Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
KONDISI warga terdampak banjir di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh semakin mengkhawatirkan. Setelah pemukiman mereka terendam dan sempat terkurung air bah, kini timbul lagi persoalan lain yang lebih parah.
Ratusan warga korban terdampak banjir itu tersebar Kecamatan Matangkuli, Pirak Timu, Tanah Luas dan Kecamatan Lhok Sukon. Kini mereka mengalami krisis stok bahan pokok.
Pasalnya aktivittas roda perekonomian terhenti. Ratusan lahan sawah baru sepekan ditanami rusak diterjang banjir.
Baca juga : Setelah Diterjang Banjir, 200 Ha Lahan Sawah di Aceh Utara Rusak
Kesulitan itu diperparah setelah minimnyan perhatian bantuan pemerintah, pihak terkait lainnya. Apalagi kehidupan warga imbas banjir itu laksana ditengah danau.
Untuk bertahan hidup, mereka hanya mengandalkan beras dan bahan pokok yang masih tersisa di rumah sebelum banjir. Kini berbagai stok bahan makanan atau kebutuhan pokok lainnya sudah menipis dan terancam habis.
Zulfadli, tokoh muda Kecamatan Matangkuli, Rabu (9/10) mengatakan, sejak kawasan setempat dilanda banjir pada hari Kamis pekan lalu, setiap Kampung (desa) baru satu zak beras ukuran 50 kg, satu kota minyak goreng kemasan dan beberapa kotak popok anak yang diterima warga. Itupun baru hari Selasa (8/10) kemarin disalurkan ke desa-desa lokasi banjir.
Baca juga : 17 Desa Di Aceh Utara Terendam Banjir
"Hanya beras satu zak, minyak goreng kemasan satu kotak dan popok yang diterima satu desa. Yang lain tidak ada. Kini beras bantuan itu pun sudah habis untuk dapur umum" tutur Zulfadli.
Dikatakan Zulfadli, pihaknya bersama ratusan korban banjir di Kecamatan Matangkuli, Tanah Luas, Pirak Timu dan Kecamatan Lhok Sukon, sangat kecewa terhadap pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pihak di berbagai tingkatan hanya seperti sibuk mengurus pemilihan kepala daerah.
Sehingga musibah banjir yang sangat terkait dengan keselamatan jiwa manusia terkesan terabaikan begitu saja. Itu terlihat dari minimnya merespon dan tindakan nyata dari para pimpinan pemerintah.
Baca juga : Banjir Di Pidie, Lahan Sawah Palawija Terancam Gagal Tanam
Adapun catatan Media Indonesia, sekitar 25 desa di Kecamatan Matangkuli, Tanah Luas, Pirak Timu dan Lhok Sukon terendam banjir. Adapun perkampungan warga yang paling parah hingga terisolasi atau terkurung ditengah banjir itu tersebar di Kecamatan Matangkuli.
Antara lain adalah Desa Tanjung Haji Muda, Lawang, Alur Thoe, Meunje, Pante, Alue Entok dan Desa Tumpok Barat. Untuk ekses keluar atau menuju pusat pasar kecamatan, mereka harus menggunakan sampat kayu.
Itupun harus di nahkodai oleh mereka yang berpengalaman. Karena jumlah kenderaan air itu sangat terbatas, maka harus bargantiaan penggunaan nya. (H-2)
Mou diteken antara Pemkab Bogor- Pemkab Jawa Barat (Jabar)- Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), di Pendopo Bupati Cianjur, Selasa (12/8).
Dari Pemkab Bogor, penandatanganan dilakukan langsung oleh Bupati Bogor Rudy Susmanto dan dari Provinsi Jabar oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi atau KDM (Kang Dedi Mulyadi).
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai potensi banjir di wilayah Jabodetabek.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
KOTA Sukabumi, Jawa Barat, kembali diterjang bencana hidrometeorologi, Sabtu (9/8) malam.
BANJIR menerjang permukiman warga di wilayah Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok,Jawa Barat, tepatnya di Perumahan Griya Alif.
Warga diimbau mewaspadai berbagai kemungkinan buruk. Apalagi warga yang tempat tinggal pada radius lebih dekat dengan aliran sungai.
PETANI di kawasan Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Selasa (26/11), sibuk mempercepat pengolahan tanah sawah.
Dapur umum akan melayani kebutuhan makan para korban 3 kali sehari. Jumlah warga yang akan tertangani sebanyak 3.283 orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved