Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Djokovic Puji Keberanian Osaka

Basuki Eka Purnama
02/6/2021 07:49
Djokovic Puji Keberanian Osaka
Petenis Jepang Naomi Osaka(AFP/MARTIN BUREAU )

PETENIS peringkat satu dunia Novak Djokovic menyebut Naomi Osaka pemberani karena mengundurkan diri dari Prancis Terbuka dan mengungkapkan perjuangannya melawan depresi.

"Saya mendukungnya. Saya rasa dia sangat pemberani karena melakukan apa yang dia lakukan. Saya menyesal karena dia harus melalui masa yang sulit ini dan menderita secara mental," ujar Djokovic, Selasa (1/6).

"Menurut saya, apa yang dia lakukan sangatlah berani. Jika dia butuh waktu untuk merefleksikan diri, itu harus dia lakukan. Saya harap dia akan kembali dengan lebih kuat," lanjutnya.

Baca juga: Bertanding Tanpa Penonton, Djokovic Kalahkan Sandgren

Osaka, yang merupakan peringkat dua dunia, mengaku dirinya butuh waktu jauh dari tenis. Hal itu memicu spekulasi bahwa petenis berusia 23 tahun itu akan absen di Wimbledon dan Olimpiade.

Petenis Jepang itu didenda sebesar US$15 ribu dan diancam didiskualifikasi dari Prancis Terbuka setelah menolak memenuhi kewajiban hadir di konferensi pers pascapertandingan.

Osaka menyebut konferensi pers itu mengganggu kesehatan mentalnya. Dia menyebut konferensi pers pascapertandingan bak menedang seseorang yang sedang jatuh.

Osaka mengatakan sudah mengalami gangguan kesehatan mental sejak 2018 ketika dia memenangi gelar Grand Slam pertamanya di Amerika Serikat (AS) Terbuka.

"Faktanya, saya mengalami masalah depresi sejak AS Terbuka pada 2018 dan saya kesulitan mengatasinya," kata Osaka.

"Di Paris, saya merasa lemah dan rapuh. Jadi, saya berpikir saya bisa tidak menghadiri konferensi pers," lanjutnya.

Djokovic mengaku tidak terkejut penyelenggara Grand Slam menjatuhkan sanksi bagi Osaka.

"Penyelenggara Grand Slam melindungi diri dan bisnis mereka," ujar Djokovic.

"Mereka memiliki aturan dan akan memaksa semua orang mematuhinya. Jika tidak, kamu akan diganjar denda dan sanksi. Jadi, reaksi mereka tidak mengejutkan," lanjutnya. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya