Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
CUACA ekstrem yang terjadi di pantura timur Jawa Tengah berdampak bencana hidrometeorologi yakni banjir, longsor, dan angin ribut melanda sejumlah daerah seperti Kudus, Blora, dan Rembang.
Pemantauan Media Indonesia, Rabu (4/12), sejak pagi ratusan warga Desa Ngampel, Kabupaten Blora, bersama petugas dari BPBD, TNI/Polri, aparat desa, dan kecamatan terus bahu-membahu melakukan pembersihan lingkungan akibat terjangan bencana yang terjadi pada Selasa (3/12) petang.
Selain sejumlah rumah terendam banjir hingga ketinggian 50-100 sentimeter dan mengalami longsor, sejumlah pohon juga tumbang akibat angin ribut yang datang bersamaan sekitar pukul 16.00 WIB.
"Tidak hanya satu desa tetapi bencana serupa juga melanda beberapa desa lain di Blora," kata Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora Agung Triyono.
Cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir, ungkap Agung, tidak hanya menyebabkan rumah terendam banjir dan mengalami longsor, tetapi juga merobohkan pohon di sejumlah desa seperti Ngampel dan Sendangharjo, bahkan ada rumah warga longsor ke sungai dan hanyut.
Meskipun banjir telah surut hingga saat ini, menurut Agung, petugas masih melakukan pendataan jumlah perusakan dan kerugian yang ditanggung warga akibat bencana hidrometeorologi tersebut.
"Sekarang petugas bersama warga masih fokus melakukan penanganan," imbuhnya.
Banjir yang membuat puluhan rumah warga terendam itu diduga merupakan banjir kiriman dari pertambangan Watuputih di Pegunungan Kendeng Utara.
"Curah hujan cukup lebat dan air dari area pertambangan meluap hingga mengalir ke perkampungan penduduk di sini," ujar Kepala Desa Tegaldowo Kundari,.
Sementara itu, aktivis Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng Rembang, Joko Prianto, mengungkapkan banjir saat hujan lebat mengguyur kawasan ini sudah lima tahun terakhir terjadi. Hal ini karena aktivitas penambangan yang cukup masif hingga daya tampung dan dukungan lingkungan yang tidak memadai.
"Warga di sejumlah desa di Kecamatan Gunem sejak lima tahun terakhir sering dilanda banjir, harus segera dilakukan penanganan menyeluruh," imbuhnya. (AS/J-3)
Cuaca ekstrem di Jawa Tengah yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi kembali terjadi, Senin (28/10).
BMKG kembali mengingatkan warga Jawa Tengah untuk mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin ribut.
Cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Klaten, Sukorejo, Wonogiri, Karanganyar dan Sragen.
Warga diimbau mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin ribut.
Potensi hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir kemungkinan terjadi di Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo dan Mungkid.
Cuaca ekstrem di Jawa Tengah ini, dapat berdampak terjadinya bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir hingga angin puting beliung.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Kecamatan Cicurug dan Parungkuda di Kabupaten Sukabumi diterjang hujan deras dan angin puting beliung pada Sabtu, (9/12).
SUDAH satu pekan, banjir merendam lima desa di empat kecamatan di Kabupaten Karawang. Sebanyak 1.643 warga masih harus tinggal di pengungsian.
SEORANG warga tewas, saat tanah longsor terjadi di Kampung Cipondok, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (7/1) sore.
Masyarakat diimbau terus mewaspadai cuaca ekstrem.
Diprakirakan kondisi cuaca untuk arus mudik dan libur Lebaran pada 9-14 April 2024, cuaca berawan namun berpotensi hujan ringan dan lebat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved