Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Pandemi Semen

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
07/5/2020 04:45
Pandemi Semen
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

MEDIA massa disebut sebagai cermin yang memantulkan realitas masyarakat. Andai bayangan yang dipantulkan itu buruk rupa, janganlah cerminnya dibelah tapi benahi masalahnya.

Pandemi covid-19 mendominasi pemberitaan sepanjang triwulan pertama tahun ini. Pemberitaan media konvensional maupun media baru. Riset Indonesia Indicator (I2) menyebutkan isu korona mendominasi informasi di media online, Twitter, dan Facebook.

Meski covid-19 mendominasi pemberitaan, nawaitu pers berempati pada yang papa dan mengingatkan yang mapan tetap tegak lurus. Sorotan terhadap pembangunan pabrik semen di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, di tengah dominasi pemberitaan covid-19 adalah bagian dari empati dan mengingatkan. 

Disorot, karena pabrik semen di Manggarai Timur itu muncul setelah ada moratorium pembangunan pabrik semen pada awal Februari. Moratorium sebagai solusi atas kelebihan pasokan secara nasional mencapai 4,2 juta ton.

Saat ini ada 19 perusahaan yang bergerak di industri semen padahal sebelumnya hanya ada 7 perusahaan. Pabrik semen berkembang biak karena tidak ada koordinasi perizinan antara pusat dan daerah. Perusahaan baru biasanya langsung minta izin kepada pemerintah daerah.

Pabrik semen di Manggarai Timur itu bagian dari minta izin langsung ke daerah. Selain membangun pabrik, diizinkan pula penambangan batu gamping sebagai bahan baku semen. Izin tambang justru keluar setelah Pemprov NTT melakukan moratorium tambang pada 2018. Daerah itu mengemban misi membangun NTT sebagai salah satu gerbang dan pusat pengembangan pariwisata nasional.

Eloknya Manggarai Timur melakukan pertobatan ekologis. Di sekitar daerah yang akan dibangun pabrik semen dan tambang batu gamping, sebelumnya, ada tambang mangan. Perusahaan angkat kaki dari sana pada 2017, yang ditinggalkan ialah monumen lobang bekas tambang yang masih menganga lebar. Perusahaan sama bersalin baju akan kembali menambang di sana.

Apakah pabrik semen dan perusahaan tambang batu gamping bisa disuruh angkat kaki dari Manggarai Timur? Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat memberi isyarat bahwa pabrik itu dipindahkan ke Pulau Timor jika masyarakat setempat menolak.

Penolakan mengalir deras dari berbagai elemen masyarakat setempat. Penolakan dilakukan secara bermartabat, disampaikan dalam bentuk petisi yang dikirimkan ke semua pejabat dan institusi yang terkait. Kiranya pihak yang menerima petisi jauh lebih bermartabat sehingga tidak perlulah turun ke jalan.

Sejauh ini otoritas lokal mencoba menahan perusahaan. Katanya, sudah ada kesepakatan antara pemilik lahan dan perusahaan. Jangan-jangan itu kesepakatan terpaksa ibarat lirik lagu Kucari Jalan Terbaik dari Pance Pondaag: kemesraan antara kita berdua (perusahaan dan pemilik lahan) sesungguhnya keterpaksaan saja

Keterpaksaan saja karena posisi tawar pemilik lahan sangatlah lemah. Mereka tidak tahu dampak buruk pabrik semen yang menghasilkan berlimpah partikel debu dan mengeringkan sumber air. Lebih buruk lagi bila pascatambang tanpa reklamasi.

Penelitian Wiwin Nur Afifah dari Universitas Negeri Surabaya bisa dijadikan rujukan. Ia meneliti dampak negatif industri semen terhadap masyarakat desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban (2014).

Kesimpulan penelitian itu membuat mulut ternganga-nganga. Disebutkan, kehadiran perusahaan semen membawa dampak positif terhadap suprastruktur desa. Kemudian, kepala desa memengaruhi masyarakat untuk membebaskan lahan pertanian mereka. 

Penelitian Wiwin itu sejalan dengan hasil penelitian Max Regus (2009). Disebutkan, ada banyak persoalan yang belum dapat diungkapkan dari konteks persoalan tambang di Manggarai. Namun  ada kepastian bahwa pola yang ditunjukkan korporasi selalu sama, yaitu merebut basis justifikasi regulasi untuk setiap tindakan yang berpeluang merugikan masyarakat lokal.

Ketika posisi masyarakat dirugikan, otoritas lokal mestinya tampil sebagai pembela dalam kapasitasnya sebagai penyelenggara negara yang memegang teguh asas pemerintahan yang baik dan benar. Asas yang dimaksud ialah menghindari potensi kerusakan daripada mengambil manfaat.

Hindari potensi kerusakan akibat pabrik semen dan tambang batu gamping ketimbang mengambil manfaatnya. Otoritas lokal janganlah tergelincir pandemi semen karena uang pelicin. Penelitian yang dipresentasikan di Komisi Pemberantasan Korupsi menyebutkan 82% pebisnis di sektor tambang menyatakan bahwa suap terbukti ampuh untuk mendapatkan peluang bisnis.

Kajian KPK malah menemukan korelasi kuat, sangat kuat, antara izin tambang dan pilkada yang ujung-ujungnya duit. Manggarai Timur baru dua tahun lalu menggelar pilkada.
 



Berita Lainnya
  • Noel Tabola-bale Sidak, Pemerasan

    25/8/2025 05:00

    CERDAS atau dungu seseorang bisa dilihat dari kesalahan yang dibuatnya. Orang cerdas membuat kesalahan baru, sedangkan orang dungu melakukan kesalahan itu-itu saja,

  • Noel dan Raya

    23/8/2025 05:00

    MUNGKIN Anda menganggap saya berlebihan menyandingkan dua nama itu dalam judul: Noel dan Raya. Tidak apa-apa.

  • Semrawut Rumah Rakyat

    22/8/2025 05:00

    SEBETULNYA, siapa sih yang lebih membu­tuhkan rumah, rakyat atau wakil rakyat di parlemen?

  • Kado Pahit Bernama Remisi

    21/8/2025 05:00

    TEMAN saya geram bukan kepalang.

  • Waspada Utang Negara

    20/8/2025 05:00

    UTANG sepertinya masih akan menjadi salah satu tulang punggung anggaran negara tahun depan. 

  • Mengakhiri Anomali

    19/8/2025 05:00

    BANGSA Indonesia baru saja merayakan 80 tahun usia kemerdekaan.

  • Topeng Arogansi Bopeng Kewarasan

    18/8/2025 05:00

    ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.

  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future