Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kemenangan Kotak Kosong Akibat Calon Tunggal Bobrok

Tri Subarkah
03/12/2024 12:30
Kemenangan Kotak Kosong Akibat Calon Tunggal Bobrok
(Ilustrasi) Kotak kosong di Pilkada Serantak 2024.(MI/Duta)

KEMENANGAN kotak kosong pada Pilkada 2024 yang bercalon tunggal dinilai bukan sebuah yang tak masuk akal atau absurd sebagaimana disampaikan Anggota Komisi II DPR Ahmad Irawan. Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai, kotak kosong mendapat suara tinggi di sejumlah daerah karena publik cenderung tak puas dengan kehadiran calon tunggal yang diusung partai politik.

Peneliti Perludem Fadli Ramadhanil menegaskan, konsep calon tunggal sudah hadir dalam sistem pilkada di Tanah Air sejak 2015. Saat itu, fenomena calon tunggal disebabkan karena faktor alamiah, bukan karena dikondisikan untuk memenangkan pasangan calon tunggal.

Bahkan, sambung Fadli, pada 2018 di Pilkada Makassar, kotak kosong berhasil meraih suara terbanyak lawan pasangan calon tunggal. Itu mengakibatkan diselenggarakannya lagi pilkada di kota tersebut. Bagi Fadli, pada Pilkada 2018, 2019, 2020, dan 2024, kemunculan calon tunggal dinilai sebagai strategi pemenangan politik yang transaksional.

"Dilalahnya memang ternyata tidak semua daerah pemilihnya bisa ditaklukkan dengan menghadirkan calon tunggal. Dan ini bukan hanya terjadi di 2024 saja," jelas Fadli kepada Media Indonesia, Selasa (3/12).

"Saya confirm mengatakan bahwa memang itu ekspresi ketidakpuasan publik terhadap hadirnya calon tunggal," sambungnya.

Lebih lanjut, Fadli membuka kemungkinan bahwa kemenangan kotak kosong lawan kotak kosong dalam sejumlah pilkada justru disebabkan karena adanya konsolidasi politik lokal untuk mengampanyekan pemilih mencoblos kotak kosong. Itu, sambungnya, disebabkan karena sejumlah partai juga merasa terhalang untuk mencalonkan kadernya sebagai kepala daerah.

Sebelumnya, Irawan mengatakan bahwa kemenangan kotak kosong pada Pilkada Serentak 2024 sebagai anomali dan tak masuk akal. Baginya, kemangan kotak kosong merupakan dinamika sosial politik yang perlu dicermati.

Pada Pilkada 2024 sendiri, terdapat 41 daerah yang hanya memiliki satu pasangan calon tunggal. Pemilih di puluhan daerah tersebut disodorkan memilih calon tunggal atau sebuah kotak kosong. Dari 41 daerah, kemenangan kotak kosong pada pilkada edisi kali ini di antaranya terjadi di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka. (Tri/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya