Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

IPC Izinkan Atlet Rusia dan Belarus Bertanding di Paralimpiade Beijing

Basuki Eka Purnama
03/3/2022 10:39
IPC Izinkan Atlet Rusia dan Belarus Bertanding di Paralimpiade Beijing
Logo Olimpiade Beijing 2022 dan Paralimpiade Beijing 2022.(AFP/Leo RAMIREZ )

KOMITE Paralimpiade Internasional (IPC), Rabu (2/3), menyatakan atlet Rusia dan Belarus diizinkan tetap berlaga di Paralimpiade Musim Dingin 2022 Beijing dengan status atlet netral di tengah seruan yang meluas untuk mencoret partisipasi kedua negara itu dari berbagai kompetisi.

Keputusan itu diambil setelah sebelumnya Komite Olimpiade Internasional (IOC) merekomendasikan seluruh federasi olahraga untuk melarang atlet Rusia dan Belarus berkompetisi di ajang internasional, tetapi tetap dapat bersaing sebagai atlet netral.

Langkah itu ditempuh sebagai bentuk protes atas invasi yang dilancarkan Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Raih Tiga Emas, Atlet Para Atletik Siap Tampil di Paralimpiade Paris

"Mereka akan bertanding di bawah bendera Paralimpiade dan tidak masuk dalam klasemen perolehan medali," kata IPC dalam sebuah pernyataan resmi.

"Dalam pengambilan keputusan ini, jajaran anggota dewan mengikuti prinsip-prinsip utama IPC, yang mencakup komitmen terhadap netralitas dan ketidakberpihakan politik, serta keyakinan teguh pada kekuatan transformasi olahraga," lanjut komite itu

Atlet Rusia sudah siap berlaga di Beijing di bawah bendera Komite Paralimpiade Rusia sebagai bagian dari sanksi yang dijatuhkan Badan Antidoping Dunia (WADA) akibat kasus doping yang meluas dan disponsori negara.

Namun, kini mereka akan bersaing sebagai atlet netral tanpa mengenakan atribut apa pun dari negaranya.

Presiden IPC Andrew Parsons menyatakan para atlet bukanlah agresor sehingga tidak ada kaitannya dengan situasi konflik Rusia dan Ukraina.

"Penting untuk membedakan posisi keduanya. Mereka bukan tentara dan kita perlu memperlakukan mereka dengan hormat seperti para atlet lain yang memiliki hak bersaing di sini," kata Parsons.

"Kami sadar situasi ini sangat serius, tetapi kami hanya mencobamengikuti aturan dan memisahkan politik dari olahraga," pungkasnya. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya