Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Tsunami Aceh 2004: Tragedi, Ketabahan, dan Kisah Inspiratif Melalui Film

Gemma R Zaneta
26/12/2024 08:55
Tsunami Aceh 2004: Tragedi, Ketabahan, dan Kisah Inspiratif Melalui Film
Tragedi Tsunami Aceh 2004 diabadikan melalui monumen, museum, dan karya seni, termasuk dua film inspiratif, Hafalan Shalat Delisa (2011) dan Aceh: Beyond the Tsunami (2017). (freepik)

TSUNAMI Aceh merupakan salah satu bencana alam terbesar yang tercatat dalam sejarah Indonesia. Terjadi pada 26 Desember 2004, tsunami ini menimbulkan kerusakan fisik yang luar biasa dan korban jiwa yang cukup tinggi.

Lebih dari 200.000 nyawa melayang, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban, dan memberikan dampak emosional yang sangat besar bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kejadian ini mengguncang dunia dan menjadi pengingat akan kekuatan alam yang luar biasa.

Selain dikenang melalui monumen, tempat peringatan, dan museum, peristiwa tsunami Aceh juga diperingati melalui karya seni, salah satunya lewat film

Dua film yang terinspirasi tragedi tsunami Aceh

Hafalan Shalat Delisa (2011)

Film Hafalan Shalat Delisa merupakan salah satu film yang terinspirasi dari kisah seorang anak yang selamat dari tsunami aceh 2004

Film ini bercerita tentang Delisa (Chantiq Schagerl), seorang gadis kecil yang ceria, tinggal di Lhok Nga, sebuah desa kecil di pantai Aceh. Sebagai anak bungsu, dia sangat dekat dengan ibunya dan ketiga kakaknya. Delisa menghabiskan hari-harinya dengan bersekolah, bermain bola, dan belajar mengaji. Ia bercita-cita mendapatkan hadiah kalung bertuliskan huruf "D" dari ibunya setelah berhasil lulus ujian praktek salat, seperti kakak-kakaknya sebelumnya.

Pada 26 Desember 2004, saat Delisa bersama Ummi bersiap untuk ujian salat, gempa besar mengguncang Aceh, diikuti tsunami yang menghancurkan desa mereka. Tsunami menggulung segala yang ada, termasuk sekolah dan rumah mereka. Delisa, yang semula tidak takut, terjebak dalam kehancuran tersebut, sementara Ummi dan kakak-kakaknya hilang, dan ratusan ribu nyawa melayang di Aceh serta wilayah Asia Tenggara lainnya.

Delisa berhasil diselamatkan Prajurit Smith (Mike Lewis) setelah berhari-hari dalam keadaan tak sadarkan diri. Namun, karena luka parah, kaki kanannya harus diamputasi. Meskipun harus menghadapi kehilangan besar, Delisa menemukan kembali ayahnya, Abi Usman, yang menyelamatkannya. Dengan keikhlasan dan kekuatan hati, Delisa mengajarkan tentang ketabahan dan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk bertahan. Walaupun terus merindukan ibunya dan ketiga kakaknya, Delisa tetap berusaha menjadi anak yang baik, ikhlas, dan tetap berdoa untuk mereka yang telah pergi.

Aceh: Beyond The Tsunami (2017)

Aceh: Beyond the Tsunami adalah sebuah film dokumenter asal Australia yang mengisahkan perjalanan para penyintas tsunami Aceh 2004. Film ini menggali perspektif masyarakat Aceh terhadap bencana dahsyat tersebut, serta bagaimana mereka berhasil menghadapi dan mengatasi dampak yang ditinggalkan oleh peristiwa tersebut.

Melalui cerita 10 penyintas yang berbagi pengalaman mereka, film ini menceritakan tentang kesedihan, proses penyembuhan, dan perjuangan untuk melanjutkan hidup setelah tragedi. Selain itu, film ini juga menggambarkan bagaimana tsunami mengubah wilayah Aceh secara keseluruhan, baik dari segi fisik maupun sosial, dan bagaimana masyarakat Aceh beradaptasi dengan perubahan tersebut dalam upaya membangun kembali kehidupan mereka.

Peristiwa Tsunami Aceh 2004 ini dikenang melalui monumen, museum, dan film. Film-film ini menggambarkan kesedihan, proses penyembuhan, dan ketabahan mereka dalam menghadapi dampak tsunami.

Melalui karya-karya ini, kita diingatkan akan pentingnya solidaritas, ketabahan, dan kesiapan menghadapi bencana, serta menghargai kehidupan dan hubungan dengan alam. Tsunami Aceh tetap menjadi pelajaran berharga bagi generasi mendatang. (Berbagai Sumber/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya