Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
GUR Honorer asal Konawe Selatan (Konsel) di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Supriyani yang sementara menjalani sidang sidang kedua kini mendapatkan teror. Mobil yang sering dia tumpangi yakni mobil dinas Camat Baito, Konawe Selatan, Sudarsono, ditembak orang tak dikenal (OTK) saat melintas di depan SDN 3 Baito pada Senin (28/10/2024).
Akibat kejadian ini, kaca bagian tengah mobil minibus warna putih yang ditumpangi Supriyani, retak akibat hantaman peluru. Beruntung, tidak ada korban jiwa atau luka akibat kejadian naas tersebut.
Sebelumnya, mobil tersebut diketahui sering digunakan untuk mengantar Supriyani, seorang guru honorer SDN 3 Baito yang dituduh menganiaya siswanya. Supriyani diduga menganiaya anak polisi dan selama proses persidangan, ia tinggal di rumah Camat Baito untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Kuasa hukum Supriyani, Andre Dermawan, menyebut, mobil tersebut dikemudikan oleh Kepala Desa Baito saat hendak pulang ke Kantor Camat. Di tengah perjalanan, tepatnya di depan SDN 3 Baito, terdengar suara tembakan yang mengakibatkan kaca mobil pecah.
“Saat itu Pak Desa sedang mengendarai mobil, tiba-tiba mendengar suara bunyi yang sangat keras. Setelah itu dia keluar dan melihat ada orang tak dikenal berbaju putih lari ke semak-semak. Hanya pelakunya tidak dapat,” beber Andre.
Pihaknya akan melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian agar pelaku segera ditangkap. Andre belum dapat memastikan apakah penembakan ini terkait dengan perlindungan yang diberikan kepada Supriyani, namun ia mengakui bahwa situasi di rumah Supriyani tidak kondusif. “Kita lihat memang tidak kondusif Supriyani tinggal di rumahnya. Jadi, kita bawa di rumah Pak Camat Baito agar menghindari kejadian yang tidak diinginkan,” tandas Andre.
Sementara itu, Supriyani sang guru honorer di SD Negeri 4 Baito sempat mencurahkan isi hatinya melalui buku hariannya usai didakwa menganiaya murid kelas I A ditempat ia mengajar. Dalam kasus menimpanya, Supriyani mencurahkan keluh hatinya dalam buku hariannya selama proses hukumnya berjalan.
Ia juga semasa menjalani penahanan di Lapas Perempuan Kendari sebelum ditangguhkan penahanannya, sang guru mencurahkan isi hatinya melalui dalam buku hariannya itu. Isi curhatan Supriyani guru honorer SDN 4 Baito dia tuangkan dalam buku hariannya.
Kutipan harian
Berikut kutipan dari harian Supriyani.
"Pada hari Rabu 16 Oktober 2024 saya pengacara dan penyidik menghadiri undangan jaksa. Saya harus ditahan menunggu persidangan. Saya di tahan di LPP Kendari. Setelah mendengar putusan Jaksa hati ini sakit teriris bercucuran air mata karena saya harus meninggalkan anak dan keluargaku dan harus meninggalkan pekerjaanku sebagai guru. Apalagi saat ini saya sedang mengikuti PP6 dan mendaftar P3K yg sebentar lagi akan tes," tulisnya.
"Ya Allah!! Berikanlah kesabaran dan kekuatan untuk hamba dan keluarga hamba. Berikan kemudahan dan kelancaran untuk menyelesaikan masalah yang engkau berikan kepada hamba. Engkau tau ya Allah hanya Engkau yang Maha Melihat dan Maha Mendengar. Hambamu ini tidak bersalah hambamu ini telah difitnah," sambung Supriyani.
"Ya Allah! Bebaskanlah hamba dari sini dan pulangkanlah hamba bersama keluarga hamba. Ya Allah, berikanlah hidayah dan balasan hukuman untuk orang yang telah menfitnah dan menzolimi hamba ya Allah.... AMIN," tandas Guru Honorer ini.
Saat ini, Supriyani tengah menjalani persidangan di meja hijau Pengadilan Negeri Andoolo Konawe Selatan. Guru honorer ini didakwa Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Konawe Selatan atas dugaan penganiayaan seorang mudir kelas IA yang merupakan anak seorang polisi.
Di sela-sela sidang pembacaan eksepsi di Pengadilan Negeri Andoolo, Senin (28/10/2024), Supriyani membenarkan perihal catatan pribadinya yang tersebar di jejaring media sosial. "Iya benar catatan tangan saya. Saya menulis pada saat kasus ini mulai bergulir. Juga saat saya ditahan," ungkap ibu dua anak ini.
Curhatan hati yang disampaikan melalui tulisan itu, kata Supriyani untuk mengingatkan ia akan persoalan yang sedang dihadapinya. "Saya tulis ini untuk mengingatkan diri saya, karena waktunya sudah cukup lama," tutur Supriyani.
Kata dia, tulisan itu ditulisnya dalam keadaan hati dan jiwa yang terguncang dan sedih. Supriyani berharap apa yang saat ini dituduhkan kepadanya cepat berakhir dan tidak terbukti. "Mudah-mudahan persidangan ini yang terakhir dan bisa selesai. Bisa aman, bisa bertugas kembali di sekolah. Karena semua yang dituduhkan tidak benar adanya," ujar Supriyani. (S-1)
PEMERASAN terhadap guru Supriyani di Sulawesi Tenggara mendapat sorotan dari Senayan
JAKSA penuntut umum (JPU) Kejari Konawe Selatan mengajukan vonis bebas bagi guru honorer Supriyani yang ditangkap atas dugaan penganiayaan anak polisi.
KASUS guru honorer SD Negeri 4 Baito di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Supriyani, terus berlanjut.
Kasus guru honorer  Supriyani yang dilaporkan terkait dugaan kekerasan terhadap salah seorang siswa di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), berakhir damai.
Kuasa hukum guru honorer Supriyani, menyebut ada orang yang mengaku sebagai pihak perlindungan anak dan perempuan, mengklaim bahwa Kejari Konsel meminta uang Rp15 juta.
Lebih lanjut, Sahroni juga meminta Polda Sultra untuk menjadikan keadilan restoratif (restorative justice) sebagai pilihan pertama dalam menyelesaikan kasus ini.
KAPOLRES Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal mengatakan saat ini pihaknya telah berhasil mengidentifikasi para pelaku pembubaran paksa diskusi di Hotel Grand Kemang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved