Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
HUJAN sedang-lebat disertai angin kencang dan kilatan petir dan banjir air laut pasang (rob) di Pantura Jawa Tengah Minggu (6/4), kepada warga maupun pemudik arus balik lebaran diminta untuk waspada terhadap kondisi cuaca tersebut.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung, karena cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir masih berpotensi di delapan daerah di Jawa Tengah.
Selain itu, air laut pasang (rob) juga masih berlangsung di perairan utara Jawa Tengah, sehingga berdampak kembali banjir rob merendam sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang dan Demak yang dapat mengganggu kegiatan warga seperti transportasi, bongkar muat barang di pelabuhan, budidaya perikanan darat dan petani garam.
"Warga terutama pemudik arus balik lebaran diminta waspadai banjir rob di Pantura Jawa Tengah, karena air laut pasang masih berlangsung pukul 14.00-18.00 WIB dengan ketinggian maksimum satu meter di perairan utara Jawa Tengah," kata Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Shafira Tsanyfadhila Minggu (6/4).
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N mengatakan berdasarkan pengamatan citra satelit cuaca pukul 05.00 WIB, pada pagi cuaca cerah berawan-berawan, memasuki siang hujan ringan-sedang secara merata dengan waktu bervariasi dan sore hingga awal malam meningkat hujan sedang-lebat mengguyur daerah di Jawa Tengah.
Bahkan cuaca ekstrem berpotensi di Jawa Tengah, ungkap Arif, terjadi di sejumlah daerah di kawasan pegunungan, dataran tinggi, Pantura bagian barat-timur, sehingga diminta warga dan pemudik arus balik lebaran untuk mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi terjadi di sejumlah daerah tersebut.
Cuaca ekstrem di Jawa Tengah, menurut Arif, berpotensi di Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Kajen, Slawi, Bumiayu dan Majenang, sedangkan hujan ringan-sedang berpeluang mengguyur daerah Banyumas, Mungkid, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Ungaran, Kendal, Batang, Pemalang, Brebes, Magelang, Salatiga, Semarang, Pekalongan, Tegal dan Ambarawa.
Angin bertiup dari arah barat ke utara dengan kecepatan 10-30 kilometer per jam, lanjut Arif, suhu udara berkisar 19-32 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 65-95 persen, ketinggian gelombang di perairan utara 0,1-0,5 meter dan di perairan selatan Jawa Tengah 1,25-2,5 meter. (H-2)
Cuaca ekstrem memaksa pesawat Batik Air yang tengah menempuh rute dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) ke Bandara Silampari, Lubuklinggau, untuk kembali
Gelombang tinggi di perairan Jawa Tengah juga menjadi ancaman serius terhadap kegiatan pelayaran karena cukup berisiko tinggi.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
Bibit siklon 97W terpantau di Samudra Pasifik utara Papua dengan kecepatan angin 20 knot dan tekanan udara minimum 1000 hPa, bergerak ke arah barat laut.
BNPB menyebut wilayah Indonesia masih akan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer. Kondisi itu membuat ancaman bencana hidrometeorologi juga masih akan mengintai.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk Selasa, 24 Juni 2025. Dengan adanya daerah konvergensi dan konfluensi angin, potensi hujan di beberapa wilayah Indonesia meningkat
Pada pagi cuaca umumnya cerah-berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mengguyur tersebar tidak merata.
Sembilan daerah di Jawa Tengah masih berpotensi hujan sedang-lebat, bahkan dapat meningkat menjadi ekstrem sehingga diminta warga tetap waspada.
Hujan yang masih terjadi pada Mei 2025 disebabkan oleh dinamika atmosfer yang belum stabil dan sehingga mengakibatkan fenomena kemarau basah.
Cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi di 27 daerah terutama kawasan pegunungan, dataran tinggi, Solo Raya dan Jawa Tengah bagian selatan.
Cuaca ekstrem masih berpotensi di 12 daerah di Jawa Tengah, diminta warga untuk waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved