Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
NASIB PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex masih buram atau belum memiliki titik terang pasca 45 hari diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang.
"Sampai hari ini ( Kamis, 5/12) Sritex masih menunggu hasil pengajuan kasasi untuk ppembatalan homologasi yang dimohonkan kepada Mahkamah Agung (MA) pada 25 Oktober lalu," ungkap Presdir Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto.
Dia paparkan, meski mendapatkan dukungan penyelamatan dari Presiden Prabowo, yang sudah mengutus Wamennaker Immanuel Ebenezer Gerungan serta Komisi VII DPR RI, pihaknya belum mampu mencari jalan keluar.
"Tetapi kami berterima kasih sekali didukung Presiden Prabowo, DPR RI dan berbagai pihak yang ingin mengupayakan penyelamatan Sritex sert memastikan kondisi kami dari dekat," kata dia.
Ia tegaskan, Sritex terua berjuang dengan menempuh berbagai cara, untuk mendapatkan kepastian atas nasib perusahaan dengan lebih dari 50.000 karyawan.
Raksasa tekstil yang berpusat di Sukoharjo ini, juga mengajukan penetapan keberlangsungan usaha atau going concern kepada Hakim
Pengawas dan pihak kurator pada 28 Oktober 2024.
"Salah satu upaya untuk memastikan keberlanjutan usaha dan mencegah timbulnya dampak sosio ekonomi bagi lingkungan sekitar maupun
perekonomian nasional," jelas pria yang akrab disapa Wawan ini.
Bahkan pada 13 November 2024, Sritex juga dipanggil Pengadilan Niaga Semarang untuk mengikuti pertemuan rapat dengan kreditur kali pertama .
"Pada pertemuan itu, kuasa hukum Sritex menanyakan tanggapan atas permohonan going concern yang diajukan. Dan sebenarnya Hakim Pengawas, Haruno Patriadi menjanjikan keputusan akan diberikan tiga hari setelah
rapat kreditur pertama itu," tukas dia.
Namun hingga batas waktu yang dijanjikan, Sritex belum
mendapatkan keputusan. Sementara pihak kurator mengirimkan surat tanggapan atas permohonan going concern dan undangan rapat bersama tim kurator pada 18 November 2024 di Jakarta.
Terkait undangan tersebut, Sritex hadir. Tetapi lagi-lagi tidak ada kejelasan hasil atas permohonan. Pada saat yang sama Pemerintah dilihat masih konsisten mengupayakan penyelamatan Sritex.
Hak itu ditunjukkan dengan kedatangan Wamenaker Immanuel Ebenezer ke pabrik yangbl berinisiatif menjembatani pertemuan Sritex dengan kurator.
"Sayangnya kurator yang sebelumnya melakukan audiensi dengan pejabat di Kemennaker di Jakarta membatalkan kehadiran beberapa jam sebelum waktu yang telah disepakati," timpal Wawan dengan nada prihatin.
Dengan ketidakhadiran kurator di Sritex dengan dimediasi Wamennaker tidak bisa menemukan titik temu, dan membuat nasib puluhan ribu karyawan menjadi bertambaj tidak jelas.
"Padahal Wamennaker datang mewakili Pemerintah. Batalnya pertemuan membuat nasib karyawan semakin tidak menentu,” tingkapnya.
Lebih jauh dia paparkan, dalam situasinyang masih buram ini, Sritex dalam beberapa hari ke depan, masih mencoba konsentrasi menormalisasi
perusahaan.
“Kami mohon dukungan agar mampu menjaga amanah pemerintah untuk tidak melakukan PHK. Dan mudah mudahan sebelum akhir tahun, permohonan kasasi kami dapat dikabulkan oleh MA," pungkas adik Komisaris Utama Sritex ini. (H-2)
PT Sritex menggelar Istiqhosah Akbar untuk memohon Keselamatan dan Kebangkitan Sritex Kembali Berjaya di halaman pabrik PT Sritex.
Direktur Utama Sritex Iwan Kurniawan Lukminto kembali menegaskan situasi keberlanjutan perusahaan tekstil ini tergantung pada kinerja empat kurator dan seorang hakim pengawas.
Harapan seluruh pekerja Sritex Grup yang berjumlah 50 ribu orang, keberlangsungan usaha menjadi hasil negosiasi manajemen perusahaan dengan kurator.
Sritex menaruh harapan besar pada Mahkamah Agung sebagai benteng terakhir peradilan agar dapat memberikan keputusan yang berkeadilan dan memberikan manfaatkan seluas-luasnya.
Karyawan PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk mengenakan pitam hitam bertuliskan Selamatkan Sritex.
Acara di Bandung ini bertujuan untuk menampilkan berbagai pengembangan produk tekstil oleh Sritex dari mulai benang hingga kain
PEMEGANG saham pengendali Bank BJB yang juga Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyesalkan keterlibatan BUMD Jabar dalam kasus korupsi Sritex. Kejadian itu sangat merugikan BJB.
Pengadilan Niaga Semarang menggelar rapat pertama kasus pembatalan homologasi PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex.
Manajemen dan keluarga besar PT Sri Rejeki Isman, Tbk. (Sritex) menggelar istigasah akbar yang dihadiri oleh 10.000 orang di Lapangan Sandang Sejahtera PT Sritex, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved