Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HARI kedua gelaran pertandingan ASEAN Para Games (APG) XI Solo 2022, Indonesia berhasil menambah kepingan medali emas melalui cabang olahraga para atletik.
Berkat ikatan yang kuat bersama pendampingnya, Ni Made Arianti yang turun di nomor 100 meter putri T12 (kerusakan penglihatan) sukses meraih emas setelah menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 13,7 detik pada perlombaan di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Senin (1/8).
"Sebenarnya deg-degan saat akan tampil. Karena saya tidak dalam kondisi terbaik, kaki belum fit dan ini kali pertama lari di kelas ini pakai guide dan ternyata bisa," ujar Arianti bahagia.
Perasaan senang tidak bisa disembunyikan oleh Arianti. Sejak menginjakan garis finis, dirinya berlonjak gembira, langsung memeluk pemandunya. Keduanya langsung menyematkan Bendera Merah Putih di punggungnya untuk di foto media. Senyum lebar tidak lepas dari wajah Arianti.
Dengan napas yang masih terengah-engah, Arianti mengaku bahagia. Meski sebelum bertanding dirinya sempat gelisah dan tidak dalam kondisi terbaik karena punggung kaki kirinya sempat sobek saat pralomba.
Bagi Arianti, peran Bayu untuknya sangat besar. Karena saat turun di kelas berbeda tanpa pendamping, dia mengaku belum bisa mencatatkan hasil maksimal. Sementara bersama pendamping, justru bisa menghasilkan emas.
Baca juga: Jaga Asa Juara, Tim Voli Duduk Putri Indonesia Kalahkan Kamboja
"Saya sama Mas Bayu kebetulan memiliki kebiasaan yang sama. Jadi di luar lapangan bisa asik komunikasinya. Apalagi dia memberikan perhatian yang bagus, jadi kalau butuh apa-apa selalu dibantu dan dia juga membantu saya dalam latihan teknik. Dia membimbing saya. Seperti saat kaki saya sakit, dia menyemangati saya bahwa mereka pasti bisa," ungkap Arianti.
Nomor T12 ini merupakan kategori baru bagi Arianti. Sebelumnya, ia turun di klasifikasi berbeda. Namun, karena turun di kelas ini, maka Arianti yang memiliki kerusakan penglihatan mendapatkan pendamping, yakni Bayu Aji Laksono.
Dua bulan dia mempersiapkan diri bersama Bayu untuk bisa mendapatkan hasil maksimal di nomor ini. Berlatih di kelas baru memang tidak mudah, untuk itu, Bayu berinisiatif untuk lebih memperhatikan Arianti selama dua bulan mereka berlatih pagi dan sore.
Karena diperhatikan, Arianti pun mau menurut apa yang dikatakan Bayu sebagai pemandunya. Terutama dalam hal teknis berlari, hingga mereka pun bisa mendapatkan ikatan yang kuat pada saat perlombaan.
Mendapatkan emas di nomor 100 meter, Arianti pun semakin termotivasi untuk bisa meraih hasil maksimal di dua nomor lainnya yang akan diikuti, yakni 200 meter dan 400 meter T12. Meskipun, di nomor-nomor menengah kelasnya akan digabung dengan kelas T13 sehingga persaingan akan lebih ketat.
"Karena digabung nanti kelasnya, bisa dengan kelasnya Putri Aulia (T13) atau dengan kelas lainnya dengan klasifikasi serupa. Karena ini bukan spesialis kelasnya, dan secara persaingan lawan juga lebih berat," kata Bayu menambahkan. (RO/OL-16)
Pada partai final yang digelar di Stade de France, Prancis, Evi sebagai pelari tercepat dunia klasifikasi T42 bersaing dengan trio asal Italia
Medali emas di nomor 100 m T37 putra menjadi emas ketiga Yogo sepanjang perhelatan Asian Para Games 2022.
Saptoyogo merebut medali emas di nomor lari 400 meter T37 putra setelah berpacu dengan lawan serta memaksimalkan kecepatannya meskipun kakinya tidak dalam kondisi prima.
Suparni pun mengakui keunggulan dari kekuatan baru Jepang Reina Hori, yang berhasil meraih medali emas pada Asian Para Games edisi keempat tersebut.
Turun dalam perlombaan lari 100 meter T37, Saptoyogo finis kedua dengan catatan waktu 11,27 detik. Yogo hanya kalah dari pelari Brasil, Ricardo Gomes
"Indonesia berhasil meloloskan atlet kedua ke Paralimpiade Paris 2024 yakni Saptoyogo, yang meraih medali perak di Paris 2023 Para Athletics World Championships."
Prestasi olahraga Indonesia di level Olimpiade merupakan bagian dari cita-cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam Program Asta Cita.
Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo, resmi masuk dalam daftar nominasi penghargaan “The World Games Athlete of the Year 2024” yang diumumkan oleh IWGA
Dua medali emas Indonesia dari ajang GAMMA World MMA Championships 2024 diraih oleh Lintang Satya Putra dan Manyra Maritza Siagian.
Cabang olahraga angkat besi Indonesia telah mencetak sejarah ketika mempersembahkan satu medali emas melalui atlet Rizki Juniansyah di Olimpiade Paris 2024.
Bonus yang akan diberikan untuk peraih medali emas Rp350 juta, perak Rp250 juta, dan perunggu Rp150 juta.
Setiap hari, ia melawan rasa lelah, cedera, dan kadang-kadang keraguan diri untuk bisa terus maju.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved