Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Tumbuh Negatif

Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group
19/6/2020 05:00
Tumbuh Negatif
(MI/EBET)

SUDAH berulangkali kita ingatkan, turbulensi hebat akan kita hadapi di kuartal II. Upaya kita bersama untuk menekan penularan covid-19 akan berpengaruh nyata terhadap perekonomian. Guncangannya akan sangat keras dan kalau kita tidak hati-hati akan membuat penumpang bisa cedera apalagi jika tidak mengencangkan sabuk keselamatan.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, selalu mengatakan salah satu kunci keberhasilan kita dalam menangani pandemi covid-19 ialah kemampuan untuk menyalurkan bantuan kepada rakyat. Mereka yang terkapar oleh pemutusan hubungan kerja jangan dibiarkan sampai tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya menyam- paikan pertumbuhan di kuartal II akan negatif. Untuk pertama kalinya sejak 1998, kita akan mengalami pertumbuhan minus 3,1%. Ini pun baru perkiraan. Jangan-jangan setelah Juni ini berakhir kontraksinya akan lebih dalam lagi.

Ini memang kenyataan yang harus dihadapi seluruh negara di dunia sebagai konsekuensi upaya untuk menekan penularan covid-19. Hanya, yang harus diperhatikan, kemampuan negara untuk merespons pertumbuhan yang negatif itu berbeda-beda.

Singapura, misalnya, menyediakan stimulus sampai US$100 miliar. Padahal, jumlah penduduknya tidak sampai 6 juta jiwa. Perdana Menteri Lee Hsien Loong sudah menyampaikan pidato kepada seluruh rakyat bahwa negara akan mengerahkan segala daya yang dimiliki untuk melewati masa-masa yang sulit ini. Bahkan para menteri diminta untuk bertemu langsung rakyat guna mengetahui apa yang perlu dilakukan pemerintah kepada mereka.

Kita pun sudah merespons risiko yang harus dihadapi. Stimu- lus yang dipersiapkan sudah dinaikkan dari Rp405 triliun men- jadi Rp766 triliun. Namun, kenaikan angka stimulus itu dianggap masih terlalu kecil dan tidak cukup untuk menyelesaikan masa- lah yang kita hadapi. Stimulus yang kita sediakan tidak sampai setengah stimulus yang disiapkan Singapura.

Padahal, besaran ekonomi Indonesia tiga kali ekonomi Singa- pura. Jumlah penduduk Indonesia lebih 50 kali penduduk Si- ngapura. Kalau stimulusnya tidak bisa menyelesaikan persoalan yang kita hadapi, kita akan sulit kembali ke situasi normal.

Kita sependapat dengan pandangan Menteri Keuangan bahwa stimulus itu harus akuntabel dan terukur. Justru karena akuntabel dan terukur, kita seharusnya bisa menghitung dengan lebih cermat kebutuhan untuk menghidupkan kembali mesin ekonomi yang terhenti ini. Kita membutuhkan adanya jump start agar ekonomi bisa bergulir lagi.

Kita juga ingin menggarisbawahi pernyataan Menteri Ke- uangan bahwa stimulus ini harus cepat dan tepat. Ibaratnya, kita memang tidak boleh sampai membuat mesin ekonomi yang terhenti ini sampai karatan. Kalau itu yang terjadi, biaya pemulihannya akan jauh lebih mahal lagi.

Sekarang ini banyak kalangan dunia usaha bertanya, bagai- mana mereka bisa mendapatkan stimulus untuk modal kerja. Sebuah hotel membutuhkan biaya operasional sekitar Rp2 miliar per bulan. Mereka membutuhkan minimal satu tahun modal kerja untuk menyerap kembali pegawai mereka yang sudah tiga bulan ini dirumahkan.

Pernyataan Menteri Keuangan harus diterjemahkan oleh perangkat di bawah untuk membangun sistem penanganan krisis. Siapa saja pengusaha yang berhak mendapatkan stimulus dan bagaimana cara mereka mengajukan? Berapa lama kemudian keputusan untuk mendapat stimulus bisa mereka dapatkan dan bagaimana pencairannya? Berapa tingkat bunga yang harus dibayarkan dan berapa lama periode pengembaliannya?

The devil is in detail. Kita tidak bisa hanya berhenti untuk menyampaikan besaran stimulus yang akan dikeluarkan pemerintah, tetapi bagaimana juga eksekusinya. Bagaimana stimulus yang ditetapkan bisa benar-benar menggerakkan kembali roda perekonomian, baik itu untuk usaha mikro, kecil, menengah, maupun besar.

Kecepatan untuk melakukan eksekusi sangat dibutuhkan karena kita dihadapkan kepada situasi krisis. Dalam situasi krisis, pilihan yang dihadapi bukan antara yang baik dan yang buruk, tetapi antara yang buruk dan kurang buruk. Sebuah pilihan yang tidak mudah, tetapi harus diambil.

Jangan lupa kita sudah menjadi negara dengan produk domestik bruto di atas US$1 triliun. Pohon yang semakin tinggi sudah pasti angin yang harus dihadapi akan semakin kencang. Terpaan ke depan akan semakin berat lagi karena kita memimpikan untuk menjadi kekuatan ekonomi nomor empat terbesar di dunia.

Sebelum kita bisa mencapai tujuan besar itu, kita harus mampu menyelesaikan persoalan yang ada sekarang. Kita harus mau memindahkan mode yang harus kita lalui ke mode ‘sangat berat’. Pertumbuhan minus ini harus direspons dengan benar karena kita harus bisa membalikkan keadaan di kuartal III agar tidak semakin banyak lagi warga yang harus terkapar oleh virus PHK.



Berita Lainnya
  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima

  • Keabadian Mahaguru

    22/7/2025 05:00

    IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.

  • Macan Kertas Pertimbangan MK

    21/7/2025 05:00

    ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.  

  • Debat Tarif Trump

    19/7/2025 05:00

    MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka? 

  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.