Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Olimpiade Berpotensi Munculkan Varian Covid-19 Baru

Antara
27/5/2021 21:45
Olimpiade Berpotensi Munculkan Varian Covid-19 Baru
Logo Olimpiade.(AFP/CHARLY TRIBALLEAU)

KEPALA serikat dokter Jepang memperingatkan bahwa penyelenggaraan Olimpiade 2020 di Tokyo musim panas ini, dengan dihadiri puluhan ribu orang dari seluruh dunia, dapat menyebabkan munculnya jenis strain baru virus corona Olimpiade.

Jepang telah berjanji untuk mengadakan Olimpiade yang aman dan terjamin di Tokyo setelah penundaan selama satu tahun. Namun, Jepang sedang berjuang mengatasi gelombang keempat infeksi virus corona dan bersiap untuk memperpanjang keadaan darurat di sebagian wilayah di negara tersebut.

Pejabat Jepang, penyelenggara Olimpiade dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah berjanji bahwa Olimpiade akan terus berlanjut, meskipun di bawah langkah-langkah pencegahan penyebaran virus yang ketat. Penonton dari luar negeri telah dilarang hadir, sementara keputusan untuk penonton domestik akan diumumkan bulan depan.

Meskipun langkah-langkah telah dipersiapkan, kekhawatiran mengenai masuknya atlet dan ofisial ke Jepang masih ada.

Dengan orang-orang yang berasal dari lebih dari 200 negara dan wilayah akan tiba, Olimpiade, yang akan dimulai dalam delapan pekan, menurut kepala Persatuan Dokter Jepang, Naoto Ueyama, berpotensi menimbulkan bahaya.

Baca juga: Persiapan ke Olimpiade, Petembak Vidya Rafika Uji Coba ke Kroasia

"Semua jenis mutan virus yang berbeda yang ada di tempat berbeda akan terkonsentrasi dan berkumpul di sini di Tokyo. Kami tidak dapat menyangkal kemungkinan bahkan jenis virus baru yang berpotensi muncul," kata Ueyama, Kamis (27/5).

"Jika situasi seperti itu muncul, itu bahkan bisa berarti jenis virus Olimpiade Tokyo dapat dinamai dengan cara ini, yang akan menjadi tragedi besar dan sesuatu yang akan menjadi sasaran kritik, bahkan selama 100 tahun," sambung dia.

Namun, direktur Institute of Population Health di King's College, London, Inggris, Kenji Shibuya, yang baru-baru ini membantu kampanye vaksinasi di Jepang, melihat kecil potensi bahaya khusus pada Olimpiade.

"Mutasi terjadi ketika virus tetap berada pada orang yang mengalami gangguan kekebalan atau baru sebagian diimunisasi untuk jangka waktu yang lama," kata Shibuya.

"Jadi situasi saat ini di Jepang lebih berbahaya daripada (selama) Olimpiade Tokyo, menurut saya," imbuhnya. (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya