Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SEMAKIN mendekati 22 Mei 2019, yaitu jadwal KPU mengumumkan hasil pemilu, di ruang publik semakin bermunculan ekspresi orang-orang kalap. Ekspresi itu tidak saja mengandung kekerasan, tetapi juga kebodohan seperti mengajak rakyat tidak membayar pajak.
Kebodohan itu diserukan dengan bersemangat, berapi-api. Menontonnya di media sosial, terbacalah orang itu mengira bahwa ajakannya untuk tidak membayar pajak merupakan tanda kearifan berbangsa dan bernegara.
Patut diduga baginya kalah dalam pilpres berarti putus jalan menuju masa depan. Padahal jalan mundur pun sudah lebih dulu putus. Terjadilah kalap.
Pilpres 2019 menunjukkan bahwa kita punya persoalan besar, yaitu potensi keretakan anak bangsa, yang bila terjadi, menelan biaya sosial yang amat mahal. Karena itu, perlu upaya bersama jangan sampai terjadi.
Pilpres membuat sebagian dari kita terperangkap dalam kemarahan dan sepertinya tidak melihat ada batas antara marah dan kalah. Hasilnya ialah kalap.
Kalap hanya terjadi ketika marah sekali. Marah sekali menyebabkan lupa diri, sampai kalap. Karena hal itu, kalap benar-benar tidak nyaman buat kita, termasuk buat yang tidak kalap. Kenapa?
Orang-orang kalap yang mata gelap itu menganggap dirinya superior mampu menciptakan perpecahan sosial, memproduksi anarki sosial, menghancurkan norma. Apakah kita yang waras akan membiarkan meledak begitu saja?
Jawabnya pasti tidak. Sekali lagi tidak. Karena itu, saya mafhum ketika membaca berita di harian The Straits Times bahwa 32 ribu prajurit digelar setelah penghitungan suara KPU.
Tidak usah juga heran bila Kedutaan AS peringatkan warganya agar menghindari demo pilpres 22 Mei.
Demokrasi ialah jalan damai. Tapi kenapa jalan damai malah menghasilkan orang-orang kalap yang berkeinginan menghancurkan norma?
Jawabnya karena memang 2019 merupakan batas akhir elite lama untuk mencalonkan diri menjadi capres kembali. Pilpres 2024 bukan lagi era mereka. Pada saat itu suka atau tidak suka lahir capres yang baru sama sekali.
Orang kalap tidak boleh dihadapi dengan kalap. Aparat keamanan berjagalah dalam jiwa yang tenang. KPU lanjutkan terus penghitungan suara dan umumkan hasilnya sesuai jadwal. MK bersiaplah menghadapi perkara pemilu. Kami percaya kepada kalian. Bukankah yang menuduh curang wajib membuktikannya?
“NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”
Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.
WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.
VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.
SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.
ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.
HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.
PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.
PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.
Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved