Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
LAPORAN United Nation Industrial Development Organization terbaru menyebutkan betapa tertekannya pertumbuhan industri di dunia akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Semua kawasan mengalami perlambatan dan mereka sekarang berpikir keras mencari jalan keluar dari kesulitan ini.
Pertumbuhan industri manufaktur di Amerika Utara pada kuartal I 2019 tercatat hanya 1,8% (year on year), padahal kuartal terakhir tahun lalu masih mencatat pertumbuhan 2,5%. Hal yang sama dialami Uni Eropa yang ditambah kepenatannya karena persoalan rencana keluarnya Inggris dari UE tidak berujung. Pertumbuhan industri manufaktur di kawasan itu hanya tumbuh 0,3%.
Kondisi lebih parah dihadapi negara-negara Asia Timur. Industri manufaktur Jepang tumbuh minus 1,1%, Korea Selatan minus 1,7%, Taiwan minus 3,7%, dan Singapura minus 0,3%.
Menurut UNIDO, hanya dua negara Asia yang industri manufakturnya masih tumbuh baik, yaitu Indonesia dan Vietnam. Industri manufaktur Indonesia tumbuh sebesar 5,1% dan Vietnam tumbuh sebesar 4,1% pada kuartal I tahun ini.
Bagaimana lalu kita menyikapi semua ini? Hanya bangsa Indonesia yang tidak pernah percaya diri dan tidak suka mendengar berita positif seperti itu. Selalu yang dikembangkan ialah kesulitan, ketidakberdayaan, dan hal yang serbanegatif tentang negeri ini.
Memang, banyak hal yang perlu kita perbaiki. Di bidang investasi, misalnya, arus modal yang masuk tidak sebesar seperti yang seharusnya bisa kita dapatkan. Namun, persoalan sebenarnya terletak pada kita sendiri. Kita mau agar investasi masuk deras ke Indonesia, tetapi kita tidak mau bersahabat kepada investor.
Berbagai peraturan yang ada bukannya memperlancar, tetapi justru cenderung menghambat. Urusan tanah merupakan yang paling merepotkan. Masalahnya, aturan hukumnya mengikat diri kita sendiri sehingga kata Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, stafnya selalu ragu-ragu menyelesaikan urusan tanah karena takut terkena kasus hukum.
Belum lagi yang berkaitan dengan urusan teknis. Seorang pengusaha yang mengurus perizinan untuk pembuatan kapal tangkap, misalnya, sudah tiga tahun izinnya tidak pernah dikeluarkan. Kalau ditanya apa kekurangan dari perizinan yang diajukan, anehnya jawabnya tidak ada yang kurang.
Sekarang ramai dibicarakan soal relokasi industri dari Tiongkok yang tidak masuk ke Indonesia. Mereka memilih Vietnam, Thailand, atau Malaysia sebagai tujuan relokasi. Apa alasannya? Karena aturan impor barang modal bekas ke Indonesia tidak diizinkan.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sekarang mencoba mengubah aturan izin impor barang modal yang akan relokasi ke Indonesia. Ini tentunya sebuah terobosan untuk mempermudah terjadinya relokasi industri. Namun, praktiknya tetap tidak mudah karena kebijakan itu harus diharmonisasi terlebih dulu dengan pihak Bea dan Cukai.
Kita tahu koordinasi merupakan hal yang paling sulit dilakukan. Semua menyadari persoalan itu, tetapi tidak pernah ada yang berupaya untuk memudahkannya. Tetap saja adagium yang berlaku ialah 'kalau bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah'. Apalagi tidak ada indikator kinerja yang mengaitkan apa yang dikerjakan dengan peningkatan investasi.
Sekarang bahkan investor asing akan berpikir dua kali untuk berbisnis ke Indonesia. Kejadian kemarin di Pandeglang merupakan cerminan buruknya tingkat keamanan di Indonesia. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto ditusuk orang yang tidak dikenal ketika turun dari mobil saat hendak mengunjungi sebuah pesantren.
Kejadian ini jelas merupakan promosi buruk tentang Indonesia. Demokrasi yang hendak kita bangun mulai keluar dari rel. Percobaan pembunuhan terhadap tokoh politik menjadi model yang baru.
Kita tidak boleh membenarkan tindakan seperti ini, apalagi dibiarkan terus berkembang. Kalau tidak, demokrasi kita akan diwarnai dengan darah. Padahal, demokrasi mensyaratkan penyelesaian semua perbedaan harus dilakukan secara beradab.
Kita pantas kasihan kepada negeri ini kalau yang dikembangkan ialah sikap saling tidak suka, sikap saling tidak percaya. Kita akan terjebak pada kondisi yang dikatakan 'bellum omnium contra omnes, perang semua melawan semua'. Kalau sikap kita seperti itu, kita pasti tidak pernah akan ke mana-mana, padahal banyak negara lain melihat betapa beruntung dan potensialnya negeri ini.
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.
Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved