Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Cerita Juara All England di Tengah Wabah Korona

Deden Muhamad Rojani
23/3/2020 14:20
Cerita Juara All England di Tengah Wabah Korona
Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti meraih gelar juara All England(PBSI)

GANDA campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjadi satu-satunya penyumbang gelar juara untuk Indonesia di ajang bergengsi All England 2020. Praveen/Melati naik podium juara usai mengalahkan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) dengan skor 21-15, 17-21, 21-8.

Bertanding di turnamen level Super 1000 di tengah merebaknya wabah Covid-19 tentu bukanlah hal yang mudah. Melati mengatakan sempat ada rasa khawatir dalam dirinya.

"Rasanya jadi juara All England pasti seneng banget, ada rasa bangga karena dari dulu pengin banget gelar All England. Khawatir itu pasti ada di tengah wabah Corona begini. Tapi nggak terlalu mikirin ke situ. Lebih fokus ke pertandingan. Saya tetap jaga diri, seperti cuci tangan dan sebagainya" ungkap Melati, Senin (23/3) saat dikonfirmasi.

Saat ini Praveen dan Melati tengah menjalani isolasi mandiri di Pelatnas Cipayung. Seluruh tim All England 2020 wajib menjalani isolasi selama 14 hari sekembalinya dari Birmingham, Inggris. Kondisi darurat Covid-19 juga membuat PP PBSI akhirnya meniadakan acara penyambutan juara All England yang sudah menjadi tradisi selama bertahun-tahun.

Baca juga: Langka Jadi Alasan RSUD dr Moewardi Bikin APD Sendiri

Jika Praveen banyak menghabiskan waktu dengan main game selama isolasi, Melati memilih untuk menonton drama Korea yang menjadi favoritnya saat ini yaitu Crash Landing on You (CLOY).

"Di kamar lebih banyak istirahat, makan, tidur, repeat!. Tapi pelatih minta untuk tetap gerak dan jaga kondisi fisik, stretching di kamar. Selebihnya mungkin nonton CLOY. (Isolasi) Ini juga jadi satu tanggung jawab kami mengikuti aturan untuk kepentingan bersama. Di kamar selama isolasi sih nggak ngapa-ngapain, paling telepon keluarga atau main game. Sama olahraga sendiri saja biar tetap fit badannnya," ujar pemain asal klub Djarum itu.

Bagi Melati, ini adalah gelar All England pertamanya. Namun buat Praveen, gelar ini merupakan gelar kedua. Sebelumnya Praveen juga menjadi juara All England di tahun 2016 bersama Debby Susanto.

"Rasanya pasti senang karena kami bisa membuktikan, di tengah ada virus corona kami bisa jadi juara. Sekarang bisa juara lagi dengan partner berbeda, ini yang membuat saya tambah senang. Waktu di sana sih saya nggak ada rasa khawatir, mungkin karena terlalu fokus ke pertandingan," kata Praveen.

Praveen juga menanggapi isu penundaan Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Sejauh ini federasi bulutangkis dunia (BWF) pun masih belum mengumumkan secara resmi mengenai hal ini, termasuk sistem penghitungan poin dari turnamen race to Tokyo yang dibatalkan diantaranya German Open 2020, Swiss Open 2020, India Open 2020, Malaysia Open 2020, Singapore Open 2020 serta Badminton Asia Championships 2020.

"Kalau dibilang merugikan ya memang kami sebagai pemain rugi. Tapi ini kan musibah yang dialami dunia, kami nggak bisa apa-apa, demi keselamatan bersama ya," ujar Praveen. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya