Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
INFLASI di Sumatra Barat sebesar 4,04% masuk ke dalam jajaran 10 besar inflasi tertinggi di Indonesia.
Guna menyikapi hal tersebut, Gubernur Sumbar Mahyeldi pun memberikan arahan dan langkah strategis.
Baca juga : BPS: Indeks Harga Produsen Naik 0,64% di Triwulan Kedua 2024
Mahyeldi yang akrab disapa Buya ini menyatakan perlunya langkah konkret dalam mengendalikan inflasi di Sumbar.
Baca juga : Inflasi Saat Lebaran 2024 Terendah sejak 2021
“Sumatra Barat untuk Juni ini, termasuk yang tertinggi inflasinya, di nomor empat, 4,04%. Tahun 2023 termasuk yang terbaik, sekarang gantian. Insya Allah ini akan segera ditekan dalam bulan-bulan selanjutnya. Maka dari itu, dibutuhkan langkah yang konkret dalam mengatasi ini,” ungkap Buya, panggilan akrab gubernur, beberapa waktu lalu.
Mahyeldi melanjutkan, terdapat sepuluh daerah di Sumbar yang mengalami penurunan indeks perkembangan harga. Hasil ini didapat dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Senin (29/7) lalu.
Baca juga : Inflasi di Provinsi Lampung pada Maret Terjaga
“Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi dan komunikasi antar kabupaten/kota sebagai upaya kita dalam menekan angka inflasi di Sumbar,” lanjut Mahyeldi.
Baca juga : BPS: Inflasi Beras Mulai Melemah
Mahyeldi pun memberikan beberapa strategi dan arah kebijakan untuk menyikapi inflasi ini, seperti menindaklanjuti hasil Rakornas Inflasi Mingguan oleh Kemendagri, memfasilitasi distribusi dan pasokan pangan strategis, dan menambah daerah sentra produksi tanaman pangan baru.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar, M Abdul Majid Ikram, menjelaskan pentingnya memahami potensi bencana alam di Sumbar, terutama di daerah produksi strategis pangan. Potensi bencana alam ini berpeluang merusak lahan pertanian dan infrastruktur pendukung.
“Satu hal yang menarik bagi saya, Sumatra Barat ini termasuk wilayah yang masuk kategori rawan bencana. Untuk itu, kita harus fokus dalam manajemen ekonomi yang berbasis potensi bencana. Dibutuhkan perbaikan secara struktural untuk lahan pertanian pascabencana dan tentu butuh dukungan pemerintah,” jelas Abdul. (J-3)
Harga sayuran, di antaranya seluruh jenis cabai, harganya turun.
Usai pemilu dan jelang Ramadan, sejumlah komoditas terpantau mengalami kenaikan. Salah satu yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi ialah bawang merah.
TIAP hari harga berbagai kebutuhan pokok terus naik di Pasar Tradisional Kota Depok, Jawa Barat (Jabar). Harga kebutuhan pokok yang terus naik usai pemilu ini membuat masyarakat Kota Depok,
komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga antara lain beras premium, beras medium, kedelai biji kering (impor), tepung terigu (curah), minyak goreng curah
Pemerintah seharusnya melakukan inspeksi sidak dan pengawasan post market secara berkala, bukan hanya ketika timbul suatu kasus.
SAAT matahari terbenam di Bosphorus, antrian panjang terbentuk di sebuah jalan di Istanbul saat orang-orang menunggu buka puasa. Di sana telah tersedia makanan untuk berbuka puasa
Pada komoditas telur ayam misalnya, saat ini harganya kisaran Rp27.600 dari sebelumnya Rp27.800 per kg.
Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.
KELOMPOK Tani Kopi Wanoja Jawa Barat mengekspor tujuh ton kopi Arabika secara langsung ke Arab Saudi, Kamis (22/2).
Bersamaan naiknya harga sejumlah cabai dan bawang, terdapat juga komoditas yang harganya turun. Di antaranya tomat kecil dari Rp8 ribu menjadi Rp6 ribu per kg dan tomat besar dari Rp10 ribu
Harga beberapa barang komoditas pangan yang perlahan bergerak naik menjelang bulan puasa.
Berbagai skenario yang diupayakan Kementrian Perdagangan agar harga bahan pangan tetap stabil menjelang ramadan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved