Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Industri 4.0

Suryopratomo/Dewan Redaksi Media Indonesia
07/4/2018 05:30
Industri 4.0
(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

PRESIDEN Joko Widodo, Rabu (4/4), meluncurkan gerakan untuk membawa Indonesia masuk era industri 4.0.

Era yang menggabungkan pembangunan industri dengan pemanfaatan jaringan internet merupakan kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri.

Tidak ada negara di dunia yang maju tanpa ditopang industri yang kuat.

Untuk itulah kita harus mendorong pembangunan industri.

Kita sudah menetapkan sampai 2030 nanti kontribusi industri terhadap produk domestik bruto harus bisa kembali di atas 30% dari sekarang yang hanya sekitar 20%.

Kontribusi produk industri kepada ekspor juga akan didorong menjadi di atas 10% dari sekitar 2% sekarang ini.

Presiden mengeluhkan nilai ekspor kita yang kalah jika dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, dan Vietnam karena ekspor kita yang terbesar masih berasal dari komoditas.

Sementara itu, negara-negara lain sudah beralih ke produk yang nilai tambahnya tinggi, seperti otomotif, elektronik, dan produk petrokimia.

Kementerian Perindustrian sudah membuat peta jalan mengenai bidang industri yang akan dijadikan motor ke depan.

Lima industri yang akan dijadikan unggulan ialah petrokimia, otomotif, elektronik, makanan dan minuman, serta tekstil dan produk tekstil.

Pengalaman banyak negara, transformasi itu hanya bisa terjadi apabila ada kesadaran bersama dari seluruh bangsa tentang tujuan besar yang hendak kita capai.

Ketika di zaman Orde Baru kita hendak beralih dari ekspor yang hanya bertumpu pada minyak dan gas menjadi ekspor nonmigas, hampir setiap hari kita gaungkan keinginan itu.

Hasilnya, di awal 1990-an kita mampu membangun industri dan bahkan sempat kita dijuluki sebagai negara industri baru.

Hal kedua, transformasi menjadi negara industri membutuhkan konsistensi karena diperlukan waktu panjang untuk mencapainya.

Tiongkok bisa berubah menjadi kekuatan industri dunia karena konsisten membangun lebih dari 20 tahun.

Untuk itulah pembangunan industri Indonesia pun harus konsisten dilakukan setidaknya sampai 2030.

Pertanyaannya, apakah kita mampu menjalankan kebijakan pembangunan industri secara konsisten? Inilah tantangan paling berat yang harus kita hadapi.

Harmonisasi aturan dan kebijakan merupakan salah satu prasyarat bagi terciptanya industri 4.0.

Jujur sekarang ini kita melihat kementerian pun masih jalan sendiri-sendiri.

Banyak contoh yang bisa kita tunjukkan. Pembangunan industri tidak mungkin akan terjadi tanpa ketersediaan energi.

Urusan pasokan gas untuk industri, misalnya, masih belum bisa kita selesaikan.

Gas yang kita miliki masih banyak diekspor karena dianggap sebagai penerimaan negara sehingga industri dalam negeri tidak kebagian.

Paling ironis industri petrokimia seperti Chandra Asri harus mengimpor bahan baku yang mereka butuhkan.

Kadang untuk mengimpor pun sering kali juga dipersulit.

Industri kaca sempat kalang kabut ketika izin impor garam tidak kunjung disetujui Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sampai-sampai Presiden harus turun tangan untuk menyelesaikannya.

Kebijakan parsial akhirnya mengganggu pembangunan industri.

Sekarang, misalnya, untuk memecahkan kemacetan di jalan tol akan diterapkan aturan ganjil-genap termasuk untuk truk.

Dengan aturan seperti itu, keinginan untuk menurunkan biaya logistik pasti akan sulit tercapai karena efisiensi truk untuk mengangkut hasil produksi otomatis turun menjadi 50%.

Penurunan itu pasti akan dibebankan kepada harga produk dan akibatnya daya saing pasti akan menurun.

Kalau kita ingin membangun industri yang tangguh, beban itu tidak bisa dipikulkan hanya kepada Kementerian Perindustrian.

Paradigma untuk menjadikan Indonesia menjadi negara industri harus ada pada benak semua kementerian dan juga seluruh warga bangsa ini.

Peran dari masyarakat yang diperlukan antara lain bagaimana kita menjadi lebih melek internet dan memiliki keterampilan di bidang teknik.

Kita harus sungguh-sungguh mengurangi mahasiswa yang mendalami ilmu sosial dan mendorong untuk mempelajari bidang teknik.

Tidak mungkin kita akan menjadi negara industri jika hanya 19% mahasiswa yang mau menekuni bidang teknik.

Intervensi pada bidang pendidikan wajib dilakukan oleh negara.

Bahkan seperti di Malaysia, orang tidak bisa sekolah hanya mengikuti keinginan sendiri walaupun mereka membiayainya sendiri.

Bidang ilmu yang akan ditekuni harus disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi dan ilmu pengetahuan yang diperlukan negara dalam melakukan pembangunan.

Memang menjadi pertanyaan, di era demokrasi di saat semua orang merasa memiliki kebebasan, apakah mungkin kita membuat arah pembangunan yang terkoordinasi dan berjangka panjang? Inilah tantangan yang harus dijawab para elite bangsa.

Bahwa ada kepentingan besar bangsa yang harus bisa disepakati bersama karena kita hidup di era persaingan ketat.

Tidak pernah kita bosan untuk mengatakan demokrasi bukanlah tujuan.

Demokrasi hanyalah alat untuk mencapai tujuan bersama, yakni menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Pencanangan gerakan membangun industri 4.0 sendiri barulah langkah awal yang harus diikuti tindakan yang secara konsisten dan terus-menerus kita laksanakan.



Berita Lainnya
  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.