Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Sofia dan Gelar Grand Slam untuk Ibu yang Percaya Takhayul

Adiyanto
01/2/2020 21:58
Sofia dan Gelar Grand Slam untuk Ibu yang Percaya Takhayul
Petenis AS Sofia Kenin mencium trofi Australia Terbuka yang baru diraihnya, Sabtu (1/2).( Saeed KHAN / AFP)

SVETLANA Kenin stres menjelang putrinya, Sofia bertanding di final Australia Terbuka, Sabtu (1/2). Dia bahkan tidak mau menonton televisi untuk melihat penampilan anaknya karena takut membawa sial. Perempuan Rusia itu masih percaya takhayul.

Makanya, begitu juara, Sofia Kenin, dalam sambutannya seusai menerima trofi,  langsung menyebut nama ibunya untuk menyampaikan berita bahwa dia memenangkan Grand Slam pertamanya tersebut.

Sofia yang baru berusia 21 tahun adalah imigran Rusia yang kini bermukim di Amerika Serikat. Dia dilatih ayahnya, Alexander Kenin. Di turnamen ini, dia hanya didampingi sang ayah, sementara keluarga lainnya kembali ke Amerika Serikat ketika dia melaju ke final.

Unggulan ke-14 ini menunjukkan semua sifat khasnya, terutama kekuatan mental untuk mengalahkan juara Grand Slam dua kali Garbine Muguruza 4-6, 6-2, 6-2 di Melbourne.

"Saya menghubunginya  tepat setelah pertandingan hanya untuk memberi tahu dia bahwa semuanya baik-baik saja, saya menang, dia bisa tenang sekarang," kata Kenin yang berseri-seri kepada wartawan merujuk pada ibunya yang akrab disapa Lena.

"Dia benar-benar stres di rumah, sangat percaya takhayul. Aku bilang padanya aku tidak akan bisa bicara denganmu selama berjam-jam, tapi setidaknya kamu tahu bahwa aku menang. Aku pulang, kamu bisa memberiku pelukan terbesar dalam hidupmu," imbuhnya.

Setidaknya Lena tidak menderita sendirian dan ditemani oleh nenek Kenin, saudara perempuan dan anjing-anjing keluarga di Florida.

"Mereka tidak menonton, ibu saya tidak bisa menonton saya," kata Sofia.

Sofia berulang kali mengatakan bahwa kekuatan mentalnya adalah kunci untuk gelar terbesar dalam kehidupan tenisnya.

Sofia yang bersama keluarganya hijrah dari Moskow untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Amerika Serikat, kini menjadi salah satu harapan negeri Paman Sam di cabang tenis, setelah kemampuan Serena dan Venus Williams, mulai memudar. (AFP/M-4)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik