Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DWI Fajar Nirwana memilih mundur dari PDIP setelah digandeng Agus Irawan, adik eks ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Devid Agus Yunanto, maju Pilkada Boyolali 2024.
"Hari ini saya mengundurkan diri dari keanggotaan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Boyolali, anggota fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Boyolali dan caleg terpilih PDI Perjuangan Kabupaten Boyolali periode 2024-2029," ujar Dwi Fajar selepas menyerahkan surat pengunduran diri di kantor DPC PDIP Kabupaten Boyolali, Rabu (14/8)
Pada kesempatan itu, Dwi Fajar menyerahkan surat pengunduran diri dan kartu tanda anggota (KTA) PDIP Boyolali. Surat pengunduran diri itu diterima oleh staf sekretariat DPC PDIP.
Baca juga : Pilkada Boyolali, Kaesang Dorong Kemenangan Adik Eks Ajudan Jokowi
Selain Dwi, beberapa kader PDIP lain juga turut mengundurkan diri mengikuti langkah Dwi.
Dwi meyakini langkah yang ia ambil merupakan komitmen bersama Agus untuk membawa perubahan bagi masyarakat Boyolali.
"Ini sebagai wujud komitmen saya mendampingi Pak Agus Irawan di Pilkada Boyolali. Mohon doanya untuk perubahan Boyolali,” tandasnya.
KETUA Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep hari ini menyerahkan secara langsung surat tugas kepada Agus Irawan.
PASANGAN bakal calon Bupati Boyolali, Agus Irawan-Dwi Fajar Nirwana melakukan silaturahmi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (7/9).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali Darmanto menyebutkan, dari hasil verifikasi, 54 sekolah paling siap menggelar KBM tatap muka.
Upaya yang telah dilakukan mempersiapkan jalur evakuasi warga, menetapkan titik kumpul evakuasi, melakukan gladi lapang soal evakuasi hingga dapur umum
Lokasi pengungsian rawan menjadi kluster covid-19.
Akankah ancaman terkini senasib dengan ancaman-ancaman sebelumnya? Bukan janji tapi sekadar basa-basi? Jika benar dia akan merombak kabinet, siapa saja yang bakal diganti?
Itulah pertaruhan penegakan hukum di negeri ini. Hukum yang wajahnya penuh jelaga. Hukum yang katanya sama untuk semua tapi faktanya beda-beda tergantung siapa yang berpunya dan berkuasa.
Kenapa Mega melakukan blunder seperti itu? Akankah langkahnya justru akan menjadi bumerang?
Betulkah usaha mengawut-awut PDIP makin gencar dilakukan seiring dengan langkah maju KPK menangani kasus Hasto? Siapa yang melakukannya?
Siapa sebenarnya yang menelikung Anies? Seperti apa takdir politik Anies selanjutnya?
Rekomendasi Bakal Calon Kepala Daerah PDIP
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved