Headline

Kemenlu menyebut proses evakuasi WNI mulai dilakukan via jalur darat.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Hoaks di Facebook

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
04/9/2017 05:31
Hoaks di Facebook
(AFP PHOTO / LOIC VENANCE)

INI fakta, berita bohong (hoaks, fake news) paling banyak diproduksi dan disebarluaskan melalui Facebook jika dibandingkan dengan media sosial lain. Itu terjadi di Ameriak Serikat dan itu juga kiranya terjadi di negeri ini. Facebook tidak hanya platform yang paling banyak dipakai untuk berita bohong, tetapi juga untuk ujaran kebencian.

Polri telah menangkap sindikat penyebar kebencian Saracen dan terus mendalami pihak-pihak yang memesan ujaran kebencian itu, khususnya melalui Facebook. Di AS berita bohong melalui Facebook telah menjadi komoditas yang berbahaya bagi demokrasi. Padahal, itu negara embahnya demokrasi.

"Saya pikir Donald Trump berada di Gedung Putih karena saya," kata Paul Horner, 38, penulis berita bohong via Facebook kepada the Washington Post (17/11/2016). Tanpa mengecek fakta, pendukung Trump percaya begitu saja apa yang ditulis Paul Horner dan menyebarkannya. "Saya dapat menulis hal yang paling gila tentang Trump, dan orang memercayainya," tambah Paul.

Dalam sebulan Paul mendapat US$10 ribu (sekitar Rp133 juta) dari Adsense. Adsense ialah program kerja sama periklanan melalui media internet yang diselenggarakan Google. Orang dapat mempelajari via Youtube, bagaimana mendapatkan uang melalui Facebook dan Google Adsense. Penghasilan penulis berita bohong itu menggiurkan.

Juga di sini. Menurut harian ini, ketua grup Saracen, Jasriadi, yang mengunggah posting-an tulisan atau meme yang mengandung unsur SARA, mendapat honor Rp10 juta per bulan. Setelah pilpres AS 2016, berbagai studi dilakukan mengenai berita bohong melalui media sosial.

Hasilnya, (1) 62% orang AS dewasa mendapat berita dari media sosial, (2) berita bohong paling populer melalui Facebook, (3) banyak orang yang melihat berita bohong itu memercayainya, (4) diskusi berita bohong paling banyak cenderung menyukai Trump ketimbang Hillary Clinton, (5) dengan menggabungkan semua itu, sejumlah komentator berpandangan tanpa pengaruh berita bohong di Facebook, Trump tidak bakal terpilih menjadi presiden (Hunt Allcott dan Matthew Gentzkow 2017).

Berita bohong via Facebook tidak hanya dalam hal pilpres. Di Inggris beredar berita bohong iming-iming voucer berhadiah. Misalnya, berita bohong voucer 1.000 pound sterling (Rp17 juta lebih) dalam rangka ulang tahun supermarket Tesco. Bagaimana dengan Facebook di negeri ini? Pada 2016 ada 76 juta pengguna Facebook, nomor empat terbesar di dunia, naik 8 juta dari 68 juta pengguna pada 2015.

Jumlah itu menunjukkan betapa hebat pengaruh buruk Facebook bila digunakan sebagai medium berita bohong dan ujaran kebencian. Apa tanggung jawab Facebook? Kata pengamat media Agus Sudibyo dalam WA kepada saya, "Apakah adagium 'isi di luar tanggung jawab kami, kami hanya menyediakan platform' berlaku di sini?"

Jawab Agus, dalam kasus semacam Saracen, Facebook harus bertanggung jawab karena memanfaatkan penggunanya untuk mendapatkan behavioral data dan behavioral surplus (harga saham dan keuntungan). 'Isi di luar tanggung jawab percetakan' berlaku karena percetakan tidak menjadi distributor yang menyebarluaskan konten surat kabar.

Analogi itu tidak berlaku untuk media sosial karena sang medium sekaligus distributor. Facebook jelas menangguk keuntungan periklanan dari Adsense, termasuk dari berita bohong dan ujaran kebencian. Pada kuartal II 2017 Facebook meraih US$9,16 miliar (sekitar Rp189 triliun) dari advertensi, naik 47% dari kuartal yang sama tahun lalu.

Pada akhir Juli lalu pengguna aktif Facebook setiap hari mencapai 1,32 miliar di seluruh dunia. Facebook berjanji mengatasi perihal berita bohong yang dibahasakan pemiliknya, Mark Zuckerberg, sebagai 'misinformasi'. Terakhir, Facebook berjanji memblokir iklan dari halaman yang berulang menyebarkan berita bohong.

Saya pikir janji yang dapat berakibat merosotnya pendapatan iklan perusahaan triliunan rupiah tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Karena itu, ada baiknya dalam menghadapi semacam kasus Saracen di masa depan, bukan hanya Polri yang bertindak menangkap pembuat/pemesan/cukong berita bohong dan ujaran kebencian.

Pemerintah sesekali kiranya perlu memberikan 'pelajaran' untuk beberapa hari 'melarang' Facebook. Alasannya, setiap hal itu dilakukan sejumlah negara (Bangladesh, India, Iran, Inggris, Malaysia, Mesir, dan Vietnam). Saya menentang sensor preventif ataupun represif, tapi media sosial tidak punya reporter/redaktur yang mengecek fakta dan pemimpin redaksi yang dapat dimintai pertanggungan jawab etik ataupun hukum.



Berita Lainnya
  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.

  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.