Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SPRINTER Indonesia Saptoyogo Purnomo kembali meraih medali emas dalam perlombaan lari 100 meter T37 yang berlangsung di Huanglong Sports Center Stadium, Kamis (28/10), di turnamen Asian Para Games Hangzhou 2022.
Yogo finis terdepan untuk merebut medali emas dengan catatan waktu 11,35 detik. Ia juga memecahkan rekor yang sebelumnya dicatatkan olehnya pada Asian Para Games 2018 di Jakarta dengan catatan waktu saat itu 11.49 detik.
“Saya merasa sangat puas dengan medali emas ini karena saya selain mampu meraih medali emas sekaligus memecahkan rekor Asian Para Games,” kata Yogo, dalam keterangannya (26/10).
Baca juga: Saptoyogo Purnomo Kembali Raih Emas di Asian Para Games Hangzhou 2022
Yogo pun berharap, medali emas dapat kembali diperolehnya pada perlombaan lari estafet. Bukan hanya itu, ia juga menginginkan pada lari estafet nanti akan kembali memecahkan rekor sebelumnya.
“Untuk harapan ke depan, semoga di hari berikutnya bisa mendaptakan medali di lari nomor estafet universal. Semoga bisa mencapai target dan juga memecahkan rekor,” harap Yogo.
Medali emas di nomor 100 m T37 putra menjadi emas ketiga Yogo sepanjang perhelatan Asian Para Games 2022. Sebelumnya Yogo telah berhasil mengamankan kepingan emas dari lari 400 m dan 200 m T37 putra.
Baca juga: Saptoyogo Raih Medali Emas Asian Para Games Meski Bertanding dengan Rasa Sakit
Medali perak pada lari 100 m T37 ini direbut oleh Ali Yousef Alnakhli dari Arab Saudi dengan waktu 12,11 detik dan perunggu diraih oleh Shreyansh Trivedi dari India dengan catatan waktu 12,24 detik. (Z-1)
Eni Joe memaknainya sebagai The Beautiful Heart for Difabel, meskipun dengan segala keterbatasannya atlet difabel mampu turut serta mendukung dan melestarikan budaya Indonesia.
Muhadjir menegaskan pemberian hadiah rumah tidak berdasarkan jumlah medali yang didapatkan oleh para atlet, tetapi secara perorangan.
Kontingen Indonesia berhasil melebihi target dengan koleksi 29 medali emas, 30 perak, dan 36 perunggu
Torehan 95 medali tersebut membuat kontingen Merah Putih duduk di peringkat enam memenuhi target 10 besar dan juga melewati incaran target 19 emas.
Emas pertama datang dari Jendi Pangabean di nomor 100 m gaya punggung S9. Jendi berhak atas medali emas dengan catatan waktu 1:05,74 menit.
Rina/Subhan tampil di partai final ganda campuran SH6 menghadapi wakil tuan rumah, Zeng Qingtao/Lin Shuangbao,
Pada partai final yang digelar di Stade de France, Prancis, Evi sebagai pelari tercepat dunia klasifikasi T42 bersaing dengan trio asal Italia
Saptoyogo merebut medali emas di nomor lari 400 meter T37 putra setelah berpacu dengan lawan serta memaksimalkan kecepatannya meskipun kakinya tidak dalam kondisi prima.
Suparni pun mengakui keunggulan dari kekuatan baru Jepang Reina Hori, yang berhasil meraih medali emas pada Asian Para Games edisi keempat tersebut.
Turun dalam perlombaan lari 100 meter T37, Saptoyogo finis kedua dengan catatan waktu 11,27 detik. Yogo hanya kalah dari pelari Brasil, Ricardo Gomes
"Indonesia berhasil meloloskan atlet kedua ke Paralimpiade Paris 2024 yakni Saptoyogo, yang meraih medali perak di Paris 2023 Para Athletics World Championships."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved