Fornas Jadi Panggung Kolaborasi Olahraga, Budaya, dan Pariwisata

Khoerun Nadif Rahmat
30/7/2025 06:06
Fornas Jadi Panggung Kolaborasi Olahraga, Budaya, dan Pariwisata
Fornas.(MI/KHOERUN NADIF RAHMAT)

FESTIVAL Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VIII 2025 yang digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak 26 Juli hingga 1 Agustus 2025 menjadi panggung kolaborasi antara olahraga masyarakat, kekayaan budaya, dan potensi pariwisata daerah.

Ajang dua tahunan besutan Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) itu diikuti lebih dari 20.000 pegiat dari 74 Induk Organisasi Olahraga (Inorga) yang datang dari seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan tersebar di 36 lokasi di tujuh kabupaten/kota di NTB, dengan atmosfer kompetisi yang meriah, inklusif, dan kental nuansa lokal.

Ketua Umum KORMI, Adil Hakim, mengapresiasi kesiapan NTB sebagai tuan rumah. “Fornas adalah wajah olahraga masyarakat Indonesia, penuh semangat, kebersamaan, dan kearifan lokal. Saya melihat NTB melaksanakan tanggung jawab sebagai tuan rumah dengan luar biasa. Ini bukan hanya sukses secara teknis, tapi juga sukses secara budaya dan promosi daerah,” ujarnya.

Kehadiran peserta dari seluruh Indonesia dimanfaatkan NTB untuk menegaskan diri sebagai pusat sport tourism. Dari sirkuit Mandalika hingga lanskap Gunung Rinjani, para peserta tak hanya berlaga dalam berbagai cabang olahraga, tetapi juga menikmati pesona alam yang menyatu dengan kegiatan.

Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, menyebut Fornas VIII sebagai momen penting dalam peta pembangunan daerah. “Kami ingin dunia melihat NTB sebagai provinsi yang ramah, sehat, kreatif, dan siap menyelenggarakan ajang berkelas dunia. Semua yang hadir di sini bisa merasakan langsung keindahan alam kami, budaya yang hidup, dan semangat gotong royong masyarakat NTB,” tuturnya.

Dukungan pemerintah pusat terhadap gelaran ini turut menguatkan posisi NTB sebagai daerah potensial dalam pengembangan ekonomi rekreasi. Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Taufiq Hidayat, menilai Fornas mampu memberi dampak konkret terhadap roda ekonomi lokal. “Event seperti Fornas ini mampu menggerakkan ekonomi daerah secara langsung. NTB patut menjadi contoh karena berhasil memadukan semangat olahraga masyarakat dengan penguatan daya saing daerah di sektor pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif,” katanya.

Hal senada disampaikan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia menyebut NTB sebagai rising star destinasi wisata nasional. “Fornas adalah panggung luar biasa. Ini bukan hanya ajang olahraga, tapi juga festival budaya, ekonomi kreatif, dan promosi desa wisata. Saya yakin NTB akan terus menjadi rujukan pelaksanaan event-event bertaraf internasional ke depan,” ujar AHY.

Dengan mengusung tema “Kalah Menang, Semua Senang”, Fornas VIII menekankan inklusivitas. Siapa pun dapat terlibat tanpa batasan usia, gender, latar belakang sosial, maupun prestasi atletik. Tak hanya itu, Fornas turut menciptakan efek berganda terhadap perekonomian NTB. Diperkirakan, perputaran uang selama gelaran mencapai Rp100 hingga Rp130 miliar.

Sektor transportasi, akomodasi, kuliner, hingga pelaku UMKM turut terdongkrak. Pemprov NTB juga melibatkan pelaku usaha lokal untuk mengisi area bazar yang tersebar di hampir semua venue. Produk unggulan seperti tenun, kopi lokal, madu Sumbawa, dan hasil laut Lombok mendapat sorotan dalam ajang ini.

Kesuksesan NTB sebagai tuan rumah Fornas VIII menjadi bukti kapasitas daerah tersebut dalam mengelola event skala besar. Dengan pengalaman menyelenggarakan MotoGP Mandalika dan kini Fornas, NTB semakin percaya diri tampil di panggung internasional sebagai provinsi yang mengedepankan pendekatan partisipatif dan berbasis kearifan lokal. (I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya