Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

4 Jenis Batuk yang Rentan Menyerang di Musim Kemarau Basah, Waspada!

Novianto Ryan R
20/6/2025 13:15
4 Jenis Batuk yang Rentan Menyerang di Musim Kemarau Basah, Waspada!
Batuk yang cenderung menyerang saat musim kemarau(Freepik)

FENOMENA kemarau basah saat ini terjadi di beberapa daerah Indonesia. Berbeda dengan kemarau biasa yang kering dengan sedikit hujan, kemarau basah justru ditandai dengan hujan yang turun secara berkala.

BMKG menyebutkan bahwa kondisi ini dipengaruhi dinamika atmosfer baik regional maupun global, seperti suhu permukaan laut yang hangat, aktifnya angin monsun, serta dampak La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.

Meskipun La Nina menuju fase netral, dampaknya masih terasa dalam bentuk curah hujan tinggi, bahkan di musim kemarau.

Perubahan cuaca yang tak menentu ini meningkatkan risiko masalah kesehatan, termasuk batuk. Fluktuasi suhu dan kelembapan yang tak stabil dapat mengiritasi saluran pernapasan dan meningkatkan kemungkinan penularan infeksi.

Menurut Alodokter, batuk adalah reaksi tubuh terhadap gangguan saluran pernapasan, baik karena infeksi, alergi, atau paparan polusi. Di musim kemarau basah, ada beberapa jenis batuk yang lebih rentan dan harus diwaspadai:

1. Batuk Kering

Batuk kering ditandai dengan tidak adanya dahak. Biasanya disebabkan infeksi virus, seperti flu, atau iritasi dari debu dan polusi. Perubahan kelembapan yang tidak stabil pada musim kemarau basah dapat memperburuk gejala batuk kering, terutama pada penderita asma atau alergi. Batuk ini sering disertai gatal di tenggorokan dan dapat berlangsung lama.

2. Batuk Berdahak

Batuk berdahak mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan, sering akibat infeksi seperti bronkitis atau pneumonia. Lingkungan lembap dan berubah-ubah selama kemarau basah mempercepat pertumbuhan mikroba penyebab infeksi, memperburuk batuk berdahak.

3. Batuk Alergi

Kemarau basah meningkatkan paparan alergen seperti debu, jamur, dan serbuk sari, yang dapat tersebar akibat perubahan cuaca. Batuk alergi biasanya disertai bersin, hidung tersumbat, dan gatal pada mata. Batuk ini berlanjut selama ada paparan alergen dan tidak selalu merespons obat batuk biasa.

4. Batuk Kronis

Batuk yang berlangsung lebih dari delapan minggu disebut batuk kronis. Pada musim kemarau basah, batuk ini bisa memburuk, terutama pada penderita penyakit paru kronis seperti asma, bronkitis kronis, atau GERD. Kelembapan tinggi, perubahan suhu mendadak, dan lingkungan yang tidak bersih menjadi penyebab utama.

Untuk menghadapi musim kemarau basah, masyarakat disarankan menjaga kesehatan tubuh, menghindari paparan debu dan polusi, serta segera berkonsultasi jika batuk bertahan lebih dari satu minggu. Penanganan cepat mencegah komplikasi, terutama pada anak-anak, lansia, dan penderita penyakit penyerta. (BMKG/Alodokter/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya