Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Warung Kopi hingga Tiktok Kunci Sosialisasi Presidensi G-20

Rahayu Puspasari Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan RI
08/3/2022 05:10
Warung Kopi hingga Tiktok Kunci Sosialisasi Presidensi G-20
Ilustrasi MI(MI/Seno)

SEUSAI Indonesia resmi ditunjuk sebagai Presidensi G-20, Presiden Joko Widodo menyampaikan penyelenggaraan ini diharapkan memberikan hasil nyata dan melahirkan terobosan guna pemulihan ekonomi nasional dan dunia. Itu merupakan tantangan bagi praktisi komunikasi untuk mendorong diskusi agenda G-20 menjadi talk of the town.

Ada tiga pendekatan yang menjadi kunci komunikasi publik Presidensi G-20 Indonesia saat ini. Pertama, semiotika dan filosofi logo Presidensi G-20 Indonesia yang sudah dikenal akrab oleh masyarakat. Kedua, narasi agenda G-20 yang mudah dimengerti seluruh kalangan. Ketiga, mendorong diskusi hingga akar rumput melalui pemanfaatan media baru.

 

 

Semiotika budaya bertutur dan lahirnya kehidupan baru

Logo G-20 presidensi Indonesia membawa makna harapan dan optimisme akan awal kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan agenda presidensi dan semangat Recover Together, Recover Stronger atau 'Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat'. Logo G-20 mengambil inspirasi elemen perwayangan dengan dalang memegang kendali dalam menentukan alur narasi. Gunungan menyimbolkan babak baru kehidupan dan Kawung sebagai penanda kedamaian. Seni tradisional Indonesia ini bahkan ditetapkan UNESCO sebagai warisan mahakarya dunia.

Sejak Indonesia dikukuhkan menjadi Presidensi G-20, wayang, gunungan, dan kawung secara kasatmata memeriahkan jalan protokol dan setiap sudut perkotaan. Bisa kita lihat mulai bandara tempat kedatangan delegasi, tol, hingga berbagai tempat umum dipenuhi banner, baliho, sampai billboard Presidensi G-20 Indonesia.

 

 

Pesan Indonesia untuk pemulihan ekonomi dunia 

Indonesia menegaskan pemulihan ekonomi dunia hanya dapat tercapai jika semua negara anggota bersatu karena dalam situasi pandemi. Untuk itu, perlu strategi komunikasi dan kolaborasi demi mencapai perdamaian dan keadilan dengan menjembatani dialog antarnegara. Baru-baru ini, penyelenggaraan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) pertama di Jakarta, menunjukkan kemampuan komunikasi Indonesia dalam menampung aspirasi anggota, menciptakan dialog yang efektif, serta mewakili suara-suara kelompok rentan yang dituangkan dalam perumusan komunike.

Tidak dimungkiri bila G-20 merupakan suatu forum yang pembahasannya sulit untuk dijelaskan secara mudah bahkan banyak yang mengatakan terlalu elitis. Namun, seorang komunikator perlu memastikan bahwa pesan dan narasi agenda ini relevan dengan kehidupan masyarakat. Ada tiga topik utama yang dibahas pada lebih dari 150 pertemuan hingga akhir tahun. Kemudian, ditambah dengan berbagai kondisi global saat ini, salah satunya masalah geopolitik yang terbaru seperti krisis Rusia-Ukraina, pendekatan yang lebih membumi agar mudah dipahami menjadi keharusan.

Beberapa contoh yang dilakukan ketika pertemuan FMCBG di Jakarta beberapa waktu lalu ialah pameran produk-produk UMKM dengan peserta para penerima fasilitas ekspor dan kredit ultramikro (UMi). Selain itu, ada kehadiran pojok kopi yang menyajikan aneka kopi lokal berkualitas dapat dinikmati gratis oleh para delegasi dan partisipan di area pelaksanaan acara. Dengan cara tersebut akan lebih mudah menjelaskan kemajuan UMKM di Indonesia, di samping produk itu dapat juga dibawa sebagai buah tangan oleh para delegasi.

Tak kalah menariknya ketika komunitas penyelam Kementerian Keuangan melakukan penanaman mangrove dan pengibaran bendera G-20 di bawah laut sebagai simbol komitmen terhadap alam. Atau ketika acara olahraga bersama di GBK dan dilanjutkan dengan pelepasan burung-burung ke alam terbuka, sebagai tanda komitmen para delegasi G-20 untuk bersama mengawal pemulihan kesehatan dunia agar dapat mencapai kehidupan yang lebih baik di masa depan. Hal sederhana seperti itu menjadi bagian strategi komunikasi yang efektif untuk mempromosikan acara G-20 secara lebih membumi.

 

 

Memperkuat narasi di kalangan akar rumput

Menurut kajian Universitas Indonesia, ajang G-20 dapat meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, penambahan produk PDB hingga Rp7,43 triliun, dan pelibatan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor. Peluang ini perlu dipahami masyarakat sebagai nilai manfaat G-20 bagi kehidupan mereka. Praktisi komunikasi perlu membangkitkan antusiasme dan mengedukasi masyarakat dengan menggaungkan dampak ekonomi dari Presidensi G-20 Indonesia. Langkah awal yang perlu ditempuh ialah meningkatkan awareness hingga ke level akar rumput.

Data BPS mengatakan generasi muda (milenial dan gen Z) mendominasi jumlah penduduk Indonesia hingga lebih dari 50%. Kelompok ini ialah komunitas yang perlu dirangkul untuk menggaungkan narasi G-20 lebih luas lagi. Saat FMCBG pertama lalu, Kementerian Keuangan telah memulainya melalui kegiatan diskusi partisipatif dan dinamis bersama komunitas penulis muda yang tersebar di seluruh Indonesia. Antusiasme seperti ini yang diharapkan dari komunitas akar rumput.

 

 

Komunikasi berkesinambungan sampai akhir presidensi

Perhelatan FMCBG lalu, merupakan fase awal dari komunikasi publik yang perlu terus dibangun secara kolaboratif hingga acara puncak gelaran KTT G-20 di Bali, November 2022. Kegiatan komunikasi harus diramu dengan strategi komunikasi yang efektif dan terukur sehingga pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap agenda-agenda yang dibahas di G-20 ini dapat ditangkap dengan baik oleh masyarakat yang lebih luas. Ibaratnya, mulai warung kopi pinggir jalan sampai platform Tiktok yang digandrungi anak muda, dapat turut menggaungkan semangat G-20 hingga menerbitkan rasa bangga akan kepercayaan yang telah diberikan kepada Indonesia sebagai Presidensi G-20 kali ini.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya