Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
CUACA ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih berpotensi di sejumlah daerah di Jawa Tengah Rabu (23/10), banjir air laut pasang (rob) pada pukul 01.00-04.00 WIB merendam daerah di Pantura, bahkan fenomena hujan es juga dimungkinkan terjadi di musim pancaroba ini.
Pemantauan Media Indonesia Rabu (23/10) cuaca cerah dan berawan berlangsung di Jawa Tengah pada pagi, namun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ini akan berubah pada sore-awal malam yakni hujan ringan-lebat terutama di kawasan pegunungan dan dataran tinggi wilayah tengah dan timur.
Potensi cuaca ekstrem masih akan berlangsung di sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Boyolali, Sragen, Purwodadi dan Blora. "Dampak cuaca ekstrem tersebut mengancam munculnya bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir dan angin puting beliung," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Risca Maulida Rabu (23/10).
Berdasarkan pengamatan satelit cuaca pukul 05.30 WIB, lanjut Risca Maulida, potensi hujan ringan-sedang juga masih akan mengguyur sejumlah daerah seperti Mungkid, Karanganyar, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Ungaran, Temanggung, Kajen, Slawi, Brebes, Magelang dan Ambarawa, sedang hujan ringan di Cilacap, Kebumen, Purworejo, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Demak, Pemalang, Surakarta, Salatiga, Tegal, Bumiayu dan Majenang.
"Angin pada umumnya bertiup dari arah barat-timur laut berkecepatan 03-30 kilometer per jam, suhu udara berkisar 18-35 derajat celsius dengan kelembapan udara 45-95 persen," tutur Risca Maulida.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Winda Ratri mengungkapkan di masa pancaroba yakni perubahan cuaca dari musim kemarau ke penghujan ini, fenomena hujan es dimungkinkan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti di Mojosongo (Solo) pada Senin (21/10) lalu.
Fenomena hujan es tersebut, menurut Winda Ratri, karena belum semua wilayah Jawa Tengah memasuki musim penghujan, sebagian besar masih berada di masa peralihan yakni adanya awan Cumulonimbus yang tumbuh cukup tinggi hingga mencapai lapisan suhunya 0 derajat (reezing level) dan uap air terdorong ke atas dari udara yang naik cukup kuat, dengan labilitas yang juga tinggi.
Dipengaruhi labilitas udaranya yang cukup kuat, naik sampai ke lapisan freezing level, ujar Winda Ratri, sehingga massa udara atau airnya berkondensasi dan kemudian bisa terbentuk menjadi es, ketika awan sudah cukup jenuh dan tidak dapat lagi menampung air maka hujan akan turun. "Partikel ini ikut turun dan ketika sampai di daratan belum sepenuhnya cair maka bisa terjadi hujan es," tambahnya.
Sementara itu pemantauan lainnya banjir rob juga kembali merendam sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Semarang dan Demak dengan ketinggian bervariasi 20-100 centimeter, rob datang pada umumnya pada dini hari pukul 01.00-04.00 WIB, namun kembali menyusut memasuki pagi sehingga warga berada di pesisir harus terus waspada.
Menurut Sundari,40, warga Sayung, Kabupaten Demak banjir rob pada dini hari ini cukup mengganggu aktivitas warga terutama mereka yang beraktivitas pada jam itu seperti pedagang di pasar pagi, karena jalan keluar masuk desa terendam banjir. "Saya terpaksa ke pasar sebelum tengah malam untuk menghindari rob dan pulang ketika air sudah surut," imbuhnya. (H-2)
Pada pagi cuaca umumnya cerah-berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mengguyur tersebar tidak merata.
Sembilan daerah di Jawa Tengah masih berpotensi hujan sedang-lebat, bahkan dapat meningkat menjadi ekstrem sehingga diminta warga tetap waspada.
Hujan yang masih terjadi pada Mei 2025 disebabkan oleh dinamika atmosfer yang belum stabil dan sehingga mengakibatkan fenomena kemarau basah.
Cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi di 27 daerah terutama kawasan pegunungan, dataran tinggi, Solo Raya dan Jawa Tengah bagian selatan.
Cuaca ekstrem masih berpotensi di 12 daerah di Jawa Tengah, diminta warga untuk waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.
Cuaca ekstrem berpotensi di Jawa Tengah terjadi di sejumlah daerah di kawasan pegunungan, dataran tinggi, dan pantura bagian barat-timur.
BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca sepekan ke depan, menyusul terbentuknya sistem tekanan rendah dan aktivitas dinamika atmosfer yang meningkat di wilayah Indonesia.
BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut mayoritas kota besar di Indonesia akan dilanda hujan disertai petir pada hari ini, Minggu, (23/3).
Siklon tropis ini terpantau di Samudra Hindia Selatan Pulau Jawa dan menyebabkan angin Baratan yang menguat di wilayah Jawa Tengah.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau berbagai fenomena atmosfer yang diperkirakan akan mempengaruhi cuaca ekstrem di Indonesia dalam sepekan ke depan.
Wilayah diprakirakan mengalami hujan disertai petir, seperti Jambi; Pontianak, Kalimantan Barat; Palangkaraya, Kalimantan Tengah; Tanjung Selor, Kalimantan Utara; dan Merauke.
BMKG melaporkan bahwa saat ini Indonesia tengah dikepung oleh dua bibit siklon tropis aktif yang berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap cuaca ekstrem di berbagai wilayah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved