Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Evaluasi SEA Games 2019, KONI : Cabor Olimpide Harus Diperhatikan

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
11/12/2019 20:05
Evaluasi SEA Games 2019, KONI : Cabor Olimpide Harus Diperhatikan
Ketua KONI Marciano Norman(MI/Adam Dwi)

INDONESIA harus puas menempati peringkat keempat hingga hari terakhir SEA Games 2019 Filipina dengan raihan 72 medali emas, 84 perak, dan 111 perunggu.

kontingen Indonesia gagal wujudkan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi runner-up dalam ajang olahraga dua tahunan itu.

Meski begitu, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Marciano Norman, melihat jika target medali sanggup melebihi dari prediksi awal Tim Monev yang awalnya 45 medali emas menjadi 72 emas.

Ia pun mengapresiasi kontingen Indonesia yang berani mengirimkan komposisi 60% atlet junior. Tak hanya itu, ia pun membandingkan dengan capaian Indonesia yang saat dini berada di peringkat empat, lebih bagus satu peringkat dari SEA Games Malaysia 2017.

“Capaian medali kan tercapai, tetapi yang perlu diberikan perhatian pada olahraga sekarang ini ialah cabor olimpik, harus beri perhatian lebih,” ujar Marciano kepada Media Indonesia, Rabu (11/12).

Baca juga : Kemenpora akan Evaluasi Kelemahan Kontingen Indonesia

Marciano mengatakan jika cabor olimpiade seperti akuatik atau atletik di SEA Games 2019 belum bisa memberikan banyak medali dari banyaknya nomor yang ada.

“Padahal medali di akuatik itu sangat banyak, alangkah indahnya jika nanti renang kita bisa seperti di Singapura, dan kita harus mengarah kesana,” ucap Marciano.

“Kita harus memberikan perhatian terutama di sistem pelatihan, rekrutmen atletnya juga harus sejak awal sehingga bisa mempersiapkan atlet muda yang berpotensi jauh ke depan,” tambahnya.

Bentuk perhatian yang bisa diberikan Pemerintah ialah dengan mendorong penataan pelatihan dan kompetisi agar kesempatan bertanding lebih banyak.

“Pada akhirnya kita harus memberikan dukungan anggaran yang cukup. Karena mustahil kita tuntut maju, tapi logistiknya tak ada ya tak akan sampai,” tuturnya.

Ia mencontohkan lifter putri angkat besi, Windy Cantika Aisah yang masih berusia 17 tahun namun bisa mendapatkan medali emas dan mencetak rekor dunia junior.

“Maka, kita dorong kepada PB PABSI supaya prestasi sebenarnya untuk bisa jadi andalan Indonesia di masa mendatang,” tutur Marciano. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya