Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ujian Kebersamaan di Mako Brimob

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
11/5/2018 05:30
Ujian Kebersamaan di Mako Brimob
(ebet)

UNTUK menguji kebersamaan dan nurani kita masih hidup atau tidak, lihatlah ketika musibah datang. Adakah rasa duka atau setidaknya rasa simpati ditunjukkan? Kebersamaan akan memunculkan solidaritas, itu postulatnya.

Kerusuhan berdarah di Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) Kelapa Dua, Depok, yang menewaskan enam orang (lima polisi dan satu narapidana teroris), dan melukai beberapa anggota Polri, ialah salah satu ujian kebersamaan kita sebagai bangsa. Lima polisi gugur kabarnya  dengan tubuh penuh luka karena penyiksaan. Perbuatan teroris itu, kata pejabat Polri, keji dan tak beradab.

Adakah teroris beradab? Tepat jika terorisme menjadi musuh kemanusiaan. Musuh orang-orang yang punya adab. Karena itu, menjadi aneh bangsa ini, ketika mendengar warta duka itu, justru yang pertama-tama diucapkan bukan empati terhadap para korban, melainkan tampak berempati para para teroris. Tak sedikit pula yang memanfaatkan tragedi itu sebagai momentum untuk menyerang pemerintah karena Ahok ada di Rutan Mako Brimob.

Kini, peristiwa apa saja, juga kematian dan kepedihan, akan memunculkan sekurangnya dua kontras pendapat: propemerintah dan kontrapemerintah. Mencemaskan. Empati pun ditentukan kepentingan, bukan rasa kebersamaan sebagai saudara sesama bangsa. Lihat saja dalam tragedi dua anak yang meninggal di Monas karena antre sembako. Amat terlihat simpati bertendensi itu.

Kembali pada peristiwa berdarah itu di Mako Brimob, itu pasti mengejutkan semua pihak. Terutama Polri, Densus 88 yang prestasinya diakui dunia dalam memberantas terorisme, kini justru dibunuh di markas sendiri. Para napi teroris yang berjumlah 155 orang itu menguasai tiga dari enam blok rumah tahanan yang ada di Mako Brimob selama 36 jam. Dari Selasa (8/5) malam hingga Kamis (10/5) pagi, kemarin.

Setelah membunuh lima anggota Polri, mereka menyandera empat anggota lainnya. Kian mencemaskan tentu saja. Mereka memegang senjata yang direbut dari anggota. Mereka punya pengetahuan dan pengalaman. Kita tahu kemudian, mereka tak semua bersetuju dengan kekerasan.

Berkali-kali pejabat Polri menjelaskan tragedi berdarah itu bermula dari kiriman makanan dari anggota napi. Para napi menanyakan makanan dengan jawaban petugas yang tak memuaskan lalu keributan itu pecah. Kita tahu dalam banyak pengalaman, apa saja memang bisa menjadi sebab, termasuk pandang-pandangan, terlebih makanan.

Namun, tetap ada banyak pertanyaan kenapa itu terjadi. Kenapa senjata bisa dikuasai para napi teroris? Bagaimana sistem keamanan di dalam mako sendiri? Bagaimanakah standard operating procedure di dalam? Adakah sesuatu yang tak lazim terjadi di dalam mako?

Juga ada silang pendapat tentang istilah. Ada petinggi Polri yang mengatakan timnya masih melakukan negosiasi dengan teroris. Namun, kemudian, petinggi Polri lain menegaskan tak ada negosiasi. Negosiasi menunjukkan sikap lunak, sementara menghadapi terorisme mesti tegas. Bukankah upaya pembebasan sandera dengan persuasif, bukan ofensif, di dalamnya ada negosiasi?

Kita paham kekagetan itu. Pemerintah lewat Menko Polhukam Wiranto kemudian menjelaskan seraya meminta maaf kepada masyarakat karena lama tak ada penjelasan komprehensif. Alasannya karena pemerintah tengah menyiapkan upaya pembebasan sandera dengan cermat. Apa lagi ada anak-anak dan perempuan. Karena itu, perlu standar pembebasan yang tak melanggar HAM.

Publik pun bertanya di mana Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang ahli terorisme itu? Ternyata ia tengah bertugas di luar negeri dan terus memberi instruksi kepada korpsnya untuk menangani penyanderaan itu. Tito baru pulang Kamis sore. Namun, kita bersyukur 145 napi teroris menyerahkan diri dan kini langsung dipindahkan ke penjara Nusakambangan. Tak ada aksi balasan dari para anggota Polri.

Kita baru tahu bahwa Mako Brimob bukanlah lokus untuk tahanan teroris. Ia tempat tahanan bagi para anggota Polri/penegak hukum yang terlibat tindak pidana. Jadi, itu tidak dibangun dengan sistem pengamanan bagi narapidana yang masuk kategori risiko tinggi. Tahanan teroris itu titipan dari Rutan Salemba di bawah Kementerian Hukum dan HAM.  

Terungkap pula Rutan Mako Brimob hanya menampung 60-an tahanan. Faktanya dua kali lebih. Itu problem klasik. Sejak 10 tahun lalu, semua rutan dan lembaga pemasyarakatan di negeri ini kelebihan kapasitas; hingga kini belum ada solusi memadai. Namun, soal penjara penuh selalu muncul setiap ada persoalan. Jangan sampai korban jiwa jatuh lagi lebih banyak lagi karena kelebihan beban.

Kita setuju evaluasi menyeluruh harus dilakukan pihak Polri setelah tragedi Mako Brimob. Terlebih kabarnya Polri menjadi sasaran utama tindak terorisme. Termasuk revisi UU No 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme agar ada acauan hukum yang lebih jelas untuk ancaman terorisme.

Namun, kritik pada Polri dan pemerintah mestinya jangan sampai kita kehilangan empati pada soal kemanusiaan. Bangsa ini harus punya kedewasaan memilah, mana yang harus bersama dan mana yang harus berbeda. Tanpa kepekaan akan kemanusiaan dan sikap objektif pada kebenaran faktual, kita tengah mengalami problem besar sebagai bangsa. Telah terpatri pada pikirannya: hanya ada kami dan mereka. Bukan kita: Indonesia.

 



Berita Lainnya
  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.