

Gereja Katolik memang tidak boleh berpolitik praktis. Akan tetapi, dosen STFK Ledalero Alexander Jebadu dalam tulisanya menyebutkan Gereja Katolik di Pulau Flores telah menunaikan pelayanan kenabiannya dengan bersikap solider dengan masyarakat petani-petani miskin di pulau ini.

Para petani miskin itu, tulis dia, berjuang mempertahankan tanah-tanah pertanian dari serbuan sekelompok orang superkaya negara-negara industri yang dieksekusi perusahaan-perusahaan transnasional di bidang pertambangan yang didorong sistem ekonomi neoliberal saat ini.

Pendapat Jebadu itu sejalan dengan seruan Kardinal John O’Connor bahwa jikalau umat Katolik tidak ikut terlibat dalam kehidupan politik atau ikut terlibat tetapi tidak menyuarakan dan menegakkan moralitas dan spiritualitas Katolik, gereja harus merasa diri gagal menjalankan misinya.

Uskup Sipri, langsung atau tidak langsung, tengah menunaikan pelayanan kenabiannya dalam membela para petani di wilayah keuskupannya yang mencakup Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur.

Dalam konteks itulah Uskup Sipri mendukung keputusan Gubernur NTT untuk meninjau kembali seluruh perizinan tambang di wilayah NTT yang telah dibuat sebelumnya.

Moratorium tambang itu ditetapkan melalui Peraturan Gubernur NTT Nomor 359/KEP/HK/2018 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara di provinsi ini.

“Dari lubuk hati paling dalam, kami meminta pada Bapak Gubernur untuk tidak melanjutkan proses perizinan penambangan batu gamping di Lengko Lolok dan pembangunan pabrik semen di Luwuk,” tulis Uskup Sipri dalam materi paparannya kepada Gubernur.

Terkait dengan izin batu gamping di Lengko Lolok dan pabrik semen di Luwuk, Gubernur dan Uskup telah berdiskusi empat mata. Keduanya sepakat pemerintah dan gereja mesti bergandengan tangan dalam membangun kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat NTT.

Sikap Sipri itu sejatinya sejalan dengan pembangunan NTT yang digagas Viktor dalam visinya NTT bangkit menuju masyarakat sejahtera dalam bingkai NKRI. Visi itu dijabarkan dalam misi pembangunan yang bersifat inklusif dan berkelanjutan.

Berkelanjutan itu pada hakikatnya ialah pembangunan berwawasan ekologis dan mendukung integritas ciptaan. Pilihan cerdas untuk NTT ialah pariwisata dan pertanian, bukan pertambangan. 

Sikap Viktor patut diapresiasi. Ia tak mau gegabah menyikapi rencana investasi tambang gamping dan pabrik semen di Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur. “Tentunya ketika ada dua kepentingan yang berseberangan, kita akan berhitung betul. Yang mana yang akan menguntungkan NTT ke depan.”

Tambang batu gamping dan pabrik semen tentu saja tidak menguntungkan NTT, Flores khususnya, karena dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah. Apalagi, daerah yang akan dijadikan tambang itu merupakan kawasan karst aktif yang berfungsi sebagai water storage. Pada titik itulah saya yakin Viktor akan membatalkan rencana tambang dan pabrik semen, apalagi ia tidak mau berseberangan dengan gereja.



Berita Lainnya
  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.