Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Perantau Majukan Limapuluh Kota

Yose Hendra
23/11/2020 02:10
Perantau Majukan Limapuluh Kota
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan-Nurkhalis.(Dok. Ferizal Ridwan)

DARI satu lepau ke lepau, dari satu surau ke surau, duet Ferizal Ridwan-Nurkhalis terus bergerak menyambangi masyarakat sejak musim kampanye pilkada Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat, ditabuh pada akhir September 2020.

Lepau dan surau ialah ruang dan gelanggang orang Minang berkumpul dan berdialektika. Bermodalkan nekat untuk tekad memajukan Limapuluh Kota, mereka memilih jalur independen. Perjuangan pun dimulai dari satu lepau ke lepau lain, dari satu surau ke surau lain.

Ferizal Ridwan bukanlah nama asing bagi masyarakat Limapuluh Kota. Ia ialah petahana, Wakil Bupati Limapuluh Kota 2015-2020. Berpasangan dengan Irfendi Arbi, keduanya disokong Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan(PPP).

Semasa jadi Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal, tercatat sebagai Ketua DPC PKB Limapuluh Kota. Namun, menyongsong perhelatan Pilkada 2020, Ferizal mengambil langkah berani.

Ia melepas jabatan sebagai Ketua DPC PKB Limapuluh Kota pada 2019 karena sudah membulatkan tekad maju lewat jalan independen bersama Nurkhalis, aktivis petani, yang juga pernah menjadi pengurus Partai Gerindra Sumbar.

Tanpa kendaraan politik, mekanisme kampanye pasangan ini cukup sederhana, yakni menghubungi orang-orang yang sering bersilaturahim dengan mereka sebelumnya.

“Barusan (ini masih) ketemu tiga kelompok tani di surau Kelok Almanar, Nagari Batuampa, Kecamatan Akabiluru. Ada Panwaslu, divideokan, tapi saya tidak risau karena hal yang saya bincangkan soal pertanian, pupuk, pola pertanian, dan tadah hujan, hal itu hal yang saya kerjakan,” tuturnya, Minggu (15/11) malam.

Ferizal mengatakan kekuatannya ialah merajut silaturahim di tengah seretnya modal finansial dan tanpa kendaraan politik. Dia mengaku telah berbuat sebelum orang mengerjakan.

Maksudnya, kala jadi wakil bupati, bahkan sebelumnya, dia telah membentuk simpul-simpul di pelbagai lini yang diikat pertemanan.

Dalam perhelatan ini, ia mendapatkan nomor urut 4. Paslon Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus atau disingkat MR AY menempati nomor urut 1.

Pasangan ini diusung Partai Gerindra, PKB, dan Partai Hanura, dengan kekuatan 12 dari 35 kursi di DPRD Limapuluh Kota. Selain itu, pasangan ini juga didukung Partai Gelora dan PBB.

Selanjutnya, nomor urut 3 dipegang paslon Darman Sahladi-Maskar M Dt Pobo atau disingkat Salam (Sahladi-Maskar). Pasangan ini diusung Partai Demokrat, PAN, dan Partai NasDem, dengan kekuatan 9 kursi. Darman Sahladi ialah anggota DPRD Sumbar dari Partai Demokrat, sebelumnya pernah menjadi ketua dan anggota DPRD Limapuluh Kota.

Pria kelahiran 1971 ini pernah menjabat Komut BPR Mitra Usaha Muaro Paiti, pemilik CV Dharma Putra, dan Wakil Ketua Pengcab PSSI. Ia berpasangan dengan Maskar M Dt Pobo, pengusaha realestat.

Maskar pernah menjabat Wali Nagari di kampung halamannya, Sikabu-Kabu Tanjung Haro, Padang-Panjang. Pria kelahiran 5 Januari 1968 ini cukup asam garam karena lama melanglangbuana.

Ia pernah menjadi anggota Polri, Wadir PT Jaya Makmur Sentosa, Ketua Prikompol Polres Banjar Baru, Kalsel, Kepala Unit Perumahan Puskopolda Kalsel, Dirut PT Mega Jaya Prestasi Kalsel, dan Ketua REI Kalsel.

Paslon Safaruddin Dt Bandaro Rajo-Rizki Kurniawan Nakasri atau disingkat Safari (Safar-Rizki) nomor urut 3 diusung Partai Golkar, PPP, dan PKS dengan kekuatan 12 kursi.

Safaruddin Dt Bandaro Rajo yang populer disapa Datuak Safar merupakan Wakil Ketua DPRD Sumbar dari Partai Golkar, sedangkan Rizki merupakan pengusaha muda yang saat ini menjabat Sekjen Persatuan Travel Umrah dan Haji.

MI/Yose Hendra

Calon Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan menyapa seorang anak saat bersilaturahim dengan warga beberapa waktu lalu.

 

Tantangan

Pemerintahan Kabupaten Limapuluh Kota ialah kota tertua di Sumatra Barat. Seharusnya Limapuluh Kota menjadi induk dan percontohan bagi pemerintahan lainnya di Sumatra Barat.

Ragam potensi terkandung di wilayah ini mulai kekayaan budaya, historis, SDA, maupun SDM. Namun, semua ini belum digarap secara maksimal.

Saat ini Limapuluh Kota ibarat rumah gadang yang kurang terawat. Rumahnya masih berdiri, tapi atapnya bocor di sana-sini dan dindingnya juga kusam. Semua ini menjadi tantangan berat bagi keempat paslon.

Dulu Limapuluh Kota menjadi kebanggaan Sumbar yang melahirkan para cendekiawan, ulama, negarawan, dan perantau ulet. Kini, Limapuluh Kota hanya menjadi daerah yang biasa-biasa saja.

Indeks pembangunan manusia Limapuluh Kota pada 2019 hanya 69,67. Berada di bawah rata-rata nasional 71,92. Dari seluruh kabupaten/kota di Sumatra Barat, Kabupaten Limapuluh Kota berada di urutan ke-8.

Seperti halnya Maskar M Dt Pobo, yang sukses di perantauan, Kabupaten Limapuluh Kota terkenal dengan perantaunya yang sukses di negeri orang. Perantau Limapuluh Kota diperkirakan ada di setiap daerah di Indonesia. Jumlahnya pun ribuan. “Perantau kita banyak, mereka sukses di negeri orang. Kami akan melibatkan para perantau Limapuluh Kota yang tersebar di berbagai daerah,” kata calon Bupati Darman Sahladi.

Menurut paslon nomor urut 2 itu, selama ini peran perantau terkesan terabaikan dan tidak dilibatkan dalam membangun daerah. Padahal, perantau tersebut memiliki potensi yang luar biasa untuk ikut bersama-sama memajukan daerah.

“Pemikiran-pemikiran dan masukan-masukan dari perantau ini sangat penting dan sangat dibutuhkan daerah. Meski perantau tidak berada di kampung halaman, mereka mengikuti dan memantau perkembangan apa yang terjadi di sini,” cetusnya. (N-1)

Sumber: KPU/Tim Riset MI-NRC/ Grafis: SENO

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya