Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BANYAK sekali orang yang kaget kok Prabowo mau menjadi menteri. Bukankah menteri pembantu presiden? Bukankah Prabowo dua kali menjadi calon presiden dan sekali calon wakil presiden?
Yang namanya 'calon' belum tentu menjadi apa pun. Calon istri belum tentu menjadi istri. Calon presiden belum tentu menjadi presiden. Yang menjadi presiden ialah Jokowi.
Siapa pun capres yang kalah, kembali menjadi warga biasa, rakyat biasa. Hidup kembali normal. Angan-angan yang tinggi mendarat di bumi. Dalam perkara ini Prabowo berhasil berdamai dengan dirinya sendiri.
Prabowo bukan capres pertama yang menjadi menteri. Wiranto pernah menjadi capres (2004). Lalu menjadi cawapres (2009). Akhirnya menjadi menteri (2016-2019).
Bedanya dengan Prabowo, Wiranto melewati 12 tahun dari capres menjadi menteri. Waktu yang cukup panjang membuat publik kayaknya lupa bahwa Wiranto pernah menjadi capres. Adapun Prabowo sebagai capres masih sangat kuat dalam ingatan publik. Pilpres 17 April 2019, hanya dalam 6 bulan, Prabowo diangkat menjadi menteri pertahanan.
Persaingan dalam pilpres yang dihadapi Prabowo jauh lebih sengit dan lebih keras dalam berbagai dimensi jika dibandingkan dengan yang dihadapi dan dialami Wiranto. Partai Hanura yang didirikan dan dipimpin Wiranto menjadi partai papan bawah, sedangkan Partai Gerindra yang didirikan dan dipimpin Prabowo menjadi partai papan atas.
Perbedaan lain, Wiranto menjadi menko polhukam untuk presiden yang dalam pilpres diusung dan didukungnya, bukan capres saingannya. Sangat berbeda dengan Prabowo. Pantas orang bertanya heran, kok mau menjadi menhan?
Kebanyakan orang, termasuk saya, tidak tahu dengan baik siapa diri sendiri. Hemat saya, setelah berkali-kali kalah dalam pilpres, Prabowo tahu benar siapa dirinya. Dirinya lebih tentara daripada politisi.
Sekalipun Gerindra berhasil menjadi partai tiga besar, dirinya yang autentik rupanya tetaplah seorang tentara. Bukan politisi. Sebagai gambaran, bahkan pemimpin sekelas Bung Hatta lebih sebagai intelektual daripada politisi. Itu sebabnya dia memilih mundur dari jabatan wapres.
Jabatan paling tinggi dan paling berwibawa sepanjang karier Prabowo sebagai tentara ialah Pangkostrad. Itu jabatan untuk jenderal bintang tiga. Kita tahu kariernya kemudian terputus secara tidak enak.
Tentara tulen tentu ingin meraih jenderal bintang empat. Sebagai menhan, Prabowo bisa mendapat kenaikan pangkat kehormatan jenderal bintang empat. Bukan perkara baru. SBY, Luhut Pandjaitan, Hendropriyono, contoh mendapat kehormatan itu. Dalam perspektif personal, hal itu bagus bagi riwayat ketentaraannya.
Satu hal yang perlu dicatat, Prabowo selalu mengambil sikap tegak hormat tentara kepada Presiden Jokowi. Bahkan, SBY tetap disapanya presiden kendati sudah mantan presiden.
Bertarung dalam pilpres selalu kalah, wajar bila sampai di dalam suasana kebatinan capek dan saku berdarah-darah. Berkepanjangan menjadi oposisi pun dapat sangat meletihkan. Di titik itu sepatutnya orang bertanya, 'apa yang dirasakan', bukan 'apa yang dipikirkan'.
Diri yang lebih tentara daripada politisi itu ialah warga yang membahasakan dirinya ingin mengabdi untuk negara di bidang pertahanan. Tempat yang terbaik baginya menjadi menteri pertahanan. Itu pula yang diberi Jokowi.
Pelajaran pokok untuk pilpres mendatang, kiranya kita sebagai anak bangsa tidak mengulangi kerasnya persaingan capres sampai sakit hati sesama kita. Pilpres ialah pesta rakyat. Seusai pesta tetap riang gembira, segirang Jokowi bertemu Prabowo dan sebaliknya.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.
APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.
MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.
"LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.
SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.
HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.
ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”
KOPERASI itu gerakan. Ibarat klub sepak bola, gerakan koperasi itu mirip klub Barcelona. Klub dari Catalan, Spanyol, itu dari rakyat dan milik rakyat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved