Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

KOI akan Laporkan BWF ke IOC Sebelum Menggugat ke CAS

Basuki Eka Purnama
28/3/2021 09:42
KOI akan Laporkan BWF ke IOC Sebelum Menggugat ke CAS
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari berpose di kantornya di Senayan, Jakarta.(ANTARA/Aditya Pradana Putra)

KETUA Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyatakan KOI akan melaporkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) serta insiden yang terjadi di All England 2021 kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) sebelum melayangkan gugatan ke Badan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS).

Okto, sapaan akrabnya, menyebut surat permintaan maaf dari BWF tidak cukup untuk menyelesaikan masalah dan kerugian yang harus dialami para pebulu tangkis Indonesia.

Permintaan maaf, menurutnya, juga tidak menjamin kejadian serupa tidak akan terulang di turnamen-turnamen berikutnya.

Baca juga: PBSI: Dua Wakil RI di Semifinal Orleans Master 2021

"Kami tetap membangun komunikasi dengan BWF. Tapi, secara formal, semua komplain dan yang terjadi di All England harus dilaporkan ke semua
pihak supaya paling tidak yang bikin salah bisa koreksi dan introspeksi," ujar Okto dalam temu media virtual di Jakarta, Sabtu (27/3).

"KOI akan melaporkan ini dan meminta tanggapan kepada OCA (Komite Olimpiade Asia) dan IOC. Kenapa? Karena ini mungkin terjadi di cabor
lain," tambahnya.

Adapun yang akan dilaporkan KOI kepada IOC adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan BWF yang dinilai telah melakukan diskriminasi
kepada atlet Indonesia serta ketidakprofesionalan mereka dalam menyelenggarakan turnamen di tengah situasi pandemi.

Harapannya, melalui surat tersebut, IOC bisa berkomunikasi dengan seluruh federasi olahraga internasional untuk memastikan insiden di All England 2021 tidak terulang pada multievent atau single event lainnya, terutama Olimpiade Tokyo.

Selain itu, kejadian ini juga dinilai menjadi momentum untuk sekaligus menyosialisasikan kampanye tata kelola penyelenggaraan olahraga internasional.

"Kami mau sampaikan bahwa ini tidak boleh terulang apalagi di Olimpiade. IOC perlu tahu bahwa ini telah terjadi di BWF sehingga mereka bisa aware dengan yang mereka lakukan di All England. Kami tidak mau gestur diskriminasi masuk ke dunia olahraga," kata Okto.

Kami mau berjuang melalui IOC supaya IOC bisa berkomunikasi dengan international federation lain bahwa kejadian ini sudah terjadi di badminton, dan jangan sampai ini terjadi di cabor lain," pungkas dia. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya