Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Virus Hoaks

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
05/3/2020 05:10
Virus Hoaks
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ADA dua virus yang sedang ditanggulangi pemerintah. Pertama virus korona yang positif diidap dua pasien di Tanah Air. Kedua, virus yang tak kalah berbahanya, yakni hoaks korona.

Pemerintah dengan segenap daya dan upaya telah melakukan pencegahan penyebaran virus korona. Hasilnya, sejauh ini, cukup efektif. Namun, pemerintah tertatih-tatih mencegah hoaks korona karena kemajuan teknologi komunikasi yang pesat.

Teknologi komunikasi itu ibarat pisau. Di tangan dokter bedah, pisau mampu menyelamatkan nyawa manusia. Pisau di tangan tukang jagal justru mencabut nyawa. Hoaks korona ibarat pisau di tangan tukang jagal.

Informasi yang benar bisa menjadi rujukan untuk mengambil tindakan. Akan tetapi, hoaks korona justru membawa bencana karena salah mengambil tindakan yang didasari informasi yang salah pula.

Informasi salah bisa datang dari mana saja. Sebut saja kepala daerah yang menginformasikan bahwa daerahnya dalam keadaan genting korona. Akibatnya, ramai-ramai orang memborong masker. Padahal, kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, standar WHO ialah yang sakit saja yang pakai masker.

Hoaks korona memang membawa bencana dahsyat di tengah masyarakat yang belum mampu memilih dan memilah informasi di jagat digital. Hoaks bersemai subur di media sosial.

Presiden Joko Widodo sudah lama mengantisipasi hoaks di media sosial. Bahkan, pada 29 Desember 2016, Presiden menggelar rapat kabinet terbatas khusus mengantisipasi perkembangan media sosial.

Diantisipasi karena pengguna media sosial semakin banyak seiring dengan perkembangan internet yang kian pesat. Pada 2016, ada 132 juta pengguna internet yang aktif atau sekitar 52% dari jumlah penduduk. Adapun penetrasi pasar internet sebesar 65% pada 2019, naik 10% jika dibandingkan dengan di 2018 yang 55%. Pada 2018, ada 171 juta pengguna internet di Indonesia.

Berdasarkan riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari, pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Adapun pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi.

Besarnya populasi dan pesatnya pertumbuhan internet serta pengguna telepon akan menjadi potensi ekonomi digital di tangan yang tepat. Sebaliknya, menjadi lahan subur hoaks di tangan tukang jagal informasi, apalagi pengguna media sosial aktif rata-rata menghabiskan waktu 3,5 jam per hari untuk konsumsi internet melalui gadget.

Jujur dikatakan bahwa penggunaan internet belum sepenuhnya diarahkan untuk kepentingan yang produktif. Hoaks masih terus merebak bersamaan penyebaran virus korona saat ini. Kementerian Komunikasi dan Informatika mendeteksi 147 hoaks terkait virus korona selama 40 hari sejak 23 Januari. Setidaknya terdapat 4 hoaks korona setiap hari.

Korona memang seksi menjadi hoaks sebab persoalan kesehatan menempati peringkat kedua jenis hoaks di bawah soal politik dan pemerintahan berdasarkan survei Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (2017).

Menurut survei itu, aplikasi obrolan daring seperti Line, Whatsapp, atau Telegram menjadi saluran penyebaran hoaks yang terbanyak (62,80%). Diikuti situs web (34,90%), televisi (8,70%), media cetak (5%), e-mail (3,10%), dan radio (1,20%), yang juga menjadi saluran penyebaran hoaks.

Mengapa hoaks kesehatan diminati? Mahesa Paranadipa, Ketua Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia, dalam media briefing di Jakarta, Sabtu (29/2), menjelaskan adanya kampanye antimedikalisasi yang diterapkan sejumlah kelompok. Selain itu, terkait strategi bisnis dari beberapa perusahaan untuk mendapatkan keuntungan semakin berlipat.

Hoaks terkait kesehatan itu sesungguhnya jauh lebih ganas ketimbang virus korona. Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan virus yang paling ganas itu justru virus hoaks. "Menyebarluas dengan cepat dan tidak ada obatnya," kata Yurianto seperti dikutip voaindonesia.com.

Saatnya penegak hukum turun tangan, jangan berpangku tangan. Penyebar hoaks bisa dijerat Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang mengatur mengenai penyebaran berita bohong di media elektronik. Disebutkan, setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik. Pelanggaran atas pasal itu dijerat 6 tahun penjara atau denda Rp1 miliar.



Berita Lainnya
  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.