Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Alasan PDIP tidak Calonkan Anies di Pilkada Jakarta

Ihfa Firdausya
28/8/2024 22:23
Ini Alasan PDIP tidak Calonkan Anies di Pilkada Jakarta
Anies Baswedan (tengah) usai menggelar pertemuan tertutup di kantor DPD PDIP Jakarta, di Cakung, Jakarta Timur,Sabtu (24/8/2024).(ANTARA/Fakhri Hermansyah)

POLITIKUS PDIP Aryo Seno Bagaskoro mengungkapkan alasan partainya tidak jadi mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024. Pasalnya, kata Aryo, PDIP percaya pada proses kaderisasi dalam partai.

Padahal, elektabilitas Anies masih yang tertinggi dalam survei. Aryo menyebut seringkali dalam pilkada-pilkada yang diikuti PDIP, tokoh yang diusung tidak selalu harus beriringan dengan elektoral yang tinggi.

“Yang penting buat kita nalar kualitatif kita bekerja lebih sering dibandingkan sekadar nalar kuantitatif masalah angka,” katanya dalam acara Hotroom Bersama Hotman Paris Hutapea yang tayang di Metro TV, Rabu (28/8).

Baca juga : Anies Urus Surat ke PN Jaksel untuk Syarat Pilgub Jakarta

Selain itu, residu polarisasi dari pilkada Jakarta pada 2017 yang begitu keras juga menjadi pertimbangan. Sementara untuk menyampaikan pesan-pesan ideologis partai, katanya, PDIP tidak ingin menginvestasikan energi terlalu banyak dalam menyikapi persoalan tersebut.

"Bicara konteks Pilkada Jakarta, kita tahu di 2017, ada dinamika pilkada yang begitu keras terjadi. Itu menyisakan dua blok yang sangat fanatik pada waktu itu," kata Aryo.

“Maka perlu komunikator yang baik. Dalam menyampaikan komunikasi yang baik tentang sikap, platform, dan perjuangan partai, kita sepakat bahwa yang paling cocok adalah the golden truth sang tenggorokan emas Pramono Anung dan Si Doel Anak Betawi Rano Karno,” ucap sambungnya.

Baca juga : Anies Tidak Nampak di Kantor DPP PDIP, Jubir: Jakarta Gelombang Berikutnya

Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini menambahkan, peta pilkada berbeda dengan peta pilpres. Dinamika lokal akan menjadi perhitungan.

Di samping itu, pilkada dilaksanakan di tahun yang sama dengan pemilu dan transisi kekuasaan. Karena itu ada agenda politik nasional yang juga menjadi bagian dari agenda partai.

“Contoh terdekat pembentukan kabinet oleh pemerintahan baru di mana partai-partai pendukung yang tadinya menjadi kontenstan lawan di pilpres kemudian menjadi bagian dari koalisi pendukung. Salah satu ilustrasi koalisi pendukung pemerintah itu adalah menjadi bagian dari kabinet. Kan itu yang selalu dipraktikkan,” ujarnya. (P-5)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya