Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Roger Federer yang Mulai Kehilangan Sentuhan

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
31/1/2020 13:00
Roger Federer yang Mulai Kehilangan Sentuhan
Roger Federer(AFP/Greg Wood)

KEGAGALAN Roger Federer melaju ke partai final Australia Terbuka 2020 membuat pesaingnya semakin terbuka untuk menyamai atau menyusul rekor 20 gelar Grand Slam-nya.

Penggemar Federer memanggilnya dengan sebutan Greatest Of All Time (GOAT) tetapi setelah kalah di Australia Terbuka, cengkeramannya di Grand Slam semakin lama semakin lemah.

Ketika Federer berjalan dengan perlahan keluar dari Rod Laver Arena, Kamis (30/1), setelah kalah di semifinal dari Novak Djokovic, ia sadar bahwa usia 38 tahun sudah habis untuk menambah kemenangan pada daftar 20 gelar Grand Slamnya.

Adalah Rafael Nadal yang masih 33 tahun siap menyalip rekor dirinya dengan capaian berdiri 19 Grand Slam dan merupakan favorit untuk mencapai gelar ke-20 nya di Prancis Terbuka, Mei-Juni mendatang.

Baca juga: Singkirkan Federer, Djokovic Selangkah lagi Berjaya di Melbourne

Djokovic juga punya kesempatan untuk menyusul raihan Federer. Di usianya yang masih 32 tahun, ia telah memiliki 16 gelar Grand Slam dan akan meraih gelar Australia Terbuka kedelapan jika menang di laga final, Minggu (2/2).

Dia tidak menunjukkan tanda-tanda melambat setelah memenangkan empat Grand Slam dalam dua tahun terakhir.

Federer berulang tahun yang ke-39 pada saat Roland Garros dan Wimbledon bergulir, hampir dua tahun lebih tua dari Ken Rosewall ketika ia menjadi juara Grand Slam tertua di usia 37 tahun di Australia Terbuka 1972.

Gelar Grand Slam terakhir Federer datang di Australia Terbuka, dua tahun lalu.

Jadi, sementara Federer mungkin masih menggunakan backhand terbaik dalam permainan, hal itu bisa menjadi gaya yang membedakannya dari pesaing-pesaingnya.

Namun, petenis asal Swiss itu tidak pernah pergi tanpa perlawanan. Ia tidak pernah menyerah di tengah pertandingan.

Seiring berjalannya waktu, ketahanan fisiknya semakin lama, semakin meningkat.

Federer melakukan dua kali penampilan menakjubkan di putaran sebelumnya di Melbourne. Dia berhasil mencuri dua poin untuk terhindar dari kekalahan saat melawan John Millman dan menyelamatkan tujuh match point melawan Tennys Sandgren di perempat final.

Setelah ketegangan pangkal paha dalam pertandingan lawan Sandgren, desas-desus beredar bahwa Federer bahkan mungkin tidak mengambil pertandingan melawan Djokovic.

Nyatanya, Federer tetap tampil di laga semifinal meski harus dikalahkan Djokovic 7-6 (7/1), 6-4, dan 6-3.

"Hari ini mengerikan, untuk menjalani apa yang saya lakukan," ujar Federer.

Djokovic sangat menyadari daya tahan Federer setelah laga sengit keduanya yang menghabiskan waktu lima jam di final Wimbledon tahun lalu.

"Ini adalah fakta yang luar biasa bahwa dia tidak pernah pensiun dari pertandingan, bukan pertandingan tunggal, sepanjang kariernya. Rasa hormat yang besar untuk itu," kata Djokovic.

Federer juga tidak akan pensiun dari tenis, meskipun dia tahu cedera bisa membuat keputusannya berubah. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya