Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KETUA Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) Aryana Satrya menyebut permasalahan rokok berdampak pada terjadinya stunting pada anak.
"Biasanya orang yang merokok apalagi dia miskin ataupun pas-pasan, maka pengeluarannya lebih dipakai untuk rokok dibanding untuk membeli
makanan yang bergizi sehingga anaknya menjadi stunting," kata Aryana dalam acara workshop media bertajuk Advokasi Tobacco Tax dan Tobacco Control, di Jakarta, Rabu (23/7).
Sementara, dampak secara langsung, yakni jika asap rokok terhirup oleh ibu hamil, kemudian zat karsinogenik asap rokok masuk ke sirkulasi darah janin dan mengganggu pusat otak janin, maka dampaknya pertumbuhannya terganggu dan mengakibatkan stunting.
"Melalui asap rokok, zat-zat karsinogenik asap rokok terhirup oleh ibu yang perokok pasif, ibu yang mengandung. Kemudian, masuk ke sirkulasi darah janin dan mengganggu pusat otak janin tersebut," kata dia.
Berdasarkan riset PKJS UI pada 2018, ditemukan bahwa perilaku merokok orangtua juga berpengaruh terhadap inteligensia anak.
Selain itu, tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
"Kemudian, ada pengukuran inteligensia, ternyata juga keluarga perokok ini anak-anaknya lebih cenderung stunting, kesehatannya lebih terganggu, IQ-nya lebih rendah," kata Aryana.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau dan Penyakit Paru Direktorat Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Benget Saragih mengatakan untuk mencegah perokok anak, peran orangtua sangat penting sebagai teladan yang baik bagi anak.
"Kalau orangtuanya enggak merokok, 89% anak enggak merokok. Sisanya, masih ada sekitar 11% anak bisa merokok karena pengaruh teman. Jadi, kalau orangtuanya bilang merokok itu berbahaya, tapi orangtuanya merokok, anak pasti tidak mendengar. Anak akan jawab bapak saja
merokok," katanya.
Kementerian Kesehatan terus melakukan perlindungan terhadap anak-anak untuk tidak merokok atau berhenti merokok agar target Indonesia Indonesia Emas 2045 dapat tercapai.
"Memang ini yang kita harus kendalikan, sehingga nanti cita-cita untuk mencapai generasi emas itu tercapai 2045. Karena mereka-mereka
ini akan menjadi generasi penerus negara kita ini," katanya.
Menurutnya, perlu kolaborasi lintas sektoral dalam upaya pengendalian tembakau di Indonesia.
"Karena pengendalian tembakau tidak bisa dikerjakan oleh Kementerian Kesehatan. Harus kolaborasi dari semua pihak," pungkas Benget. (Ant/Z-1)
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara membakar salah satu ujung rokok dan mengisap asapnya melalui ujung lainnya.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara menghirup asap melalui mulut, lalu menghembuskannya keluar dari mulut atau hidung.
Membangun komunikasi terbuka dan transparan berdasarkan penelitian ilmiah menawarkan peluang nyata untuk memengaruhi pilihan gaya hidup merokok di antara penduduk Indonesia.
rancangan peraturan daerah (raperda) kawasan tanpa rokok (KTR) di Jakarta, salah satunya memuat denda merokok di tempat umum di DKI Jakarta yang mencapai Rp250 Ribu.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved