Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Lulusan UPI Diminta Jadi Insan Berilmu yang Guyub, Peka Sosial dan Memberi Manfaat

Naviandri
12/6/2025 16:50
Lulusan UPI Diminta Jadi Insan Berilmu yang Guyub, Peka Sosial dan Memberi Manfaat
Prosesi wisuda mahasiswa Univesitas Pendidikan Indonesia.(MI/Naviandri))

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mewisuda sebanyak 2.395 mahasiswa mulai dari jenjang D3 hingga S3, dalam prosesi wisuda yang digelar selama dua hari yakni pada Rabu – Kamis, 11-12 Juni 2025 di Gedung Gymnasium UPI Bandung. Perayaan wisuda periode Juni ini jadi yang terakhir bagi Prof M. Solehuddin sebagai rektor UPI, karena pada 16 Juni 2025 mendatang akan dilakukan serah terima jabatan ke rektor terpilih, Prof. Dr. Didi Sukyadi. 

Adapun rincian lulusan wisudawan UPI gelombang II yakni 2 orang lulusan D3, 14 orang lulusan D4, 1.910 orang lulusan S1, 322 orang lulusan S2, dan 147 orang lulusan S3. Pada upacara wisuda gelombang II tahun 2025 ini, UPI tidak hanya memberikan penghargaan atas keunggulan akademik para wisudawan, tetapi juga mengapresiasi keberagaman latar belakang dan perjalanan luar biasa para lulusan. UPI memberikan penghargaan kepada lulusan terbaik yang telah menunjukkan prestasi akademik luar biasa, antara lain Ahmad Fadhillah (D4 Survei Pemetaan dan Informasi Geografis), Ega Nasrudin (S1 Ilmu Pendidikan Agama Islam), dan Putri Anastasya (S2 Pendidikan Seni), masing-masing berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hingga 4,00. 

Tidak hanya kepada wisudawan yang berprestasi, UPI juga memberikan apresiasi kepada lulusan termuda dan tertua, sebagai wujud komitmen UPI dalam menciptakan lingkungan akademik yang inklusif. Amanda Sophia Adila (S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini) tercatat sebagai lulusan termuda. Sedangkan Fitri Rodhiyah (S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini) menjadi lulusan tertua pada wisuda kali ini. Selain itu, UPI juga memberikan penghargaan kepada lulusan yang berhasil menyelesaikan studi dalam waktu tercepat, seperti Rochma Ayustyaningtias (S2 Pendidikan Ilmu Komputer). 

Prestasi tidak hanya datang dari lulusan dalam negeri, UPI juga memberikan apresiasi kepada lulusan mahasiswa internasional yang saat ini peminatnya terus bertambah. Beberapa lulusan internasional yang lulus dalam gelombang II ini yakni Ahmed Almukhtar Ahmed Hamid dari Libya (S2- Prodi Manajemen), Raisalam Delos Trico Angoy dari Filipina (S3-Pendidikan Olahraga), dan Eugenie Catillon dari Prancis (S2) Pendidikan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing) yang semakin memperkaya komunitas multikultural di lingkungan universitas. 

“Ini adalah wisuda terakhir saya sebagai rektor, pada Senin 16 Juni 2025 akan ada pelantikan Rektor UPI yang baru. Saya berharap para wisudawan bisa terus eksis di dalam kehidupannya masing-masing, sebab perubahan jaman betul-betul tidak terprediksi. Banyak perubahan yang luar biasa, termasuk kompetisi dan tantangan pun luar biasa,” jelas Solehuddin.

Menurut Solehuddin, lulusan ini tidak sekedar menguasai teori dan pengetahuan, namun harus bisa mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dikuasainya adaptif terhadap perubahan dan siap memberikan kontribusi terhadap kehidupan nyata di lapangan. Terlepas profesinya apapun, mereka tetap memberikan dampak dan kontribusi yang positif terhadap permasalahan dan pembangunan bangsa.

Sementara itu Ketua Majelis Amanat UPI Komjen. Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna dalam sambutannya dibacakan Sekretaris Majelis Wali Amanat UPI Prof. Dr. Riandi mengingatkan, gelar akademik ini termasuk dalam kekuatan IQ, namun belum cukup untuk memperoleh keberhasilan di dunia nyata. Dibutuhkan juga Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional, sebagai modal utama untuk membangun kepercayaan, membina hubungan serta menjalin networking dan sinergi.

“Selain itu dibutuhkan pula Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spiritual, sebagai bekal hidup abadi setelah dunia ini, serta Fitness Quotient (FQ) atau kecerdasan fisik, yaitu kemampuan menjaga fisik dan kesadaran jasmani. Karena sehat adalah modal awal untuk berkarya dan melayani. Yang tak kalah penting, hidup ini bukan kompetisi ego, tapi jalan pengabdian dan kebermaknaan. Jadilah insan berilmu yang guyub, peka sosial dan hadir untuk memberi manfaat,” terangnya. (H-1)

 

Images



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya