Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEHADIRAN Posyandu Kampung Baros di Kampung Baros, Distrik Klasafet, Sorong, Papua Barat telah mengikis kekhawatiran masyarakat ihwal kurang gizi atau gizi buruk pada anak-anaknya.
Pasalnya, Posyandu yang berdiri sejak lima tahun lalu telah memberikan pelayanan lengkap untuk anak-anak yang tinggal di kampung tersebut.
Kepala Distrik Klasafet Femmy Ketherina Momot menyatakan, Posyandu Kampung Baros aktif melakukan pelayanan kepada anak-anak masyarakat di Kampung Baros.
Baca juga : Angka Prevalensi Stunting di Kota Sukabumi Sebesar 26,9%
"Kita di Distrik Klasafet mempunyai Posyandu yang aktif setiap bulannya melayani. Di sini aktif, ada Posyandu untuk lansia juga ada, jadi setiap bulan aktif," ujarnya kepada pewarta di Posyando Kampung Baros, Sabtu (14/9).
Femmy menambahkan Posyandu Kampung Baros saat ini melayani 20 anak-anak melalui pelayanan lima meja, yakni mencakup meja satu, pendaftaran; meja 2, penimbangan; meja 3, pengisisan Kartu Menuju Sehat (KMS); meja 4, penyuluhan kesehatan; dan meja 5, pelayanan kesehatan.
Selain memberikan pelayanan lima meja, Posyandu Kampung Baros turut melayani pemeriksaan kesehatan ibu hamil. Pemeriksaan itu, kata Femmy, dilakukan oleh bidan dan perawat dari Puskesmas sekitar.
Baca juga : Penurunan Prevalensi Stunting 14% Hanya Target Ambisius dan Sulit Direalisasikan
Perkembangan Posyandu Kampung Baros tak luput dari bantuan dan dukungan yang diberikan oleh PT Pertamina (Persero). Perusahaan disebut memberikan dukungan dan bantuan berupa pelatihan pada kader Posyandu hingga pembekalan kepada masyarakat.
"Ada bantuan dari Pertamina kepada Posyandu berupa timbangan digital, timbangan bayi, timbangan gantung, timbangan untuk ibu hamil juga ada, dan permainan untuk anak-anak. Ada juga tempat tidur partus, itu dari Pertamina," jelas Femmy.
Ia menjelaskan, selama aktif memberikan pelayanan, anak-anak di Kampung Baros tak ada yang pernah tercatat mengalami tengkes atau stunting. "Di Klasafet untuk stunting tidak ada. 2023 awal itu ada yang gejala, tapi sudah ditangani, tiga orang. Tapi anaknya sudah ditanggulangi, sudah tidak masuk kategori atau mengarah ke stunting lagi," urai Femmy.
Baca juga : Pemkot Sorong Gelar Rembuk Stunting, Cari Solusi Terbaik
Sementara itu, Relations Pertamina EP Papua Field Andi Njo, mengatakan dukungan dan bantuan yang diberikan ke Posyandu Kampung Baros merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
"Pada dasarnya bekerja sama dengan Puskesmas dan Posyandu setempat untuk memberikan pendampingan, terutama dalam kegiatan Posyandu di empat kampung, ini salah satunya di Kampung Baros," ujar dia.
Pertamina EP Field Papua, lanjut Andi, turut memberikan pelatihan mengenai parenting kepada kader Posyandu Kampung Baros untuk diteruskan kepada masyarakat sekitar. Itu dinilai penting untuk meningkatkan kesadaran terhadap pola asuh anak yang baik.
Baca juga : Pemerintah Galakkan lagi Program Posyandu Aktif di April 2023
Perusahaan juga memberikan bantuan tambahan pangan sehat kepada anak-anak dan masyarakat sekitar. Bantuan itu sejalan dengan upaya penguatan sekaligus memberdayakan potensi pangan lokal.
"Kita menyelenggarakan pelatihan untuk memberdayakan potensi pangan lokal, untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak di sini," kata Andi.
"Jadi gizi kurang dan gizi buruk itu jadi concern Pertamina untuk ditangani, salah satu yang kita lakukan adalah kita intens bekerja sama dengan Yayasan Kasuari, Posyandu setempat, dan Puskesmas, bagaimana caranya kita bisa meningkatkan status anak-anak ini dari gizi kurang atau gizi buruk menjadi gizi normal," tambahnya.
ASRP berfokus pada optimalisasi 1.000 hari pertama kehidupan bagi anak usia 0–23 bulan di wilayah perkotaan dan perdesaan, salah satunya di Kota Bogor, Jawa Barat.
bila dibandingkan tahun 2024 dengan 2023 maka stunting berhasil diturunkan dari 4,8 juta menjadi 4,4 juta atau berhasil menurun 357.705 balita.
DISPARITAS prevalensi stunting antara provinsi masih sangat besar. Provinsi Bali menjadi provinsi terbaik dalam hal penurunan stunting, bahkan jauh di bawah angka nasional.
PREVALENSI stunting pada kelompok Kuintil 1 (Q1) atau yang relatif miskin jauh lebih tinggi, sekitar 26%. Sementara di kelompok Kuintil 5 (Q5) atau kelompok yang relatif lebih kaya hanya 13%.
Kegiatan ini menjangkau 8 titik lokasi di Kabupaten Banyuwangi dan berkolaborasi dengan tiga Puskesmas: Genteng Kulon, Singojuruh, dan Gitik.
ANGKA prevalensi stunting Provinsi Jawa Timur (Jatim) berhasil mengalahkan Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Antara 25%–50% anak mengalami masalah tidur saat masa tumbuh kembang, yang dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Orangtua korban baru mengetahui selama ini baby sitternya suka memukul dan menganiaya anaknya.
Orangtua bisa mengajarkan anak yang sudah berusia di atas 2 tahun untuk membuang ingusnya sendiri.
MEMBELI sepatu untuk balita bisa menjadi hal yang menantang. Tak jarang, sepatu balita yang dibelikan orangtuanya kebesaran atau kekecilan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved