Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SETELAH menjuarai Piala Suhandinata, pekan lalu, tim bulu tangkis junior Indonesia menambah dua medali perunggu di nomor perorangan Kejuaraan Dunia Junior 2024.
Pelatih pelatnas PBSI, yang juga manajer tim, Rionny Mainaky mengaku hasil itu belum memuaskan. Rionny mengatakan para atlet yang mengisi skuad junior Indonesia tahun ini memiliki kualitas bagus tapi belum cukup kuat.
"Kalau bilang puas pastinya tidak tapi memang harus diakui kita belum cukup baik. Terlihat di babak delapan besar ada beberapa pemain yang seharusnya bisa menang tapi karena melakukan kesalahan sendiri jadi tidak berhasil," kata Rionny dalam keterangan resmi, Minggu (13/10).
Baca juga : PBSI Kirim 20 Atlet ke Kejuaraan Dunia Junior BWF 2022
"Mereka memiliki potensi dan kualitas yang bagus, tinggal ke depan kita membenahi untuk lebih baik lagi. Di tim kepelatihan dan saya sebagai kepala pelatih harus lebih kerja keras di tahun depan," lanjutnya.
Rionny memaparkan beberapa kekurangan yang harus segera ditingkatkan bagi Bismo Raya Oktora dan kawan-kawan. Pemusatan latihan juga harus ditambah dengan perhitungan yang cermat.
"Yang masih kurang adalah daya juang di lapangan, kita mesti pelajari dari Tiongkok dan Jepang. Bermain rapi, stamina dan pembentukan otot juga mesti ditingkatkan. Ini pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan kalau tidak mau tertinggal," sebut Rionny.
Baca juga : Kenangan 14 Tahun Hendra Setiawan tentang Markis Kido
"Secara persiapan, tim ini sudah pemusatan latihan sejak setelah Kejuaraan Asia Junior. Ada beberapa try out kejuaraan juga sebagai bekal persiapan. Tapi melihat ini saya rasa memang harus ditambah, ini yang harus kita persiapkan lagi ke depannya," imbuhnya.
Secara khusus, Rionny juga mengevaluasi penampilan Moh Zaki Ubaidillah dan Isyana Syahira Media/Rinjani Kwinara Nastine di babak semifinal hari Sabtu (12/10) kemarin.
"Ubed sedikit lagi bisa memenangkan pertandingan, andai saja dia antisipasinya bisa lebih aktif. Ini pengalaman juga buat dia bagaimana mengatasi tekanan, bukan hanya dari lawan tapi dari seisi arena, penonton yang begitu banyak," ucap Rionny.
Baca juga : Gregoria Gagal ke Final Arctic Open 2024
"Isyana/Rinjani dari fokus awalnya harus ditambah. Mereka kehilangan poin dari servis dan terima servis beberapa kali. Ini tidak boleh terjadi di laga penting seperti semifinal," sambungnya.
Sementara pelatih tunggal putri Indra Widjaja angkat bicara mengenai penampilan Mutiara Ayu Puspitasari yang belum konsisten. Mutiara tampil cukup apik di nomor beregu tapi tidak berlanjut di nomor perorangan.
"Memang secara penampilan, Mutiara belum konsisten. Ada bagus, ada kurangnya. Waktu beregu bermain boleh saya bilang cukup luar biasa tapi saat perorangannya kurang "megang"," ungkap Indra.
Baca juga : Mutiara Lewati Laga Pertama Dengan Hasil Positif Kejuaraan Dunia Junior 2024
"Faktor secara non-teknisnya lebih besar pengaruhnya. Secara strategi dan teknis sudah disiapkan tapi karena beban, semua itu jadi tidak keluar," tambahnya.
Indra lebih lanjut mencoba untuk membesarkan hati anak asuhnya itu.
"Saya sudah bicara dengan Mutiara, saya bilang apapun hasilnya harus diterima. Ini memang junior terakhir untuk dia tapi bukan yang terakhir untuk ke depannya. Ini batu loncatan yang cukup bagus untuk dia melewati beregu dengan juara sebagai kapten tim, bagaimana bertanggung jawab dengan timnya walau akhirnya di perorangannya kurang bagus," tutur Indra.
"Yang terpenting batu loncatan ini bisa membuat dia berbicara banyak di level senior nanti. Pastinya dengan latihan-latihan dan mengamati sainga-saingannya. Sepulang dari sini, kurang dari satu minggu Mutiara akan langsung turun bertanding di Surabaya (Indonesia International Challenge dan Indonesia Masters Super 100)," tutupnya. (Z-1)
PBSI telah mengkaji performa Fadia yang selama ini juga bermain rangkap.
Jika Indonesia Arena tidak memungkinkan, pemerintah juga membuka opsi penggunaan venue alternatifuntuk Piala Sudirman dan Piala Thomas-Uber.
PASANGAN ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani, akan tampil di partai final Indonesia Open 2025, Minggu (8/6) malam berhadapan wakil Korea Selatan (Korsel)
Atmosfer Istora Senayan kembali memanas! Final Indonesia Open 2025 resmi digelar hari ini, Minggu (8/6), mulai pukul 12.00 WIB tadi.
Fajar dan Fikri sebelumnya sempat berduet di ajang Kejurnas mewakili klub SGS PLN.
Fajar dan Fikri pernah dipasangkan mewakili klub SGS PLN pada ajang Kejuaraan Nasional PBSI.
Diharapkan regenerasi atlet berjalan lebih seimbang dan merata.
Hingga pertengahan tahun, belum ada satu pun gelar yang diraih Indonesia.
Kegiatan ini dihadirkan sebagai ruang pembelajaran, pengembangan karakter, serta untuk mempererat semangat sportivitas antargenerasi muda.
Chico Aura Dwi Wardoyo memutuskan hengkang dari pelatnas PBSI di Cipayung setelah hampir sembilan tahun bergabung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved