Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Awas, Cuaca Ekstrem Berpotensi di Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung Selasa 27 Mei 2025

Akhmad Safuan
27/5/2025 07:37
Awas, Cuaca Ekstrem Berpotensi di Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung Selasa 27 Mei 2025
Cerah berawan di Gunung Sindoro dan Sumbing pada Selasa (27/5) pagi,(MI/Akhmad Safuan)

CUACA ekstrem masih berpotensi di tiga daerah di Jawa Tengah bagian tengah yakni Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung Selasa (27/5) diminta warga tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung.

Pada pagi hingga siang umumnya cuaca di Jawa Tengah cerah dan berawan, namun memasuki sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mengguyur sejumlah daerah dan masih ada potensi cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir di tiga daerah yakni Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung.

"Kondisi cuaca di Jawa Tengah cukup baik meskipun masih ada hujan ringan-sedang, tetapi tiga daerah berpotensi cuaca ekstrem sehingga diminta warga berada daerah tersebut untuk tetap waspada bencana hidrometeorologi," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N Selasa (27/5).

Sedangkan hujan ringan-sedang pada sore hingga awal malam, ungkap Arif, berpeluang mengguyur daerah Purbalingga, Mungkid, Boyolali, Klaten Karanganyar, Magelang, Semarang, Bumiayu dan Majenang. "Daerah lainnya berawan dan hujan ringan," tambahnya.

Menurut Arif angin bertiup bertiup dari barat ke utara dengan kecepatan 5-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 19-33 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 60-95 persen, gelombang di perairan utara 0,1-0,5 meter serta di perairan selatan Jawa Tengah 1,25-2,5 meter cukup aman untuk pelayaran.

Sementara itu Gempita Icky Dzikrillah, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang lainnya mengungkapkan hujan yang masih terjadi pada Mei 2025 disebabkan oleh dinamika atmosfer yang belum stabil dan kondisi ini memunculkan fenomena yang disebut sebagai kemarau basah.

Secara klimatologis Jawa Tengah seharusnya telah memasuki kemarau, lanjut Gempita Icky Dzikrillah, tetapi suhu muka laut yang masih hangat di sekitar wilayah Indonesia memicu penguapan tinggi dan pembentukan awan konvektif yang menyebabkan hujan turun. "Biasanya, musim kemarau terbentuk siklon tropis di wilayah utara Indonesia membuat cuaca lebih cerah," ujarnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya