Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Kebangkitan Aceh Pasca-Tsunami 2004: Perjalanan Rekonstruksi dan Ketangguhan Masyarakat

Abriel Okta Rosetta
26/12/2024 08:15
Kebangkitan Aceh Pasca-Tsunami 2004: Perjalanan Rekonstruksi dan Ketangguhan Masyarakat
Dua dekade setelah tsunami dahsyat melanda Aceh pada 26 Desember 2004, daerah-daerah yang dulu hancur kini telah bangkit dengan semangat ketangguhan. (freepik)

TSUNAMI yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 merupakan salah satu bencana alam terbesar di dunia. Gelombang raksasa yang dihasilkan gempa berkekuatan 9,1-9,3 SR menghancurkan ribuan rumah, infrastruktur, dan merenggut ratusan ribu nyawa. 

Kini, setelah dua dekade berlalu, Aceh telah bertransformasi secara perlahan dan sudah kembali pulih. Beberapa daerah yang dulu hancur akibat tsunami dan sudah bangkit dan normal kembali.

Daerah Aceh yang Bangkit Pasca-Tsunami

1. Banda Aceh

Sebagai ibu kota provinsi Aceh, Banda Aceh menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak. Ribuan bangunan, termasuk rumah, sekolah, dan fasilitas publik, luluh lantak. Masjid Baiturrahman, salah satu ikon kota, menjadi saksi bisu tragedi ini meskipun tetap berdiri kokoh.

Saat ini, Banda Aceh telah bangkit kembali sebagai kota yang lebih modern. Infrastruktur utama seperti jalan, jembatan, dan sekolah telah direkonstruksi. Masjid Baiturrahman kini menjadi simbol ketangguhan masyarakat Aceh. Kota ini juga memiliki Museum Tsunami yang menjadi pengingat tragedi dan edukasi tentang mitigasi bencana.

2. Meulaboh

Hampir sama dengan Banda Aceh, Kota ini juga mengalami kehancuran hebat karena posisinya yang dekat dengan episentrum gempa (daerah di permukaan bumi yang dekat titik pusat gempa). Hampir 70% wilayah Meulaboh hancur, dengan ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.

Butuh kurang lebih satu dekade untuk Meulaboh berkembang menjadi kota pesisir yang tangguh. Rekonstruksi yang dilakukan melibatkan pembangunan pemecah gelombang, rumah tahan tsunami, dan fasilitas pendidikan. Wilayah ini juga telah kembali menjadi pusat perikanan dan perdagangan lokal.

3. Calang (Aceh Jaya)

Ketika bencana melanda, hampir seluruh kota ini rata dengan tanah akibat tsunami. Banyak korban jiwa berjatuhan, dan hanya sedikit infrastruktur yang tersisa. 

Calang kini telah dibangun ulang dengan pendekatan mitigasi bencana. Rumah-rumah tahan tsunami dan area evakuasi telah dibuat. Kehidupan masyarakat mulai normal dengan adanya pasar, sekolah, dan fasilitas kesehatan yang baru.

4. Pesisir pantai Lhoknga

Kecamatan Lhoknga yang terletak di pesisir pantai hampir sepenuhnya terhapus dari peta akibat tsunami. Hampir seluruh penduduk desa kehilangan tempat tinggal.

Lhoknga kini telah menjadi destinasi wisata terkenal, terutama untuk surfing. Infrastruktur baru seperti hotel, restoran, dan fasilitas umum telah dibangun dengan konsep ramah lingkungan. Masyarakat setempat juga memanfaatkan pariwisata sebagai sumber penghasilan utama.

5. Aceh Besar

Wilayah Aceh Besar yang berada di sekitar Banda Aceh juga mengalami kerusakan parah. Desa-desa pesisirnya ikut hancur luluh lantah akibat terjangan gelombang.
 
Aceh Besar telah bangkit dengan program-program rehabilitasi desa yang melibatkan masyarakat lokal. Pertanian dan perikanan, sebagai sektor utama, telah kembali pulih. Sekolah dan fasilitas kesehatan juga telah tersedia untuk mendukung kehidupan sehari-hari.

Dua dekade setelah tsunami Aceh, daerah-daerah yang dulunya hancur kini telah bangkit kembali dengan semangat yang luar biasa. 

Rekonstruksi fisik dan mental masyarakat Aceh menjadi bukti ketangguhan manusia dalam menghadapi bencana. Aceh tidak hanya pulih tetapi juga menjadi lebih kuat, siap menghadapi masa depan dengan optimisme yang tinggi. (Bpba aceh/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya