Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
ATLET paraatletik Indonesia Suparni Yati mengatakan catatan tolakan sejauh 11,12 meter yang mengantarkannya meraih medali perak di Asian Para Games 2022 Hangzhou mempertajam rekor pribadinya.
"Alhamdulillah, saya tetap bersyukur bisa meraih medali bagi Indonesia meskipun medali perak. Saya juga bersyukur karena bisa memecahkan rekor tolakan terbaik saya menjadi 11,12 meter. Rekor terbaik saya sebelumnya tercipta pada ASEAN Para Games 2017 di Malaysia dengan tolakan sejauh 11,03 meter," kata Suparni dalam keterangan resmi Komite Paralimpiade (NPC) Indonesia, Senin (23/10).
Suparni pun mengakui keunggulan dari kekuatan baru Jepang Reina Hori, yang berhasil meraih medali emas pada Asian Para Games edisi keempat tersebut.
Baca juga: Riadi Bangga Bawa Bendera Merah Putih d Pembukaan Asian Paragames
"Dia merupakan atlet baru dan baru pertama kali juga saya bertanding melawannya. Selama ini kami belum pernah bertemu di event mana pun," kata Suparni.
Atlet asal Provinsi Riau itu mengaku perjuangannya untuk mendulang perak cukup berat. Selain harus bersaing dengan pesaing baru, Suparni juga berlaga dalam kondisi yang tidak sepenuhnya maksimal akibat cedera yang ia alami.
"Saya mengalami cedera lutut sejak 2018 saat latihan. Cedera itu masih sedikit mengganggu penampilan saya," ujar atlet berusia 30 tahun itu.
Baca juga: Rifky Raih Emas dan Pecahkan 2 Rekor di Asian Para Games Hangzhou
Sementara itu, Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Asian Para Games 2022 Hangzhou Angela Tanoesoedibjo mengatakan bangga dengan prestasi yang ditorehkan Suparni mengingat medali perak tersebut merupakan medali pertama untuk Indonesia di ajang multicabang olahraga ini.
"Kita cukup senang dan bangga atas perolehan medali ini. Semoga hasil ini menjadi suntikan motivasi bagi atlet Indonesia," kata Angela. (Ant/Z-1)
Eni Joe memaknainya sebagai The Beautiful Heart for Difabel, meskipun dengan segala keterbatasannya atlet difabel mampu turut serta mendukung dan melestarikan budaya Indonesia.
Muhadjir menegaskan pemberian hadiah rumah tidak berdasarkan jumlah medali yang didapatkan oleh para atlet, tetapi secara perorangan.
Kontingen Indonesia berhasil melebihi target dengan koleksi 29 medali emas, 30 perak, dan 36 perunggu
Torehan 95 medali tersebut membuat kontingen Merah Putih duduk di peringkat enam memenuhi target 10 besar dan juga melewati incaran target 19 emas.
Emas pertama datang dari Jendi Pangabean di nomor 100 m gaya punggung S9. Jendi berhak atas medali emas dengan catatan waktu 1:05,74 menit.
Rina/Subhan tampil di partai final ganda campuran SH6 menghadapi wakil tuan rumah, Zeng Qingtao/Lin Shuangbao,
Pada partai final yang digelar di Stade de France, Prancis, Evi sebagai pelari tercepat dunia klasifikasi T42 bersaing dengan trio asal Italia
Medali emas di nomor 100 m T37 putra menjadi emas ketiga Yogo sepanjang perhelatan Asian Para Games 2022.
Saptoyogo merebut medali emas di nomor lari 400 meter T37 putra setelah berpacu dengan lawan serta memaksimalkan kecepatannya meskipun kakinya tidak dalam kondisi prima.
Turun dalam perlombaan lari 100 meter T37, Saptoyogo finis kedua dengan catatan waktu 11,27 detik. Yogo hanya kalah dari pelari Brasil, Ricardo Gomes
"Indonesia berhasil meloloskan atlet kedua ke Paralimpiade Paris 2024 yakni Saptoyogo, yang meraih medali perak di Paris 2023 Para Athletics World Championships."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved